Jangan Lagi Anggap Sepele Meninggalkan Sarapan, Bisa Berisiko Terkena Penyakit Berbahaya Ini

By Kirana Riyantika, Jumat, 30 Juli 2021 | 08:21 WIB
Pentingnya sarapan untuk kesehatan, ini dampak bila meninggalkan sarapan (Pexels/Mart Production)

Nakita.id - Sarapan atau tidak jadi pilihan pribadi individu di berbagai belahan dunia.

Ada yang terbiasa makan pagi dengan menu lengkap, ada yang sarapan seadanya, bahkan ada yang terbiasa tidak sarapan.

Melansir BBC, di Inggris hanya dua pertiga orang yang rajin sarapan, sedangkan di Amerika yang terbiasa sarapan sekitar tiga perempat orang.

Baca Juga: Tolong Hentikan Mulai Sekarang, Kebiasaan Sarapan yang Sampai Saat Ini Masih Dilakukan ini Ternyata Bisa Memicu Kenaikan Berat Badan

Meski begitu, para ahli gizi banyak mengingatkan pentingnya sarapan untuk kesehatan tubuh.

"Tubuh sudah menggunakan energi cadangan sepanjang malam. Sarapan yang seimbang membantu meningkatkan energi kita, serta protein dan kalsium yang digunakan tidur sepanjang malam," jelas ahli gizi Sarah Elder.

Para peneliti mengungkapkan hal yang mengejutkan mengenai melewatkan sarapan.

Banyak yang menduga melewatkan sarapan dapat mencegah kenaikan berat badan, hal ini dikarenakan asupan kalori harian berkurang.

Namun, penelitian menemukan bahwa orang yang melewatkan sarapan cenderung mengalami obesitas.

Dalam satu penelitian di AS yang menganalisis data kesehatan dari 50.000 orang selama tujuh tahun, para peneliti menemukan bahwa mereka yang menjadikan sarapan sebagai makanan terbesar hari itu lebih cenderung memiliki indeks massa tubuh (BMI) yang lebih rendah daripada mereka yang makan siang besar atau makan malam.

Para peneliti berpendapat bahwa sarapan membantu meningkatkan rasa kenyang, mengurangi asupan kalori harian, meningkatkan kualitas diet kita.

Ini dikarenakan makanan sarapan seringkali lebih tinggi serat dan nutrisinya.

Baca Juga: Tolong Mulai Sekarang Jangan Lewatkan Sarapan! Ahli Sudah Peringatkan Efek Buruknya yang Seperti Ini

Manfaat sarapan juga dapat meningkatkan sensitivitas insulin pada makanan berikutnya, yang dapat menjadi risiko diabetes.

Pada 2020, terdapat uji coba secara acak yang melibatkan 18 orang penyandang diabetes dan 18 orang bukan penyandang diabetes.

Setelah diamati, melewatkan sarapan dapat mengganggu ritme sirkadian dua kelompok tersebut.

Ini menyebabkan lonjakan kadar glukosa darah yang lebih besar setelah makan.

Para peneliti menyuimpulkan, sarapan sangat penting untuk menjaga jam tubuh tepat waktu.

Peterson selaku ahli diet menyarankan supaya masyarakat harus menganggap ritme sirkadian kita sebagai orkestra.

“Ada dua bagian dari jam sirkadian kita. Ada jam master di otak, yang harus kita anggap analog dengan konduktor orkestra, dan separuh lainnya ada di setiap organ, yang memiliki jam terpisah,” kata Peterson.

Dan 'orkestra' itu diatur oleh dua faktor luar: paparan cahaya terang dan jadwal makan kita.

Baca Juga: Coba Makan 2 Siung Bawang Putih Setiap Pagi Saat Perut Kosong, Rasakan Sendiri Manfaat Ini di Tubuh

"Jika Anda makan saat Anda tidak mendapatkan paparan cahaya terang, jam yang mengontrol metabolisme berada di zona waktu yang berbeda, menciptakan sinyal yang saling bertentangan apakah akan naik atau turun," imbuhnya.

Selain berat badan, melewatkan sarapan diketahui berpengaruh terhadap kesehata.

Melewatkan sarapan dikaitkan dengan 27 persen peningkatan risiko penyakit jantung.

Pria yang melewatkan sarapan mengalami peningkatan risiko penyakit diabetes tipe 2 hingga 21 persen, sedangkan pada perempuan 20 persen.

Sarapan juga terbukti dapat meningkatkan daya ingat serta membuat lebih fokus.