Panduan Pemberian Gizi dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak untuk Cegah Stunting, Mulai dari Masa Kehamilan Sampai Usia 2 Tahun

By Kintan Nabila, Sabtu, 15 Januari 2022 | 20:30 WIB
Panduan pemberian gizi untuk mencegah stunting pada anak (Freepik.com/bearfotos)

Nakita.id - Moms dan Dads, penting sekali untuk memenuhi gizi anak agar terhindari dari risiko stunting.

Menurut Kemenkes (Kementerian Kesehatan) Republik Indonesia, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang ditandai dengan tubuh pendek.

Penderita stunting umumnya rentan terhadap penyakit, memiliki tingkat kecerdasan di bawah normal, serta produktivitas rendah.

dr. Juliawaty Salim, Sp.A, Dokter Spesialis Anak di RS Mitra Keluarga Kemayoran, mengatakan bahwa sebetulnya stunting bisa dicegah sejak 1000 Hari Pertama Kehidupan.

1000 hari pertama kehidupan terdiri dari 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pada dua tahun pertama kehidupan buah hati. 

"Mencegah terjadinya stunting tidak dimulai ketika anak sudah dilahirkan, tapi sudah dimulai sejak 1000 hari pertama kehidupan saat anak dalam kandungan," katanya dalam wawancara eksklusif bersama Nakita, Jumat (14/1/2022).

Nah Moms, berikut adalah panduan pemberian gizi dalam 1000  hari pertama kehidupan anak untuk mencegah stunting.

Mulai dari masa kehamilan, setelah melahirkan, fase menyusui, hingga pemberian MPASI (Makanan Pendamping ASI).

Yuk, simak seperti apa ketentuannya!

Baca Juga: Kebiasaan Ibu Hamil yang Berisiko Melahirkan Anak Stunting, Catat Jangan Sampai Kecolongan!

1. Masa Kehamilan

"Perhatikan nutrisi ibu selama hamil agar terpenuhi kebutuhan makronutrien (karbohidrat protein lemak) dan mikronutrien (mineral dan vitamin), itu yang harus dikonsumsi," kata dr. Julia.

"Kemudian, tentu juga harus diberi tambahan suplemen untuk mendukung kehamilannya seperti asam folat, zat besi, dan kalsium," lanjutnya.

dr. Juliawaty Salim, Sp.A, Dokter Spesialis Anak di RS Mitra Keluarga Kemayoran

2. Setelah Melahirkan

Setelah proses persalinan menjadi waktu yang tepat bagi Moms untuk memenuhi gizi Si Kecil dengan pemberian ASI.

"Segera dilakukan inisiasi menyusui dini (IMD) begitu bayi lahir setidaknya dalam satu jam pertama setelah bayi lahir," kata dr. Julia.

Menurut World Health Organization (WHO), praktek pemberian ASI melalui IMD (Inisiasi Menyusui Dini) berperan besar tehadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.

Prosedur melakukan IMD, pertama tempelkan bayi yang baru lahir tanpa busana ke atas dada ibu supaya ia bisa menemukan puting dan mulai menyusui.

Baca Juga: Sanitasi yang Buruk dan Kurangnya Akses Air Bersih Bisa Tingkatkan Risiko Stunting pada Anak, Begini Penjelasannya

3. Masa Menyusui

"Setelah itu, dilanjutkan dengan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan," kata dr Julia.

Selama periode tersebut, disarankan untuk hanya memberi Si Kecil ASI, tanpa tambahan asupan apa pun

ASI memiliki kandungan gizi dan nutrisi yang penting bagi tumbuh kembang bayi, seperti vitamin, protein, karbohidrat, dan lemak.

Moms juga harus menerapkan pola makan sehat supaya bisa memberikan kuantitas dan kualitas ASI yang cukup.

4. Masa Pemberian MPASI

"Setelah pemberian ASI, lanjutkan dengan memberi makanan yang memenuhi kriteria MPASI," kata dr Julia.

Moms bisa memperkenalkan MPASI yang sudah disesuaikan dengan pencernaannya. Mulai dari tekstur cair, agak kental, hingga kasar.

Beberapa makanan yang cocok jadi MPASI, misalnya daging ayam, ikan, telur, atau tahu, tempe.  

Baca Juga: Kontak Fisik Ibu dan Bayi Saat Inisiasi Menyusui Dini Tingkatkan Keberhasilan ASI Eksklusif untuk Cegah Stunting