Beda Preeklampsia dan Eklampsia, Dua Kondisi yang Bisa Membahayakan Kehamilan

By Nita Febriani, Rabu, 12 Oktober 2022 | 08:30 WIB
Beda preeklampsia dan eklampsia pada ibu hamil (Nakita.id/ Naura)

- obesitas 

- pernah mengalami preeklampsia sebelumnya pada kehamilan pertama, sehingga di kehamilan kedua risiko preeklampsia akan meningkat 30-50%

- memiliki riwayat penyakit seperti diabetes atau autoimun.

 "Bahaya Preeklampsia bisa menimbulkan komplikasi pada organ lain seperti yang telah disebutkan sebelumnya, hingga menyebabkan ibu kejang atau eklampsia."

Perbedaan Preeklampsia dan Eklampsia

Eklampsia adalah kondisi fatal yang terjadi akibat preeklapmsia pada ibu hamil yang disertai dengan kejang.

Kondisi ini pada beberapa kasus juga bisa dialami oleh ibu setelah melahirkan, disebut sebagai eklampsia puerperalis.

"Normalnya, ketika melahirkan kondisi eklampsia akan selesai, namun pada kasus khusus ada ibu yang gejala eklampsianya masih berlanjut sehingga kerap mengalami kejang pasca melahirkan," jelas dr. Tria.

Ketika ibu hamil mengalami kejang, ada periode otak tidak mendapatkan oksigen, sehingga terjadi kondisi hipoksia yang ditakutkan akan menyebabkan komplikasi lanjutan pada otak.

"Kejang berulang juga dapat menimbulkan risiko stroke oksigen ke bayi berkurang dan terjadi gawat janin ditandai dengan air ketuban hijau pekat, bayi lahir tidak menangis, dan bayi harus segera dilarikan ke NICU," tambahnya.

Oleh karena Eklampsia adalah kondisi paling fatal dari Preeklampsia, maka biasanya dokter akan menyarankan untuk segera menyelesaikan kehamilannya sehingga seringkali ibu harus melahirkan bayi prematur.

Jika kehamilan kurang bulan, maka Moms akan diberi alternatif menunggu minimal usia kehamilan 35 minggu sambil diberikan obat pematangan paru bayi, obat anti kejang MgSO4 untuk menurunkan risiko kejang, dan obat darah tinggi anti hipertensi untuk mengontrol darah tingginya.

 Baca Juga: Beberapa Komplikasi Preeklampsia pada Ibu Hamil yang Wajib Moms Ketahui, Bisa Sebabkan Kerusakan pada Hati dan Ginjal

Cara Menghindari Preeklampsia

Secara spesifik, tidak ada makanan atau minuman yang bisa membantu membuat Moms terhindar dari Preeklmapsia.

"Mengurangi garam pun nyatanya tidak berpengaruh pada risiko preeklampsia. Pastikan pola hidup sehat dengan mengurangi karbohidrat gula kompleks. Konsumsi vitamin juga penting terutama kalsium, karena kalsium dapat mengurangi risiko preeklampsia," kata dr. Tria.

Oleh karena penyebab pasti Preeklampsia belum diketahui, maka agak sulit untuk melakukan pencegahan primer.

Namun ketika Moms sudah terlanjur didiagnosa Preeklampsia, ada cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi.

Yakni dengan melakukan deteksi dini, menjalankan pola hidup sehat, dan mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter untuk mengurangi risiko komplikasi.

"Pengobatan herbal seperti minum jus labu siam atau bawang putih boleh-boleh saja dilakukan sebagai ikhtiar, tapi pengobatan medis yang disarankan dokter pun sebaiknya jangan dilupakan" pungkas dr. Tria.

Baca Juga: Faktor-faktor Risiko Preeklampsia pada Ibu Hamil yang Perlu Diketahui, Baru Pertama Kali Hamil