Dampak stunting
1. Aspek kesehatan
Anak stunting bisa mengalami gangguan gizi, yang berpengaruh terhadap perkembangan otak, fisik dan organ-organ metaboliknya.
Anak dengan stunting juga berisiko mengalami hipertensi, obesitas, sakit jantung dan lain sebagainya.
Di usia 40 tahun, anak stunting pun berisiko terkena penyakit metabolik disorder, seperti kencing manis, dan penyakit kardiovaskular seperti hipertensi, penyakit jantung, dan stroke.
2. Dampak psikologis
Dampak stunting adalah gangguan emosi, rendahnya kemampuan anak dalam bersoasialisasi, adanya masalah motorik, dan lain sebagainya.
Berdasarkan studi UNICEF Indonesia tahun 2012, anak stunting performa di sekolahnya cenderung buruk dibandingkan anak yang tidak stunting.
Akibatnya, banyak anak stunting yang putus sekolah karena kemampuan berpikirnya yang kurang.
3. Dampak ekonomi
Pada akhirnya secara luas stunting akan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi san meningkatkan kemiskinan suatu negara.
Pengalaman dan bukti Internasional menunjukkan bahwa stunting dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan menurunkan produktivitas pasar kerja.
Sehingga mengakibatkan hilangnya 11% GDP (Gross Domestic Products) serta mengurangi pendapatan pekerja dewasa hingga 20%.
Selain itu, stunting juga dapat berkontribusi pada melebarnya kesenjangan/inequality.
Sehingga mengurangi 10% dari total pendapatan seumur hidup dan juga menyebabkan kemiskinan antar-generasi.