Memasuki Usia 53 Tahun, Ajinomoto Terus Tingkatkan Harapan Hidup Sehat dan Jaga Hijaunya Indonesia

By Fathia Yasmine, Senin, 4 Juli 2022 | 18:39 WIB
Kantor Ajinomoto Jakarta (DOK. Ajinomoto)

“Langkah kami ini juga bertujuan untuk menjaga ketersediaan air dalam skala regional, sehingga dapat membantu mengatasi keterbatasan sumber daya air akibat peningkatan konsumsi air,” lanjutnya.

Selain upaya tersebut, Ajinomoto juga aktif mengerjakan reduce, reuse, recovery, dan recycle untuk penggunaan air di setiap aktivitas produksi. Meski mengurangi penggunaan air hingga 31 persen, kemampuan produksi MSG dan seasoning lain tidak terganggu, bahkan justru masih bisa meningkat.

Untuk udara yang lebih baik, Ajinomoto berpartisipasi dengan cara menurunkan tingkat emisi karbon sebanyak 38.500 ton CO2. Angka tersebut didapat dari pengurangan konsumsi bahan bakar seluruh transportasi di tempat kerja, serta memangkas penggunaan tenaga listrik.

Kesehatan lingkungan sekitar juga ikut menjadi perhatian Ajinomoto. Mengingat jumlah sampah plastik terus meningkat dari tahun ke tahun, Ajinomoto pun mulai melakukan upaya konkret untuk mengurangi penggunaan material plastik pada produknya.

Upaya tersebut di antaranya mengurangi hingga 9,5 persen material plastik pada produk Sajiku, menghilangkan plastik bagian header pada produk Masako, serta mengganti kemasan plastik AJI-NO-MOTO® dengan kemasan kertas (paper packaging) sehingga mengurangi penggunaan material plastik hingga 30 persen.

Co-product Ajinomoto

Inisiatif Ajinomoto bidang kesehatan

Bagi Ajinomoto, nutrisi yang baik merupakan modal penting bagi pertumbuhan generasi masa depan.  

Anak Indonesia membutuhkan nutrisi yang baik dan lengkap untuk tumbuh. Dengan nutrisi yang lengkap, perkembangan mental dan fisik anak Indonesia akan bertambah baik sehingga dapat tumbuh menjadi bangsa yang kuat,” ujar Matsumoto.

Dalam rangka mencegah masalah malnutrisi pada anak-anak, Ajinomoto bersama Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar School Lunch Program (SLP). Melalui program tersebut, Ajinomoto berhasil melakukan perbaikan gizi para santri.

Tidak berhenti di situ, Ajinomoto juga bekerja sama dengan Departemen Gizi Masyarakat IPB dan Kementerian Agama (Kemenag) untuk menghadirkan buku panduan SLP.

“Buku tersebut berisikan edukasi gizi, tips pelaksanaan program, dan berbagai aplikasi menu lezat bergizi seimbang,” ungkap Matsumoto.