Demi Mengejar Ketertinggalan yang Terjadi Selama Proses Pembelajaran Jarak Jauh, Kemendikbud Akhirnya Lakukan Hal Ini

By Shinta Dwi Ayu, Sabtu, 10 Juli 2021 | 12:15 WIB
Begini cara Kemendikbud mengejar ketertinggalan para siswa. (Freepik)

Nakita.id – Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) merupakan suatu kegiatan yang kini wajib dilakukan oleh para guru dan siswa hampir setiap harinya.

PJJ ini diadakan agar anak-anak di Indonesia tetap masih bisa mengenyam bangku pendidikan di tengah kondisi pandemi Covid-19.

Pandemi Covid-19 merupakan suatu musibah yang sebelumnya tidak pernah dirasakan oleh setiap negara termasuk Indonesia.

Baca Juga: Kini Terpaksa Harus Ditunda, Kemendikbud Berlakukan Dua Opsi Terkait dengan Rencana Sekolah Tatap Muka Saat Pandemi

Adanya pandemi ini membuat kebiasaan-kebiasaan di banyak negara mengalami perubahan yang drastis.

Salah satunya adalah kebiasaan belajar di sekolah secara tatap muka yang harus terpaksa diberhentikan semenjak adanya kasus Covid-19 ini di Indonesia.

Adanya pandemi Covid-19 tidak memungkinkan bahwa sekolah digelar secara tatap muka, pasalnya dikhawatirkan sekolah menjadi tempat penularan virus tersebut.

Akhirnya mau tidak mau hingga sampai saat ini seluruh siswa sudah berusaha membiasakan diri untuk menjalani PJJ tersebut di rumah masing-masing.

Hampir dua tahun berjalan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menilai bahwa proses PJJ selama ini membuat banyak siswa mengalami ketertinggalan.

Karena selama proses PJJ ini para tenaga pengajar tidak mampu optimal memberikan materi pembelajaran yang ada karena banyaknya kendala.

Nadiem pun bertekad untuk mengejar ketertinggalan tersebut dengan melakukan uji coba sekolah tatap muka terbatas yang akan diberlakukan pada bulan Juli ini seharusnya.

Baca Juga: Bagaimana Nasib Rencana Sekolah Tatap Muka Setelah PPKM Usai? Begini Kata Kemendikbud

Namun rencana tersebut nampaknya harus ditunda karena kasus Covid-19 yang lagi-lagi meningkat.

Akan tetapi menurut Drs. Mulyatsyah, M.M, Direktur Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, dalam peliputan khusus yang dilakukan bersama Nakita.id, mengungkapkan bahwa sebenarnya uji coba sekolah tatap muka terbatas ini tetap dilaksanakan demi mengejar ketertinggalan yang terjadi.

Namun memang saat ini harus ditunda karena masih adanya penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Drs. Mulyatsyah, M.M menekankan, bagi daerah yang tidak menerapkan PPKM pada bulan Juli ini diperkenankan untuk melakukan opsi sekolah tatap muka secara terbatas atau bisa juga tetap menerapkan PJJ.

“Nah ini merupakan sebuah tantangan bagi kita, karena sekali lagi saya katakana PPKM darurat ini hanya berlaku sementara dan mudah-mudahan tidak diperpanjang, mudah-mudahan tidak beralih ke provinsi dan pulau-pulau lain. Bagi daerah-daerah yang tidak menerapkan PPKM di Juli besok sudah bisa melakukan opsi sekolah tatap muka terbatas baik itu PPM atau pun PJJ,” ungkap Drs. Mulyatsyah, M.M dalam wawancara mendalam bersama Nakita.id, Rabu (07/07/2021).

Baca Juga: Sadar Betul Pentingnya Pendidikan untuk Anak, Donita Bongkar Rahasianya Sudah Hunting Sekolah untuk Si Kecil Sejak Baru Menikah

Namun bagi daerah-daerah yang masih darurat mau tidak mau tetap harus melakukan proses pembelajaran secara daring Moms.

“Bagi daerah-daerah yang masih darurat sesuai dengan kebijakan pemerintah maka proses pembelajaran masih harus dilakukan secara daring. Jadi intinya di Juli 2021 tahun ajaran baru itu akan tetap dimulai namun pola pelaksanaannya pasti akan berbeda-beda seuai dengan kondisi di daerah masing-masing,” tutup Drs. Mulyatsyah, M.M.