Ajak Anak Mengenal Emosi Lewat Membaca! 500 Buku Dibagikan untuk Sejumlah PAUD di Jakarta pada Peringatan Hari Anak Jakarta Membaca

By Kintan Nabila, Kamis, 25 Agustus 2022 | 11:43 WIB
Membantu Si Kecil Mengenali Emosi Lewat Membaca (Nakita/Nita Febriani)

"Pada momen Hari Anak Jakarta Membaca ini, kita sama-sama memahami bahwa kecerdasan literasi adalah salah satu kebutuhan dan keterampilan yang perlu dimiliki anak untuk menghadapi masa depannya," katanya dalam Webinar, Rabu (24/8/2022).

Fery juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas perhatian yang diberikan oleh Tentang Anak kepada anak-anak usia dini di Jakarta.

"Sebanyak 500 buku yang disumbangkan akan kami distribusikan kepada anak-anak PAUD di Jakarta. Semoga kedepannya, lebih banyak anak-anak Indonesia yang bisa menggemari kegiatan membaca,” ujarnya.

Dalam webinar ini, Tentang Anak juga mengundang sejumlah ahli anak yang juga merupakan inisiator dari karya “Kenali Emosi”.

Diantaranya, Grace E. Sameve, M.A, M.Psi, Psikolog (Principal Child Psychologist Tentang Anak), Gianti Amanda, M. Psi. T., Montessori, Dipl. (Principal Early Childhood Education Tentang Anak), dan Grace Melia (Terapis Bermain Tentang Anak).

Sejumlah ahli anak ini akan memperkenalkan kembali pentingnya menumbuhkan rasa gemar membaca pada anak dan bagaimana hal tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan sosial serta performa anak terutama di sekolah. 

Dijelaskan dalam webinar, penting sekali untuk memperkenalkan emosi dasar seperti marah, senang, sedih, takut, pada anak.

Jika anak sudah bisa memahami emosi, maka anak dapat lebih mudah meregulasi emosinya.

Secara tidak langsung, hal ini akan berdampak baik ketika anak memasuki fase sekolah. Baca Juga: Kapan Waktu Terbaik Mengajarkan Anak Membaca? Ini Penjelasannya

Contohnya, anak bisa lebih mudah beradaptasi dengan segala situasi baru, bersosialisasi dengan teman, hingga tenang dalam menghadapi hal yang sulit di sekolah. 

Apabila anak kesulitan meregulasi emosinya, maka bisa berdampak pada aktivitas akademiknya di sekolah.

Misalnya, seperti kesulitan bergaul dengan teman-teman, kesulitan bergabung aktivitas di kelas, dan masih banyak lagi.