Selama Ini Salah Kaprah, Ini 4 Mitos Tentang Penyakit Jantung yang Banyak Diyakini Masyarakat

By Kirana Riyantika, Senin, 4 Oktober 2021 | 19:45 WIB
Mitos seputar penyakit jantung yang harus Moms tahu (Pexels.com/ Los Muertos Crew)

Di sisi lain, gagal jantung adalah kondisi kronis dan progresif di mana jantung tidak dapat memompa darah secara efisien.

Namun, serangan jantung dapat menyebabkan gagal jantung, di samping berbagai faktor risiko gagal jantung lainnya, termasuk penyakit jantung lainnya, hipertensi, penyakit paru-paru atau ginjal, diabetes, obesitas, atau pola gaya hidup yang tidak sehat.

Mitos: Gagal jantung tidak memberi tanda-tanda peringatan

Sebenarnya, sebelum seseorang mengalami gagal jantung, seseorang mengalami gejala-gejala yang kerap tak disadari.

Baca Juga: Hari Jantung Sedunia, Yuk Mulai Rutin Mengurangi Kebiasaan Ini Agar Jantung Semakin Sehat

Banyak yang mengira gejala dari gagal jantung adalah sakit biasa.

Gejala khas dari gagal jantung diantaranya sesak napas, kelelahan, pergelangan kaki bengkak, dan pemulihan yang lama setelah olahraga.

Sedangkan gejala yang kerap tak disadari sebagai gejala gagal jantung adalah mengi, batuk di malam hari, denyut nadi tak teratur, kehilangan nafsu makan, dan kehilangan kesadaran sementara.

Bagi Moms yang memiliki faktor risiko seperti riwayat keluarga dan kondisi kormobiditas sebaiknya menjaga gaya hidup supaya mengurangi risiko terkena gagal jantung.

Mitos: Gagal jantung hanya menyerang orang tua

Memang gagal jantung sering dialami orang yang sudah tua, namun tak menutup kemungkinan orang yang berusia muda juga bisa mengalami gagal jantung.