Ramai-ramai Bicarakan NeoCov Sebagai Varian Baru Covid-19, Begini Fakta Sebenarnya Soal Virus yang Sedang Beredar di Negara Afrika Selatan

By Aullia Rachma Puteri, Senin, 31 Januari 2022 | 10:39 WIB
Fakta soal NeoCov yang diduga varian baru virus corona (Pexels.com)

Tidak benar NeoCov adalah varian baru SARS-CoV-2, seperti varian Alpha, Beta, Delta, Gamma, dan Omicron.

Ia berasal dari jenis virus corona yang terkait dengan sindrom pernapasan Timur Tengah atau Middle East Respiratory Syndrom (MERS-CoV).

Selama ini, MERS-CoV dikenal sebagai virus yang ditularkan ke manusia dari Unta Arab (Dromedary) yang terinfeksi dan kasusnya sudah ditemukan sejak 2012.

NeoCov merupakan kerabat dekat dari MERS-CoV, akan tetapi penularannya bukan dari unta, melainkan tersebar di antara kelelawar.

Meski ditemukan di antara kelelawar, namun virus NeoCov bersifat zoonosis, alias dapat ditularkan dari hewan ke manusia, baik melalui kontak langsung maupun tidak langsung.

Dalam jurnal yang dibuat para peneliti China dan dipublikasikan secara online di BioRxiv awal pekan ini, inveksi NeoCov dapat menimbulkan masalah tertentu.

Pasalnya, NeoCov disebut tidak dapat dinetralisir oleh antibodi manusia yang ditargetkan untuk SARS-CoV-2 maupun MERS-CoV.

Baca Juga: Jenis Masker Ini Ternyata Efektif Lawan Omicron di Indonesia, Langsung Beli dan Simpan Sekarang Juga Supaya Tak Menyesal

Namun demikian, belum dapat dipastikan seberapa cepat NeoCov menular dan seberapa jauh fatalitas yang bisa ditimbulkan.

"Ini (studi temuan virus NeoCov) adalah temuan penting yang perlu kita pelajari yang membutuhkan integrasi lebih baik dari penelitian penyakit menular pada manusia dan hewan," jelas pakar virus dari University of Warwick, Prof Lawrence Young mengutip dari The Independent.

Ahli dari Gamaleya Research Institute of Epidemiology and Microbiology Kementerian Kesehatan Rusia Alexander Gintsburg menyebut, kemunculan NeoCov disebabkan oleh terjadinya mutasi virus yang terus-menerus.

"Mutasi terus berlangsung. Di sejumlah negara yang tingkat pengurutan genom virusnya 100.000 atau lebih per bulannya, varian baru akan terus terdeteksi," kata Alexander.