Jangan Lengah, Deteksi Dini Penyakit Jantung Agar Terhindar dari Risiko Gaya Hidup Pasif Selama Pandemi Covid-19

By Ruby Rachmadina, Kamis, 18 November 2021 | 18:35 WIB
Penting deteksi dini penyakit jantung dari risiko gaya hidup pasif selama pandemi (Freepik)

Permasalahan penyakit jantung memang menarik untuk diperbincangkan, topik ini menjadi bahasan utama pada webinar bertajuk "Deteksi Dini Penyakit Jantung: Apakah Mungkin?" yang diselenggarakan oleh Siloam Hospitals Lippo Village dan Roche Indonesia, Kamis (18/11/2021).

Ahmed Hassan selaku Director, Country Manager Diagnostics, Roche Indonesia mengatakan adanya peningkatan pasien penyakit jantung yang terjangkit Covid-19 di rumah sakit selama pandemi berlangsung.

Bahkan pasien tersebut mayoritas memiliki penyakit bawaan yang dipicu karena kebiasaan hidup pasif selama pandemi.

"Selama pandemi, laju rata-rata mortalitas di rumah sakit akibat serangan jantung dilaporkan meningkat hingga 23 persen. Bahkan 16,3 persen pasien yang dirawat di ruang isolasi Covid-19 ternyata mempunyai penyakit bawaan kardiovaskular, dengan gaya hidup pasif selama pandemi ditengarai menjadi salah satu pemicunya," ucap Ahmed.

Baca Juga: Modalnya Cuma Makan Telur Bebek, Dijamin Satu Keluarga Bisa Sehat dan Terhindar dari Penyakit Kronis Seperti Jantung dan Juga Kanker

Dalam acara yang sama, Dokter Spesialis Jantung & Pembuluh Darah Siloam Hospitals Lippo Village, DR. dr. Antonia Anna Lukito, Sp.JP(K), FIHA, FAPSIC, FAsCC, FSCAI menuturkan bahwasannya penyakit jantung menyebabkan 15 dari 1.000 orang di Indonesia menderita kardiovaskular pada 2018.

Banyak sebagian masyarakat yang belum menyadari jika mereka bisa saja terkena penyakit jantung, apalagi pada mereka yang berusia muda dan produktif.

Padahal deteksi dini sangat penting untuk menentukan tes-tes lanjutan apa yang harus dilakukan sesuai kondisi kesehatan jantung masing-masing.

"Gejala-gejala penyakit jantung di fase awal kerap dirasakan sebagai gejala umum yang tidak membahayakan. Sehingga, banyak pasien yang baru memeriksakan jantungnya ketika sudah mengalami gejala yang cukup parah. Negara lain merekomendasikan warganya untuk melakukan cek jantung rutin secara berkala minimal lima tahun sekali sejak usia 18 tahun," ucap dr. Antonia.