Obat Bayi Sembelit Sulit BAB Termasuk Pada Bayi Baru Lahir

By David Togatorop, Jumat, 19 Agustus 2022 | 14:43 WIB
Ketahui seperti apa dan bagaimana memberikan obat bayi sembelit. (Nakita.id/Naura)

Nakita.id - Bayi mengalami sembelit atau sulit BAB sering terjadi.

Saat itu terjadi Moms mungkin mencari obat sembelit BAB yang bisa didaparkan.

Akan tetapi sebelum mengobatinya, Moms harus lihat gejala lain yang perlu diperhatikan yaitu frekuensi BAB kurang dari 3 kali seminggu; rasa nyeri saat BAB; BAB dengan tinja yang sangat besar setiap 7 hari sekali.

Juga perhatikan enkopresis (kecepirit), yaitu keadaan dimana pengeluaran tinja sedikit-sedikit berbentuk cair akibat konstipasi yang telah berlangsung lama.

Bayi sembelit usia 6-12 bulan

Sebenarnya, gejala klinis konstipasi atau sembelit pada anak, mulai terlihat di usia 2 tahunan dan berkaitan dengan kebiasaan BAB saat bayi. Biasanya, anak pernah mengalami periode sulit BAB selama beberapa hari di usia 6-12 bulan.

Tetapi, bukan berarti jika bayi tampak kesakitan, kemerahan, dan mengedan saat BAB merupakan pertanda pasti sembelit.

Sebab, bayi belum mampu mengontrol proses BAB-nya secara optimal. Jadi, meskipun frekuensi BAB berkurang, tapi bila kekenyalan tinjanya normal dan pada pemeriksaan fisik tak ditemukan kelainan, maka keadaan ini bukan sembelit.

Anak perlu dibawa ke dokter karena konstipasi atau sembelit bisa bersifat akut dan kronis. Dikatakan konstipasi akut bila keluhan timbul selama 1-4 minggu. Pengobatannya pun cuma perlu beberapa hari saja.

Sedangkan konstipasi kronis, keluhannya berlangsung lama, lebih dari sebulan. Pengobatannya juga berlangsung lama, bisa sampai berbulan-bulan.

Intervensi diet merupakan langkah pertama dan utama dalam mengatasi sembelit. Berikan makanan yang mengandung tinggi karbohidrat yang tak dicerna (glukosa polimer), seperti sereal dan beras; tinggi serat (fiber), seperti, buah-buahan (pepaya, jeruk, alpokat) dan sayuran hijau.

Pisang sebaiknya tak diberikan selama mengalami sembelit karena mengandung bahan pektin yang dapat menyebabkan tinja lebih keras.

Baca Juga: Tak Perlu Buru-buru Dibawa ke Dokter, Obat Susah BAB Bayi 6 Bulan Ternyata Bisa dengan Melakukan Pijatan, Begini Caranya

Obat bayi sembelit

Penggunaan obat pencahar sebaiknya dilakukan dengan pengawasan dokter.

Sebab, jenis, lama, dan dosis pencahar yang diberikan sangat tergantung dari berat ringannya konstipasi. Pencahar dapat diberikan melalui oral (mulut) atau anus.

Pemberian melalui anus biasanya pada keadaan yang lebih berat, dimana tinja harus segera dikeluarkan setelah dengan pemberian oral atau diet tak menunjukkan hasil.

Jika bayi mengalami sembelit pada satu minggu pertama kelahiran, harus dicurigai ada kelainan anatomi bawaan sejak lahir.

Yang paling sering adalah Hirschprung, yaitu tak ditemukannya persarafan pada sebagian segmen usus.

Dengan tak adanya sistem saraf tersebut, gerakan usus akan terganggu sehingga tinja akan tertahan di situ.

Bila keadaan ini berlangsung lama, kuman-kuman di usus besar jadi menumpuk dan berlebihan. Selanjutnya akan terjadi infeksi enterokolitis (infeksi usus).

Jika didiamkan bisa menjadi sepsis (infeksi berat) yang dapat menyebabkan kematian bayi.

Bisa juga lama-lama karena pembusukan kotoran, akan mengeluarkan cairan.

Cairan ini akan merembes keluar tanpa bisa ditahan oleh anus karena tak ada persarafan tadi.

Mungkin orang tua ataupun dokter tak menyadari adanya kelainan ini, dianggapnya si bayi mengalami mencret atau diare biasa.

Baca Juga: Obat Bayi Diare, Ketahui Penyebab dan Cara Mendeteksinya Lebih Dulu

Untuk mengetahui perbedaannya dengan diare yang normal, bisa diperhatikan dari baunya yang busuk.

Selain itu, perut si bayi juga akan kembung sekali alias membuncit.

Ditambah lagi dengan ada riwayat BAB yang tak pernah normal.

Sedangkan pada diare yang normal, biasanya sebelumnya tak ada riwayat BAB yang bermasalah. Jadi, tiba-tiba terkena infeksi lalu mencret.

Untuk memastikan adanya kelainan ini dilakukan pemeriksaan dengan barium enema lewat anus.

Bagian usus yang tak ada persarafannya ini harus dibuang lewat operasi. Operasi biasanya dilakukan dua kali.

Pertama, dibuang usus yang tak ada persarafannya. Kedua, kalau usus bisa ditarik ke bawah, langsung disambung ke anus.

Kalau ternyata ususnya belum bisa ditarik, maka dilakukan kolostomi, yaitu dibuat lubang ke dinding perut.

Jadi bayi akan BAB lewat lubang tersebut. Nanti kalau ususnya sudah cukup panjang, bisa dioperasi lagi untuk diturunkan dan disambung langsung ke anus.

Biasanya menunggu sampai ususnya lebih panjang ini bisa makan waktu sampai 3 bulan, tergantung kondisi si anak. Selama itu, anak tetap harus dikontrol terus, dua minggu sekali atau sebulan sekali.

Setelah dioperasi dengan dibuang kelainannya, BAB anak biasanya akan normal kembali. Kecuali jika kelainannya parah sampai usus besarnya harus dibuang semuanya, maka akan tetap bermasalah. Untunglah, kasusnya jarang sekali terjadi. (Sumber: Tabloid Nakita)

Baca Juga: Cara Mengobati Bayi Muntah Menyembur dan Penanganan Agar Tidak Tersedak