Alasan Victim Blaming Bahaya bagi Psikologis Korban Pelecehan Seksual

By Amallia Putri, Rabu, 8 September 2021 | 16:30 WIB
Victim blaming berbahaya untuk psikologis korban (Pexels.com)

Menurut The Atlanticvictim blaming terjadi karena seseorang tak mau berempati kepada korban.

Bisa dikatakan seseorang melakukan victim blaming adalah sebuah reaksi psikologis terhadap suatu tindakan kriminal.

Sebab, pada umumnya masyarakat cenderung akan melakukan antisipasi agar tindakan kriminal tak terjadi pada dirinya.

Karena melakukan antisipasi, seseorang bisa merasa aman dari gangguan tindakan kriminal.

Menurut Barbara Gilin, profesor di Widener University di Pennsylvania, Amerika Serikat, menjelaskan bahwa seseorang bisa melakukan victim blaming karena ingin membuktikan bahwa dirinya lebih aman daripada korban.

"Menurut saya, victim blaming membuat mereka berpikir bahwa kejadian buruk tak pernah terjadi pada dirinya. Dengan melakukannya, hal ini membuat mereka merasa aman," jelas Gilin.

Sehingga, banyak orang yang mempertanyakan apakah korban tak melakukan antisipasi agar tindakan kriminal terjadi padanya.

Dari kebanyakan kasus, orang yang melakukan victim blaming tidak bermaksud untuk menyalahkan korban.

Baca Juga: Trauma Akan Pelecehan Seksual di Masa Kecil, Cara Ini Bisa Jadi Solusi yang Tepat untuk Mengatasinya

Sering kali tak disadari, kata-kata yang digunakan saat menanggapi sebuah tindakan kriminal cenderung menyudutkan korban.

Tak hanya terjadi dalam kasus pelecehan seksual, sikap victim blaming juga bisa terjadi di setiap tindakan kriminal.

Misalnya, seseorang baru saja kecopetan. 

Paling tidak ada kecenderungan orang untuk mengatakan, 'mengapa tidak menyimpan dompet di tempat yang lebih aman?'.

Mendengar hal ini, korban akan cenderung semakin terpuruk dan merasa bersalah.

Menurut Verywell Minds, dengan merasa bahwa dunia adalah tempat yang adil dan orang berhak mendapatkan ganjarannya, lalu menyudutkan korban adalah hal yang tidak baik.

Sebab, menyudutkan korban tak membuat keadaannya semakin baik, dan hanya memperburuk kondisi psikologisnya.