Terlihat Sehat, Tetapi Kondisi Kesehatan Remaja Saat Ini Ternyata Memprihatinkan

By Fadhila Auliya Widiaputri, Jumat, 16 Maret 2018 | 20:06 WIB
Kesehatan remaja bukan hanya masalah fisik, tetapi juga mental, emosional, dan perilaku. ()

Nakita.id - Remaja ialah periode usia seseorang yang berada pada peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. 

Menurut World Health Organization atau WHO, remaja ialah penduduk yang dengan rentang usia 10-19 tahun. 

Namun menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja ialah penduduk yang berada dalam rentang usia 10-18 tahun. 

Periode usia ini sering kali dianggap sebagai periode paling sehat dalam hidup seseorang.

Namun sayangnya, fakta yang ada saat ini justru berbicara sebaliknya. 

BACA JUGA: Dibanding Barang Mewah, Remaja Korea Lebih Suka Hadiah Operasi Plastik

"Meski terlihat fit, tetapi kalau dari visi kesehatan remaja saat ini kondisinya memprihatinkan," ujar Dr. Eni Gustina, MPH, Direktur Kesehatan Keluarga Kementrian Kesehatan RI ketika mengungkapkan kondisi kesehatan remaja di Indonesia saat ini.

Periode usia remaja merupakan periode transisi, dimana mereka akan menghadapi masalah fisik, mental, emosional, dan perilaku. 

Masalah ini yang kemudian akhirnya membuat sejumlah masalah kesehatannya. 

"Kesehatan bukan hanya tidak masuk rumah sakit tetapi juga kesehatan mental, emosional, dan perilaku," tegas Eni ketika ditemui dalam seminar 'Remaja dalam dalam Perperktif Kesehatan' di kantor Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jakarta, pada Jumat (16/3).

 

Masalah kesehatan remaja saat ini secara garis besar terbagi dari penyakit menular dan tidak menular. 

Eni menjelaskan bahwa penyakit menular yang masih membayangi remaja Indonesia hingga saat ini adalah HIV dan tuberkulosis.

Tidak hanya di Indonesia, masalah yang sama juga terjadi di beberapa negara lainnya. 

Menurut data WHO, setidaknya lebih dari 2 juta remaja hidup dengan HIV dan diperkirakan jumlah kematian HIV pada remaja semakin meningkat. 

Selain penyakit menular, remaja juga rentan terpapar dengan faktor berisiko dari penyakit tidak menular, seperti diabetes, epilepsi, penyakit jantung, dan masalah kesehatan jiwa.

BACA JUGA: Bakteri Di Jalan Lahir Wanita Dapat Cegah Persalinan Prematur

Khusus untuk masalah kesehatan jiwa, sebuah penelitian yang dilakukan pada 221 remaja di jakarta mengungkapkan bahwa setidaknya 7% remaja memiliki masalah kejiwaan.

Penelitian lain yang dilakukan Satgas Remaja Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) di tiga RS Tipe A di Jakarta tahun 2016 mengungkapkan bahwa setidaknya 8,4% pasien remaja mengalami masalah psikososial, mental, dan perilaku. 

Meskipun secara garis besar masalah kesehatan remaja terbagi dari penyakit menular dan tidak menular. 

Namun kenyataannya, Eni juga menjelaskan bahwa perilaku berisiko yang kerap dilakukan remaja juga menyumbang sejumlah masalah kesehatannya.

Misalnya yakni perilaku merokok, konsumsi alkohol, diet yang tidak sehat, perilaku seks pranikah, penyalahgunaan zat, dan kebiasaan buruk berlalu-lintas. 

BACA JUGA: dr. Tompi: Tidak Ada Jurnal Yang Menjelaskan Penggunaan Filler atau Benang Untuk Meninggikan Hidung

"Beginilah kondisinya. Bayangkan betapa kompleksnya sebenarnya masalah yang dihadapi remaja. 

Masalah ini sebenarnya dapat dicegah, hanya saja perilaku-perilaku tadi sehingga stroke, kanker, jantung koroner sudah mulai muncul di usia muda. Padahal sebelumnya ini biasa terjadi pada usia dewasa.

Jadi, remaja saat ini perlu mendapat perhatian penuh," pungkas Eni. (*)