Nakita.id – Mitos vs fakta kehamilan tentang olahraga saat sedang mengandung, ini penjelasannya.
Menjaga kesehatan merupakan hal yang penting dilakukan, terutama ketika hamil.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan, mulai dari mengonsumsi makanan yang bergizi hingga berolahraga.
Kendati demikian, berembus kabar bahwa ibu hamil dilarang untuk berolahraga.
Pasalnya, hamil disebut-sebut dapat membuat tubuh rentan cedera.
Lantas, benarkah hal tersebut?
Supaya tidak simpang siur, yuk simak penjelasannya berikut ini.
Melansir dari WebMD, mitos vs fakta kehamilan tentang tubuh lebih rentan cedera saat berolahraga ternyata benar adanya, Moms.
Hal itu disebabkan oleh hormon yang diproduksi oleh tubuh, bernama relaksin.
Hormon tersebut didesain untuk membantu melubrikasi sendi, sehingga mempermudah proses melahirkan.
Nah, ketika sendi terlalu "longgar", risiko cedera pun meningkat.
Oleh karena itu, wanita hamil disarankan untuk tidak melakukan latihan yang terlalu banyak, yang bisa membebani sendi.
Selain itu, terdapat beberapa kondisi yang membuat ibu hamil dilarang berolahraga.
Asma
Jika memiliki riwayat asma, Moms harus lebih berhati-hati karena olahraga bisa membuat paru-paru bekerja lebih keras dan menyebabkan keletihan.
Bahkan, dalam kondisi yang parah, olahraga bisa merangsang penyempitan saluran napas dan sirkulasi oksigen ke janin berkurang.
Hipertensi
Kondisi berikutnya yang dilarang untuk berolahraga adalah ibu hamil dengan hipertensi.
Hal ini disebabkan lantaran olahraga jantung bekerja keras, sehingga tekanan darah bisa meningkat ke skala yang berbahaya.
Demam
Apabila suhu tubuh tidak normal apalagi demam, jangan sekali-sekali nekat berolahraga.
Pasalnya, kondisi tersebut bisa membuat ibu hamil lemas, sakit kepala, bahkan dehidrasi.
Pengidap jantung
Terakhir, ibu hamil dengan riwayat penyakit jantung juga dilarang berolahraga.
Sebab, olahraga bisa membuat kerja jantung menjadi terlalu keras.
Nah, itu dia Moms mitos vs fakta kehamilan tentang olahraga saat mengandung.
Semoga tercerahkan ya, Moms!