Wah, Kini Ada Tes Darah Untuk Deteksi Dini Autisme pada Anak

By Anisyah Kusumawati, Selasa, 27 Februari 2018 | 20:38 WIB
Deteksi dini autisme dengan tes darah ()

Nakita.id - Autisme merupakan salah satu kelainan yang bisa berdampak pada lambannya perkembangan anak.

Anak yang terdiagnosis autisme biasanya bisa terlihat melalui perilaku.

Perilaku yang ditunjukkan misalnya saja gangguan bersosialisasi, terhambatnya komunikasi, serta berbagai perilaku berulang yang terbatas, dan sebagainya.

BACA JUGA : Cek Sekarang Juga! Inilah Tanda-tanda Dini Autisme pada Bayi

Selain identifikasi dari tanda-tanda yang terlihat nyata, kini Moms bisa mendeteksi dini autisme dari tes darah.

Para ilmuwan telah mengembangkan tes darah dan urine yang bisa mendeteksi autisme pada anak-anak.

Seperti dilansir dari independent.co.uk, periset di Universitas Warwick mengatakan bahwa tes tersebut dapat menjadi dasar diagnosis dini gangguan spektrum autisme (ASD) pada anak.

Tes ini merupakan cara pengecekan pertama autisme pada anak.

Mekanisme tes ini ialah pengecekan kerusakan protein dalam plasma darah.

BACA JUGA : Tanda-tanda Bayi Sehat dan Tumbuh Kembangnya Normal. Bisa Cek Sendiri di Rumah!

Para ilmuwan mengatakan, kerusakan protein dalam plasma darah dikaitkan dengan ASD ini.

Seperti kita ketahui, penyebab autisme ini memang beragam.

Penyebab genetik diperkirakan menjadi faktor terbesar kasus ASD.

Sisanya, autisme ini diyakini disebabkan oleh kombinasi faktor lingkungan, mutasi, dan varian genetik langka.

Namun para periset percaya bahwa tes baru ini dapat mengungkapkan penyebab anak bisa menjadi autis.

Tim Warwick bekerja sama dengan collaborator (peneliti lain) dari Universitas Bologna di Italia.

Mereka meneliti sebanyak 38 anak yang didiagnosis dengan ASD bersama dengan kelompok kontrol 31 anak, lainnya berusia antara 5-12 tahun.

BACA JUGA : Menurut Ahli, Ini 10 Makanan yang Perlu Dikonsumsi Agar Anak Cerdas

Sampel darah dan urin diambil dari anak-anak untuk analisis.

Tim menemukan ada perbedaan kimia antara kedua kelompok tersebut. 

Peneliti mengungkapkan, hal ini bisa menjadi langkah untuk mengembangkan penelitian agar bisa mendeteksi autisme lebih dini lagi.

Tes ini juga diharapkan bisa mendeteksi berbagai penyakit lainnya, yang kemungkinan menjadi komplikasi dari autisme ini.