Tak Banyak yang Tahu, Ini Alasan Orang Indonesia Jarang Minum Susu

By Erinintyani Shabrina Ramadhini, Jumat, 4 Mei 2018 | 11:44 WIB
Bergizi, mengapa konsumsi susu di Indonesia rendah ya? (FangXiaNuo/iStock)

 

Nakita.id - Selain segar dan lezat, susu menjadi asupan gizi yang penting untuk memenuhi nutrisi tubuh kita

Sayangnya, ternyata konsumsi susu di Indonesia masih tergolong rendah karena sejak zaman dulu masyarakat tidak memiliki kebiasaan minum susu.

Hal ini dibahas  dalam MilkVersation: "Kebaikan Susu, Dukung Pembentukan Keluarga Kuat Untuk Bangsa Kuat" yang diadakan oleh Frisian Flag Indonesia di Jakarta, Kamis (3/5).

Pemanfaatan susu sebagai bahan pokok pangan manusia telah hadir sejak 8.000 SM khususnya di wilayah Timur Tengah.

BACA JUGA: Jangan Buat Susu dengan Air Dispenser! Ini Bahayanya yang Jarang Diketahui

Sementara di Indonesia, susu dan produk hewani telah dikonsumsi di daerah yang memiliki tradisi menggembala hewan seperti beberapa area di Sumatera dan Sulawesi.

"Nusantara identik dengan kawasan agraris dan pesisir.

Hewan ternak seperti kerbau dan sapi lebih dimanfaatkan tenaganya untuk membajak sawah dibandingkan untuk dikonsumsi, termasuk susunya," jelas Fadly Rahman selaku peneliti dan Sejarawan Kuliner dari Universitas Padjajaran.

Diskusi mengenai kebaikan susu di Veranda Hotel Jakarta, Kamis (3/5)

Menurut Fadly, hingga Abad ke-15 tradisi gembala di Nusantara belum mantap sehingga sumber makanan hewani berbasis ternak lebih minim dibandingkan sumber makanan nabati.

Hal itu bahkan didokumentasikan oleh Gubernur Jenderal Inggris Thomas Stamford Raffles dalam bukunya, The History of Java yang diterbitkan pada 1817.

Raffles menyayangkan potensi susu sapi di Jawa yang disia-siakan masyarakat.

BACA JUGA: Normalkah Bayi Minta Disusui Sepanjang Malam? Ini Penjelasannya!

Ia lalu melakukan riset lalu menemukan, konsumsi susu di kalangan masyarakat Siam dan China rendah karena mereka tidak berkenan minum susu hewan.

"Mereka merasa jijik karena bagi mereka minum susu sama dengan minum darah. Mereka membayangkan susu itu seperti darah yang berwarna putih," jelas Fadly.

Faktor lain ialah, anggapan masyarakat Nusantara bahwa susu adalah minuman mahal yang hanya bisa dikonsumsi oleh kaum elite di masa itu.

BACA JUGA: Makanan dan Minuman Kemasan Berikut Tak Perlu Moms Beli di Supermarket

Keadaan mulai berubah ketika kasus malnutrisi dan kelaparan meningkat karena peperangan, yang membuat seorang ahli gizi Indonesia Poorwo Soedarmo merumuskan kampanye 4 Sehat 5 Sempurna yang berisi kombinasi makanan yang tepat dengan susu sebagai pelengkap.

Agar masyarakat tertarik minum susu, Lembaga Makanan Rakyat kala itu membuat susu kedelai dan kacang hijau agar produk nabati memiliki manfaat yang sama dengan susu sapi.

"Sebagai produk hasil peternakan dengan kandungan gizi yang berlimpah, pengolahan susu segar yang tepat menjadi solusi dalam membantu menyebarkan manfaat susu kepada banyak orang," tutup Fadly.