Anak-anak yang Berpotensi Melakukan Bunuh Diri di Masa Depan Bisa Diprediksi? Begini Upaya Pencegahannya

By Kirana Riyantika, Sabtu, 22 Mei 2021 | 08:25 WIB
Ilustrasi anak mengalami depresi (Pixabay)

"Dan hal terpenting yang dapat Anda ajarkan kepada seorang anak adalah rasa hubungan dengan komunitas mereka. Mudah-mudahan, akan segera menjadi lebih dapat diterima untuk menciptakan fondasi kesehatan sosial-emosional sebelum mengkhawatirkan skor pada tes kimia," ujar Peterson.

Selain guru, tokoh penting yang sangat berperan dalam upaya pencegahan bunuh diri sedari dini adalah orangtua.

Penelitian pada Februari 2020 menunjukkan bahwa orangtua sebagian besar tidak menyadari perilaku upaya melukai diri sendiri atau pikiran bunuh diri pada anaknya.

Baca Juga: Singgung Soal Kematian, Istri Vicky Prasetyo Langsung Berderai Air Mata di Depan Ibunya karena Ini, 'Aku Sedih Banget'

Ditemukan juga bahwa konflik keluarga dan kurangnya pengawasan orangtua dikaitkan dengan kasus ini.

Beberapa tanda anak yang berisiko tinggi melakukan bunuh diri diantaranya menarik diri dari teman sepermainan, suasana hati yang tertekan atau perubahan suasana hati yang drastis, peningkatan penggunaan narkoba atau alkohol dan penggunaan harta secara berlebihan.

Anak kecil mungkin secara konsisten menggambar gambar gelap atau kekerasan. 

Anak-anak mungkin bersuara bahwa mereka ingin menyakiti diri sendiri. 

"Satu studi yang kami lakukan membandingkan faktor-faktor yang terkait dengan bunuh diri pada anak usia 5 hingga 11 tahun hingga 12 hingga 14 tahun menemukan bahwa sekitar 30 persen dari anak usia 5 hingga 11 tahun menyatakan mereka ingin bunuh diri sebelumnya. mati karena bunuh diri, "kata Dr. Sheftall. 

"Jika seorang anak mengatakan mereka ingin bunuh diri, berapa pun usianya, mereka harus dianggap serius setiap saat," tambahnya.