Angka Skrining Rendah Sebabkan Tingginya Keterlambatan Penanganan Kanker Serviks, Deteksi Dini Jadi Kunci

By Ruby Rachmadina, Kamis, 19 Mei 2022 | 16:33 WIB
Deteksi dini jadi kunci utama pencegahan kanker serviks (Nakita.id/Naura)

Kanker serviks menjadi salah satu penyakit yang dapat menyerang perempuan dari berbagai jenjang usia dan menempati peringkat kedua sebagai jenis kanker yang paling banyak diderita perempuan Indonesia.

Meski termasuk jenis kanker yang mematikan, risikonya dapat dicegah dengan pemeriksaan secara terpersonalisasi sejak dini yang didukung inovasi-inovasi dalam skrining kanker serviks yang berkualitas.

Sayangnya, masyarakat masih menemui hambatan dalam melakukan deteksi dini risiko kanker serviks, khususnya di negara-negara ekonomi menengah ke bawah.

Untuk itu, topik ini menjadi bahasan utama pada sesi media bertajuk “Inovasi Deteksi Dini untuk Meningkatkan Cakupan Skrining Kanker Serviks di Indonesia” yang diselenggarakan oleh Roche Indonesia, pada Kamis (19/5/2022).

Dalam acara tersebut, hadir Ahmed Hassan selaku Director, Country Manager Diagnostics, RocheIndonesia.

Ahmed sempat memaparkan jika hampir sebagian dari masyarakat global memiliki hambatan untuk bisa melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.

Hambatan pemeriksaan dini kanker serviks terjadi karena disebabkan oleh banyak faktor, seperti minimnya informasi, biaya yang dianggap mahal, dan ketakutan masyarakat akan dikucilkan jika hasil tes positif.

Padahal, dengan pemeriksaan secara dini bisa meningkatkan angka harapan hidup bagi pemilik kanker serviks dan mencegah gejala yang lebih berbahaya.

“Menurut survei global kami, 60 persen masyarakat global masih menghadapi hambatan untukmelakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dengan berbagai alasan seperti kurangnya informasi, faktor biaya, hingga ketakutan terhadap hasil tes yang positif. Hal ini menjadi hambatan-hambatan dalam melakukan deteksi dini suatu penyakit. Pada kanker serviks yang terlambat dideteksi, angka harapan hidup pasien kanker serviks dapat turun menjadi kurang dari 20 persen. Karenanya, akses yang lebih luas untuk deteksi dan perawatan kanker serviks yang inovatif menjadi kunci dalam meningkatkan kualitas kesehatan perempuan,” ucap Ahmed Hassan.

Baca Juga: Kenali Tanda-tanda Kanker Serviks, Penyakit yang Banyak Sebabkan Perempuan di Berbagai Belahan Dunia Meninggal

Pada 2020, WHO mencatat sebanyak 21.003 kasus kematian perempuan di Indonesia karena kanker serviks, yang disebabkan oleh infeksi virus Human Pappilomavirus Genital (HPV).

Penularan dapat terjadi salah satunya melalui hubungan intim, meskipun tanpa gejala, infeksi dapat berlanjut beberapa tahun setelah terpapar virus HPV.