Ngemil Sambil Nonton TV Bisa Meningkatkan Risiko Kena Penyakit Jantung Koroner, Ini Penjelasannya

By Kirana Riyantika, Jumat, 27 Mei 2022 | 19:15 WIB
Menonton tv sambil ngemil selama berjam-jam tidak baik untuk jantung (Nakita/Kirana)

Nakita.id - Menonton televisi atau film sambil ngemil jadi hal yang menyenangkan.

Banyak orang yang bisa menghabiskan waktu berjam-jam melakukan kegiatan ini.

Padahal, kegiatan menonton sambil ngemil bisa menyebabkan masalah bila terus menerus dilakukan.

Sebuah penelitian menunjukkan, orang-orang yang menghabiskan waktu kurang dari satu jam per hari, risiko terkena penyakit jantung koroner turun 11%.

Meskipun perilaku bermalas-malasan atau duduk untuk waktu yang lama sudah sering dikaitkan dengan penyakit jantung koroner, penelitian ini lebih condong terhadap kebiasaan duduk di depan layar baik televisi maupun komputer.

Para peneliti juga memperhitungkan DNA seseorang. Menjadikannya skor untuk risiko penyakit jantung koroner, berdasarkan 300 varian genetik yang diketahui memengaruhi masalah kesehatan ini.

Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti dari School of Public Health di University of Hong Kong, dilansir dari Medicine Net, Jumat (27/5/2022).

“Studi kami memberikan bukti kuat tentang peran potensial bahwa membatasi waktu menonton TV dapat berperan dalam pencegahan penyakit jantung koroner,” kata asisten profesor Youngwon Kim.

“Orang-orang perlu mencoba mengurangi jumlah waktu menonton TV. Tetapi pada saat yang sama, ada tindakan lain yang mungkin mereka ambil, seperti menghentikan menonton TV dan melakukan olahraga ringan,” sambungnya.

Baca Juga: Rajin Makan Tahu 3 Biji Tiap Hari, Siap-siap Tubuh Terhindar dari Berbagai Penyakit Termasuk Penyakit Jantung

Para peneliti yang terlibat dalam studi ini menemukan, orang dengan skor risiko poligenik yang tinggi (risiko genetik individu), merupakan orang yang paling berisiko terkena penyakit jantung koroner.

Selain orang yang memang mempunyai faktor genetik, orang-orang yang menghabiskan lebih dari empat jam di depan TV juga paling berisiko mengalami penyakit jantung koroner.