Perlu Dihindari, Berikut Ucapan Orangtua kepada Anak yang Tanpa Disadari Dapat Menyakiti Mentalnya

By Syifa Amalia, Selasa, 22 November 2022 | 07:15 WIB
Hal yang perlu dihindari dikatakan pada anak supaya tidak menyakiti mentalnya. (Nakita/Karmita)

Nakita.id – Terkadang orangtua tidak bermaksud untuk mengatakan hal-hal yang menyakitkan pada anak-anak mereka.

Namun secara tidak sengaja kata-kata tersebut terlontar yang kemudian berdampak pada emosional anak.

Pasalnya terdapat beberapa dapat ucapan yang sering digunakan orangtua yang tanpa disadari menyakiti mental mereka.

Tentu saja hal ini tidak ingin terjadi apalagi jika sampai terbawa sampai anak dewasa.

Oleh karena itu penting untuk mengetahui apa saja hal-hal yang dikatakan orangtua namun sebaiknya tidak diucapkan.

Dilansir dari Huff Post, berikut ini adalah hal yang tanpa disadari dapat menyakiti mental anak.

Ucapan Orangtua yang Dapat Menyakiti Mental Anak

1. “Ini bukan masalah besar”

Anak-anak sering menangis karena hal-hal yang tampaknya sangat konyol.

Di lain sisi, tangisan dan rengekan anak-anak pasti dapat menganggu orangtua terutama ketika sesuatu tersebut seharusnya mereka atasi.

Menurut Amy McCready, seorang pendidik parenting, pendiri Positive Parenting Solutions mengatakan bahwa masalah-masalah kecil dan emosi yang menyertainya sebenarnya sangat besar bagi anak.

Mengabaikan respon semosional mereka hanya akan menyakiti mental anak.

Sebagai gantinya, luangkan waktu sejenak dan cobalah untuk memahami berbagai hal dari sudut pandang mereka.

Baca Juga: Cara Membuat Anak Mau Membantu Pekerjaan Rumah Tangga Tanpa Menyuruh

McCready merekomendasikan untuk mengatakan sesuatu seperti: “Kamu tampak sangat takut atau frustrasi atau kecewa sekarang. Haruskah kita membicarakannya dan mencari tahu apa yang harus dilakukan?

Pada akhirnya, membantu mereka melabeli emosi mereka adalah bagian penting dalam mengembangkan kecerdasan emosional. Juga menjelaskan bahwa orangtua ada untuk mereka.

2. "Kamu tidak pernah" atau "Kamu selalu melakukan XYZ"

Anak-anak memiliki pola mereka sendiri, tetapi mengatakan anak "selalu" atau "tidak pernah" melakukan sesuatu tidaklah benar.

Kata-kata tersebut adalah red flegs bahwa Moms tidak lagi ingin tahu tentang apa yang terjadi pada momen khusus ini dengan anak.

Menurut Robbin McManne, pendiri Parenting for Connection, ini justru melewatkan kesempatan untuk mengajari mereka apa yang harus mereka lakukan dan apa yang dapat mereka lakukan di lain waktu.

Sebagai gantinya, ingatkan diri untuk ingin tahu mengapa anak melakukan perilaku tertentu pada waktu tertentu.

3. "Kamu seharusnya tahu lebih baik"

Ketika Moms mengatakan sesuatu seperti "kamu harus tahu lebih baik", bukan membantu anak merasa bersalah atau malu pada anak untuk berubah.

Tapi McCready, mengatakan itu membuat anak-anak bersikap defensif, yang membuat mereka cenderung tidak mendengarkan dan merusak kepercayaan diri mereka.

Sebagai gantinya, McCready menyarankan untuk mengatakan sesuatu seperti “Hmm, sepertinya kita punya situasi di sini! Apa yang dapat kami lakukan untuk memperbaikinya?”

Tujuannya adalah untuk fokus pada solusi bukan masalahnya sehingga anak-anak berlatih memecahkan masalah.

Dan memperbaiki kesalahan mereka sendiri, dan memikirkan cara untuk membuat pilihan yang lebih baik sejak awal.

Baca Juga: Mengenal Jenis-jenis Pola Asuh Anak dan Pengaruh yang Didapatkan

4. "Biarkan aku melakukannya"

Saat terburu-buru menunggu anak menyelesaikan tugas sederhana yang tampaknya memakan waktu lama, insting Moms mungkin akan mengambil alih.

Tetapi cobalah untuk menghindari melakukan itu sebisa mungkin bisa.

McCready mengatakan ucapan ini justru hanya akan mengecilkan hati mereka dan benar-benar membuat mereka frustasi.

Sebagai gantinya, coba perlambat dan beri anak waktu yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan tugas mereka. Atau paling tidak, jelaskan mengapa ia harus terburu-buru. Katakan sesuatu seperti:

“Aku akan membantumu sekali ini saja karena kita sudah sangat terlambat, tapi mari kita kerjakan bersama nanti!”

5. “Kamu adalah [masukkan label di sini]”

Salah satu hal paling berharga yang dapat dilakukan orang tua untuk anak-anak mereka adalah menghindari memberi label pada mereka, kata McManne.

Label merusak hubungan orang tua-anak karena mereka menghalangi orang tua melihat anak-anak mereka berjuang dan membutuhkan bantuan. Label juga memiliki potensi untuk menjadi self-fulfilling.

Bahkan label yang terkesan positif seperti “Kamu pintar!” sebenarnya bisa berbahaya, kata McCready.

Ketika mengatakan ‘kamu pintar’ dan lainnya, ini memberi tahu anak bahwa alasan berhasil dalam ujian adalah karena dilahirkan cerdas.

Namun ketika anak tidak berhasil mencapai yang diinginkan, mereka akan bingung dan putus asa, mempertanyakan kemampuan mereka sendiri. "Jika mereka sangat pintar, mengapa mereka gagal?”

Sebagai gantinya, cobalah perhatikan dan pujilah usaha, bukan hasil. Dan lakukan apa pun yang Moms bisa untuk menghindari memberi label pada anak sebagai apa pun, baik atau buruk.

Baca Juga: Mengenal Toxic Parenting: Tanda-tanda, Penyebab, Dampak Bahaya, dan Cara Mengurangi