Pemeriksaan fisik melalui deteksi dini yang inovatif hingga penanganan infeksi virus HPV untuk mencegah penularan, perlu diinformasikan secara berkala agar kesadaran masyarakat semakin meningkat.
Salah satu inovasi pengujian kanker serviks adalah cobas® HPV, yang diakui dalam penelitian ATHENA sebagai prediktor superior risiko kanker serviks.
Inovasi ini menyederhanakan tahapan skrining pasien dengan menekankan pada tingkat akurasi dan sensitivitas tinggi, sehingga dapat menyaring lebih banyak pasien berpotensi kanker serviks.
Inovasi ini juga memungkinkan tenaga kesehatan profesional untuk mendeteksi 14 virus HPV yang berisiko menyebabkan kanker serviks.
Skrining kanker serviks dengan cobas® HPV dapat diakses di berbagai laboratorium maupun rumah sakit berbagai daerah di Indonesia.
Ketua Dewan Penasihat Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia Prof. Dr. dr. Andrijono, SP.OG(K)-Onkdalam acara yang sama juga turut memaparkan bahwa setiap perempuan yang telah melakukan hubungan seksual diwajibkan untuk melakukan deteksi dini dengan melakukan beberapa tahapan untuk mengidentifikasi risiko, sebelum timbulnya gejala.
“Perempuan yang sudah melakukan hubungan seksual rentan terhadap risiko penularan virus HPV.
Pada tahap ini, deteksi dini sudah menjadi hal yang mutlak dilakukan untuk mencegah semakin
banyaknya keterlambatan penanganan pada kanker serviks. Ada tahapan-tahapan teknis dalam
mendeteksi virus HPV melalui tes HPV DNA, seperti skrining pra kanker untuk mengidentifikasi risiko sebelum munculnya gejala, kolposkopi untuk menindaklanjuti tes skrining kanker serviks yang abnormal, dan konfirmasi adanya kanker melalui pengambilan sel dari leher rahim untuk pemeriksaan laboratorium,” ucap Prof. Dr. dr. Andrijono, SP.OG(K)-Onk.
Salah satu penyintas kanker serviks, Shanty Eka Permana, turut menceritakan pengalamannya dalam berjuang melawan penyakit ini.
Shanty menjelaskan bahwa keputusan untuk memeriksakan diri tidaklah mudah.
Selain karena takut menerima hasil pemeriksaan, ia menunjuk minimnya sumber informasi tepercaya dan mudah dipahami sebagai alasan menunda tes.
Oleh karena itu, penyebaran informasi dan akses yang lebih luas terhadap kemajuan maupun inovasi deteksi dini kanker serviks menjadi harapan terbesar bagi pasien, dalam memperoleh pengalaman perawatan yang sesuai kebutuhan masing-masing.
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR