Apa Hubungan Antara Gagal Ginjal Akut dengan Perkembangan Anak? Begini Penjelasannya

By Shannon Leonette, Selasa, 1 November 2022 | 07:42 WIB
Apa hubungan antara gagal ginjal akut dengan perkembangan anak itu sendiri? Simak penjelasannya di sini. (Dok. Nakita)

Nakita.id - Jumlah kasus gagal ginjal akut di Indonesia kian hari kian menurun.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Indonesia Budi Gunadi Sadikin dimana penurunan kasus gagal ginjal akut terjadi sekitar lebih dari 95%, seperti dikutip Kontan (31/10/2022).

Penurunan kasus gagal ginjal akut ini terjadi setelah pemerintah menghentikan peredaran 5 obat sirup yang mengandung cemaran etilen glikol (EG) dan melebihi ambang batas aman.

“Karena begitu obat (sirup) itu diberhentikan itu turunnya lebih dari 95% yang masuk ke rumah sakit,” kata Budi.

Lebih lanjut, Budi mengatakan bahwa Indonesia juga telah menerima obat untuk menangani pasien gagal ginjal akut yakni Fomepizole.

Obat Fomepizole itu, kata Budi, juga telah didistribusikan ke berbagai rumah sakit yang menangani pasien gagal ginjal akut.

“Sejak kita berhentikan sirup obat-obatan tersebut, turun drastis sekali kasus yang masuk rumah sakit rumah sakit. RSCM yang tadinya bisa masuk 4, 5 per hari, sudah beberapa hari ini kosong. Hanya kemarin saja masuk satu, tapi itu kenanya sudah lama di Labuan Bajo,” ucapnya.

Diketahui, sudah sebanyak 141 anak di Indonesia yang meninggal dunia akibat kasus gagal ginjal akut ini, Moms dan Dads.

Ditambah, kasus ini didominasi oleh anak usia 1-5 tahun.

Penting untuk diketahui bahwa ada hubungan antara gagal ginjal akut dengan perkembangan anak.

Lantas, apa saja hubungannya? Simak terus informasi berikut ini, ya.

Baca Juga: Idap Penyakit Gagal Ginjal Akut Meski Tidak Minum Obat, Ini Penyebab Lainnya!

Hubungan Antara Gagal Ginjal Akut dengan Perkembangan Anak

Sebelum mengetahui hubungannya, ada baiknya jika Moms mengetahui dulu apa itu gagal ginjal akut.

Melansir dari Boston Children’s Hospital, kondisi dimana ginjal tiba-tiba berhenti berfungsi karena infeksi, gangguan aliran darah, pembedahan, ataupun tercemar obat atau bahan kimia beracun lainnya.

Gagal ginjal akut pada anak biasanya ditunjukkan dengan menurunnya produksi darah dan/atau oksigen ke ginjal dalam beberapa jam atau waktu.

Sangat dibutuhkan perawatan intensif di rumah sakit jika kondisinya sudah semakin parah.

Akan tetapi, gagal ginjal akut pada anak ini bisa Moms dan Dads atasi sendiri di rumah.

Gejala Gagal Ginjal Akut pada Anak

Gejala-gejala gagal ginjal akut pada anak ini ada bermacam-macam tergantung penyebabnya.

Namun, beberapa gejala yang umum dialami anak diantaranya sebagai berikut:

- Pendarahan berat

- Demam

- Ruam

- Diare (hingga berdarah)

Baca Juga: Penderita Gagal Ginjal Akut Apakah Boleh Minum Susu? Simak Penjelasannya di Sini!

- Muntah parah

- Sakit perut

- Urine tidak keluar sama sekali atau keluar sedikit

- Kulit pucat

- Edema (pembengkakan jaringan)

- Bengkak di sekitar mata

Gejala-gejala di atas bisa diperparah jika anak memiliki penyakit infeksi, dehidrasi, pembedahan terakhir, trauma, hingga tercemar bahan kimia yang beracun.

Dengan beberapa gejala yang dialami, tentu hal ini dapat membuat Si Kecil dengan gagal ginjal akut menjadi sangat lemas, Moms dan Dads.

Si Kecil menjadi kehilangan nafsu makan, juga lemas atau bahkan tidak mau beraktivitas fisik di luar rumah seperti anak-anak lainnya.

Hal ini tentu dapat menghambat perkembangan anak yang seharusnya, Moms dan Dads.

Padahal, anak seharusnya memiliki nafsu makan yang tinggi disertai sering beraktivitas fisik untuk bisa mendukung tumbuh kembangnya.

Baca Juga: Jangan Disepelekan, Ini Pertolongan Pertama yang Bisa Dilakukan Bagi Pengidap Gagal Ginjal Akut

Pertolongan Pertama Gagal Ginjal Akut pada Anak

Mengutip laman Sehat Negeriku Kementerian Kesehatan via Nakita, Plt. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan dr. Yanti Herman, MH.Kes. menjelaskan penanganan gagal ginjal akut dimulai dari diagnosis klinis.

Maksud dari diagnosis klinis ini adalah dengan mengamati gejala dan tanda klinis yang dialami pasien.

Mengamati beberapa gejala gagal ginjal akut pada anak juga bisa dilakukan oleh Moms dan Dads di rumah.

Salah satu gejala utama gagal ginjal akut adalah penurunan produksi urine atau bahkan tidak buang air kecil sama sekali (anuria).

“Penurunan cepat dan tiba-tiba pada fungsi filtrasi/penyaringan ginjal. Biasanya ditandai peningkatan konsentrasi kreatinin serum atau azotemia dan/atau penurunan sampai tidak ada sama sekali produksi urine,” kata dr. Yanti.

Selain itu, gejala lainnya yang juga perlu Moms dan Dads waspadai adalah warna urine yang berubah menjadi pekat atau kecoklatan, diare, mual, muntah, demam selama 3-5 hari, batuk, pilek, dan sering mengantuk.

Untuk itu, Moms dan Dads perlu membawa anak untuk segera diperiksakan ke dokter.

Di rumah sakit, Kemenkes merekomendasikan agar pemeriksaan berlanjut pada fungsi ginjal (turun, kreatinin).

Apabila fungsi ginjal meningkat, selanjutnya dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan diagnosis serta evaluasi kemungkinan etiologi dan komplikasi

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan positif gagal ginjal akut, selanjutnya pasien akan dilakukan perawatan di ruangan intensif berupa High Care Unit (HCU)/Pediatric Intensive Care Unit (PICU) sesuai indikasi.

Selama proses perawatan, fasyankes akan memberikan obat dan terus memonitoring kondisi pasien yang meliputi volume balance cairan dan diuresis selama perawatan, kesadaran, napas Kussmaul, tekanan darah, serta pemeriksaan kreatinin serial per 12 jam.

Baca Juga: Masih Terus Terjadi Kasus, Ini Antisipasi yang Bisa Orangtua Lakukan Untuk Cegah Gagal Ginjal Akut