Jadi Alarm Tanda Bahaya untuk Orang Se-Indonesia, Begini Kata Pakar Soal Kemungkinan Gelombang Ketiga Covid-19 di Tanah Air

By Diah Puspita Ningrum, Minggu, 17 Oktober 2021 | 12:15 WIB
Kemungkinan gelombang tiga Covid-19 di Indonesia (Edward Jenner )

Nakita.id - Banyak pakar memprediksi gelombang tiga Covid-19 akan terjadi di Indonesia.

Hal ini tentu saja harus diwaspadai mengingat sejumlah negara juga mengalami gelombang ketiga Covid-19.

Sebut saja Korea Selatan dan Jepang yang kembali mengetatkan aturan karena angka infeksi Covid-19 kembali naik.

Baca Juga: Kalau Sudah Lakukan Vaksin Covid-19 di Luar Negeri, Jangan Lupa Urus Kartu Vaksinasinya, Begini Caranya

Indonesia sendiri baru saja lepas dari badai Covid-19 di pertengahan tahun 2021 kemarin.

Sejak itu, angka infeksi terus mengalami penurunan seiring dengan berjalannya proses vaksinasi.

Meski demikian, para ahli terus mengingatkan agar masyarakat tidak kendor terhadap kemungkinan gelombang tiga Covid-19 di Tanah Air.

Melansir dari Kompas.com, kemungkinan gelombang tiga ini sudah diprediksi oleh para ahli.

Ketua Pelaksana Harian Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr. Mahesa Paranadipa Maikel MH meminta publik untuk waspada.

Meski demikian, Mahesa mengatakan kalau masyarakat bisa belajar dari peningkatan kasus Covid-19 sebelumnya.

"Jadi kami sampaikan ini bukan prediksi IDI, tapi kami menggunakan beberapa prediksi yang disampaikan oleh pakar-pakar yaitu, prediksi gelombang ketiga itu di akhir tahun (2021) ya," ujar Mahesa.

Baca Juga: Sudah Vaksin Covid-19 di Luar Negeri? Ternyata Begini Cara Mengurus Kartu Vaksinasi Luar Negeri untuk Mengakses PeduliLindungi

Ia menjelaskan kalau IDI tidak bisa memprediksi secara pasti tentang kapan munculnya gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia.

Alasannya, belum adanya prediksi informasi varian baru virus corona yang mungkin bisa menyebabkan penularan secara masif.

Selain itu, libur akhir tahun bisa memicu penularan Covid-19 di masyarakat.

Ini tidak lepas dari naiknya mobilitas, munculnya kerumunan, serta pengabaikan protokol kesehatan yang mungkin jadi penyebab gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia.

Faktor-faktor tersebut akan membuat varian virus SARS-Cov-2 semakin mudah bermutasi hingga membentuk varian baru.

Varian baru inilah yang dikhawatirkan lebih berbahaya dari varian Delta saat ini.

Mahesa mengatakan, meski jumlah infeksi Covid-19 di Indonesia menurun.

Pemerintah sebaiknya terus mengingatkan masyarakat agar terus menaati prokes dan mendapatkan vaksin Covid-19.

Baca Juga: Ramai Pemberitaan Rachel Vennya Kabur dari Tempat Karantina Covid-19, Berapa Lama Durasi Ideal Karantina bagi Pelancong?

Target vaksinasi sendiri, diharapkan 75-80 persen masyarakat Indonesia telah menerima dosis kedua pada akhir tahun 2021.

Meski demikian, ia juga berharap kalau Indonesia tidak akan mengalami gelombang ketiga.

"Tapi kita berharap tidak ada gelombang ketiga, menghadapi gelombang pertama dan kedua saja kita sudah kewalahan," ujarnya.