Kenali Gejala dan Cara Mengatasi Long Covid-19 pada Anak, Dokter Sebut Rentang Usia Segini yang Paling Banyak Kasusnya

By Gabriela Stefani, Senin, 19 Juli 2021 | 12:52 WIB
Gejala long covid-19 pada anak (Nakita.id)

Nakita.id - Apakah anak juga bisa mengalami long covid-19?

Perlu diketahui bahwa infeksi covid-19 ini tidak hanya kematian saja.

Tetapi juga bisa muncul gejala yang menetap atau disebut dengan long covid-19.

Long covid-19 sendiri merupakan kondisi saat seseorang masih mengalami gejala covid-19 meskipun sudah dinyatakan sembuh.

Baca Juga: Orangtua Wajib Tahu Apa yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan Anak Baik Sebelum Hingga Sesudah Vaksinasi Covid-19

Dan beberapa orang dewasa mengakui mengalami long covid-19 ini meski sudah dinyatakan terbebas dari virus corona.

Dan rupanya long covid-19 ini juga bisa dialami oleh anak-anak.

Hal ini terbukti dalam penelitian di Italia saat kasus di sana sedang tinggi-tingginya.

Seorang dokter anak dr. Rouli Nababan, SpA dalam wawancaranya bersama Nakita.id menjelaskan bagaimana long covid-19 pada anak di Indonesia.

dr. Rouli Nababan, SpA - Dokter spesialis anak di OMNI Hospital Pulomas dan KiddieCare Centre Sunter

dr. Rouli mulanya menjelaskan bahwa long covid-19 pada anak ini memang ada dan sudah ada penelitiannya pada rumah sakit di Italia saat kasus di sana sedang tinggi.

"Ternyata 52,7% pasien anak yang terkena covid di sana mengalami gejala prestiten kurang lebih sampai 120 hari," jelas dokter anak yang berpraktik di OMNI Hospital Pulomas.

Dan gejala yang masih menetap pada pasien covid-19 pada anak yang alami long covid salah satunya batuk.

Gejala cepat lelah, nyeri otot, nyeri sendi, atau masalah pernapasan seperti sesak juga sesekali bisa dirasakan.

Baca Juga: Ternyata Anak-anak Juga Bisa Punya Komorbid yang Akan Berisiko Kalau Sampai Terpapar Virus Corona, Inilah Daftar Komorbid Pada Anak

"Di Swedia juga sama kadang sampai 6 bulan setelah infeksi masih ada keluhan," jelas dokter yang juga praktik di KiddieCare Centre Sunter.

Dan rata-rata anak yang mengalami long covid ini terjadi di usia yang cukup besar yaitu 9-15 tahun.

Ketika terjadi long covid-19 ini, dr. Rouli menyebutkan bahwa tidak dibutuhkan isolasi mandiri lagi karena sudah melewati 2 minggu.

"Sebenarnya setelah melewati 2 minggu itu diharapkan memang virusnya sudah mati," jelas dokter anak yang kerap membagikan informasi seputar kesehatan anak di akunnya @dokter.anak.jakarta

dr. Rouli juga menyebutkan bahwa terkadang hasil PCR dari penyintas covid-19 meski sudah lewat dari 1 bulan masih terdeteksi positif.

"Jadi walaupun kadang-kadang setelah sebulan masih terdeteksi PCR-nya masih positif terus. Kadang yang ditangkep PCR itu bukan virus yang hidup tapi bangkai atau sisa sisa dari virus yang sudah mati,"

"Jadi artinya dia sudah tidak ada penyakitnya, sudah sembuh. Jadi tidak ada virus lagi enggak apa-apa beraktivitas enggak masalah," jelas dr. Rouli.

Baca Juga: Warga Indonesia Jangan Sampai Tertipu! Bukan dengan Tunggu Hasil PCR Negatif, Ini 2 Syarat untuk Mengetahui Sembuh dari Covid-19

Lalu bagaimana dengan kasus long covid-19 pada anak di Indonesia?

Ternyata untuk kasus long covid pada anak di Indonesia belum ada datanya.

"Memang masih fenomena yang masih dipelajari dan memang dipertimbangkan juga untuk dilakukan penelitian sambil berjalan sambil dilihat ternyata anak-anak yang terkena covid bagaimana kelanjutannya. Memang belum ada datanya di Indonesia," jelas dr. Rouli.