Selama Ini Salah Kaprah, Ini 4 Mitos Tentang Penyakit Jantung yang Banyak Diyakini Masyarakat

By Kirana Riyantika, Senin, 4 Oktober 2021 | 19:45 WIB
Mitos seputar penyakit jantung yang harus Moms tahu (Pexels.com/ Los Muertos Crew)

Nakita.id - Penyakit jantung hingga sampai saat ini masih jadi salah satu penyakit yang banyak dialami masyarakat Indonesia.

Melansir Kompas.com, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), angka kejagian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Penelitian menunjukkan sekitar 15 dari 1000 orang di Indonesia menderita penyakit jantung.

Baca Juga: Hari Jantung Sedunia, Ini Dia Pentingnya Dukung Nutrisi Tepat untuk Optimalkan Tumbuh Kembang Anak dengan Kelainan Jantung Bawaan

Gejala penyakit jantung biasanya berupa gejala nyeri pada dada yang menjalar sampai ke lengan kiri.

Melansir India TV News, ada beberapa mitos seputar penyakit jantung yang perlu Moms ketahui kebenarannya.

Berikut ulasannya:

Mitos: Gagal jantung sama dengan serangan jantung

Banyak orang beranggapan bahwa gagal jantung dengan serangan jantung adalah hal yang sama.

Meskipun gagal jantung dan serangan jantung sama-sama penyakit kardiovaskular, namun keduanya sangat bervariasi.

Serangan jantung mengacu pada penyumbatan aliran darah ke jantung secara tiba-tiba.

Di sisi lain, gagal jantung adalah kondisi kronis dan progresif di mana jantung tidak dapat memompa darah secara efisien.

Namun, serangan jantung dapat menyebabkan gagal jantung, di samping berbagai faktor risiko gagal jantung lainnya, termasuk penyakit jantung lainnya, hipertensi, penyakit paru-paru atau ginjal, diabetes, obesitas, atau pola gaya hidup yang tidak sehat.

Mitos: Gagal jantung tidak memberi tanda-tanda peringatan

Sebenarnya, sebelum seseorang mengalami gagal jantung, seseorang mengalami gejala-gejala yang kerap tak disadari.

Baca Juga: Hari Jantung Sedunia, Yuk Mulai Rutin Mengurangi Kebiasaan Ini Agar Jantung Semakin Sehat

Banyak yang mengira gejala dari gagal jantung adalah sakit biasa.

Gejala khas dari gagal jantung diantaranya sesak napas, kelelahan, pergelangan kaki bengkak, dan pemulihan yang lama setelah olahraga.

Sedangkan gejala yang kerap tak disadari sebagai gejala gagal jantung adalah mengi, batuk di malam hari, denyut nadi tak teratur, kehilangan nafsu makan, dan kehilangan kesadaran sementara.

Bagi Moms yang memiliki faktor risiko seperti riwayat keluarga dan kondisi kormobiditas sebaiknya menjaga gaya hidup supaya mengurangi risiko terkena gagal jantung.

Mitos: Gagal jantung hanya menyerang orang tua

Memang gagal jantung sering dialami orang yang sudah tua, namun tak menutup kemungkinan orang yang berusia muda juga bisa mengalami gagal jantung.

Pasien gagal jantung yang lebih muda (18-55 tahun) biasanya memiliki kejadian komorbiditas yang lebih tinggi, seperti obesitas, selain miokarditis, penyakit jantung bawaan dan kardiomiopati, yang meningkatkan risiko gagal jantung dini.

Oleh karenanya, bagi orang dengan kormobid sebaiknya meningkatkan kualitas hidup guna mengurangi risiko gagal jantung.

Baca Juga: Ahli Gizi Ungkap Kebaikan Rutin Makan Pepaya Muda, Bisa Mencegah Penyakit Jantung Hingga Bagus Untuk Kulit

Mitos: Gagal jantung tidak bisa disembuhkan

Gagal jantung bukan berarti jantung berhenti bekerja sama sekali.

Penyakit ini bisa diobati, terutama bila dideteksi sedini mungkin.

Dengan mengurangi atau menstabilkan gejala, pasien masih dapat memperoleh manfaat dari pengobatan untuk menjalani kualitas hidup yang lebih baik.

Penyakit gagal jantung juga bisa diobati dengan prosedur bedah yang kemudian disempurnakan dengan perubahan gaya hidup yang lebih sehat.

Perubahan gaya hidup lebih sehat diantaranya olahraga dan mengatur pola makan.