Pengertian Hiperlaktasi pada Ibu Menyusui, Kenali juga Tanda-Tanda, Penyebab, serta Cara Mengatasinya

By Syifa Amalia, Kamis, 2 Februari 2023 | 17:30 WIB
Mengenali apa itu hiperlaktasi, tanda-tanda, penyebab, dan cara mengatasinya pada ibu menyusui yang tepat. (Freepik.com/Drazen Zigic)

Nakita.id – Ketika menyusui, wanita kerap mengalami beberapa masalah yang membuat tidak nyaman.

Moms tentu ingin sebisa mungkin ingin selalu memberikan ASI untuk memenuhi kebutuhan nutrisi Si Kecil.

Sehingga, mencoba mencari cara supaya produksi susu melimpah setiap harinya.

Namun, meski tampak berkebalikan kelebihan pasokan ASI juga dapat membuat menyusui menjadi sulit.

Semburan ASI selama menyusui mungkin terlalu kulit, dan dapat menyebabkan bayi tersedak dan batuk.

Kondisi ini dikenal dengan istilah hiperlaktasi.

Apa itu Hiperlaktasi?

Hiperlaktasi biasanya terjadi di awal menyusui di mana payudara menghasilkan ASI yang lebih banyak melebihi kebutuhan bayi.

Dilansir dari Mayo Clinic, saat mengalami hiperlaktasi dapat juga disertai dengan nyeri payudara, pebengkakan parah, dan pengeluaran ASI yang menyakitkan.

Kondisi ini tidak hanya membuat Moms merasa terganggu, tetapi juga bagi bayi.

Bayi bisa mengalami kenaikan berat badan terlalu banyak. Mereka juga mengalami penambahan berat yang sedikit jika mereka mendapatkan terlalu banyak foremilk yang kaya karbohidrat dan tidak mendapatkan cukup hindmilk yang kaya lemak.

Si Kecil juga bisa rewel, kesulitan mempertahankan pelekatan, dan bersikap tidak tertarik saat menyusu.

Baca Juga: Cara Mengatasi Berat Badan Ibu Menyusui yang Terus Turun, Apakah Ada Penyakit Tertentu?

Tanda-tanda Hiperlaktasi

Jika Moms mencurigai mengalami hiperlaktasi, terdapat beberapa tanda yang bisa diketahui dari ibu dan bayi.

Pada ibu:

- Payudara penuh dan tidak nyaman bahkan setelah menyusui.

- Membocorkan banyak susu di antara waktu menyusui.

- Nyeri payudara karena merasa terlalu penuh.

- Nyeri puting biasanya karena bayi menggigit, mengunyah, atau mengepalkan hingga mengempis dengan sangat cepat

- Saluran yang sering tersumbat atau mastitis.

Pada bayi:

- Sering tersedak, batuk atau tersedak saat makan.

- Menggigit atau menjepit puting untuk memperlambat aliran.

- Sering bersendawa bahkan muntah di antara waktu makan.

- Kenaikan berat badan yang cepat, lebih dari satu ons sehari selama beberapa hari.

- Kotoran yang berwarna hijau, berbusa atau berair, bahkan mungkin lendir atau darah

Baca Juga: Pemberian Gizi yang Tepat untuk Ibu Menyusui Agar Cegah Anak Terkena Stunting, Simak Penjelasannya!

Penyebab Hiperlaktasi

Berikut ini adalah beberapa penyebab hiperlaktasi pada ibu menyusui :

- Terlalu banyak prolaktin hormon perangsang produksi susu dalam darah (hiperprolaktinemia).

- Memiliki sejumlah besar alveoli (kantung susu) yang memengaruhi seberapa cepat membuat susu.

- Bayi mulai makan makanan padat, sehingga menyusu lebih sedikit.

- Mengonsumsi obat-obatan yang meningkatkan produksi ASI

Cara Mengatasi Hiperlaktasi

Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan oleh ibu menyusui untuk mengatasi hiperlaktasi.

- Kosongkan sepenuhnya payudara pertama sebelum berganti ke payudara kedua. Ini menyeimbangkan cairan, nutrisi dan lemak dalam susu. Sekaligus juga mencegah payudara kedua menghasilkan begitu banyak susu.

- Berlatih menyusui dengan cara membaginya dengan periode tertentu.

Contoh: Dari jam 9 pagi sampai siang, berikan ASI hanya pada payudara kiri. Kemudian dari siang hingga jam 3 sore, beri ASI hanya pada payudara kanan. Terus ganti payudara setiap tiga jam sekali.

- Kenakan bra yang mendukung tetapi tidak ketat.

- Bicaralah dengan dokter tentang herbal dan obat-obatan yang dapat membantu. 

Baca Juga: Pahami Risiko Ibu Menyusui Saat Hamil dan Tips Aman Melakukannya