Kasusnya Sangat Langka di Dunia, ini Dugaan Kenapa Yunita Sampai Lecehkan 17 Anak di Jambi, Balas Dendam dan Terkait Profesi Pelaku?

By Saeful Imam, Sabtu, 11 Februari 2023 | 15:00 WIB
Pelaku pedofil di Jambi diduga melakukan aksi pelecehan karena balas dendam ()

Nakita.id - Pelaku pecelehan terhadap 17 anak di Jambi saat ini sudah resmi menjadi tersangka. 

Wanita bernama lengkap Yunita Sari Anggraeni ini diduga memiliki kelainan seks berupa pedofilia.

Pedofilia adalah bentuk kelainan seksual yang meliputi nafsu seksual terhadap anak-anak maupun remaja yang berusia di bawah 14 tahun.

Sedangkan eksibiionis adalah kondisi yang ditandai fantasi atau perilaku memperlihatkan alat kelamin seseorang, kepada orang yang tidak menginginkannya, khususnya orang asing.

Nah, Seluruh korban Yunita adalah anak-anak di bawah 14 tahun, dengan rincian korban 11 laki-laki dan 6 perempuan.

Ia tak hanya melecehkan mereka, tapi juga memperlihatkan adegan ranjang kepada para bocah ingusan itu. 

Aksinya berjalan lancar karena di rumahnya terdapat penyewaan game playstation.

Setiap hari anak-anak itu bolak-balik ke kediamannya untuk bermain.

Pelaku memanfaatkan kondisi itu dengan meminta mereka untuk meraba bagian intimnya di ruang keluarga, kamar mandi, dan kamar pelaku.

Dua pelaku laki-laki malah diajaknya untuk berhubungan intim, sedangkan anak-anak perempuan diminta menonton film dewasa juga adegan ranjang pelaku dan suami lewat sebuah celah.

Beberapa anak perempuan juga dipaksa untuk menggunakan pompa ASI di bagian dadanya demi puaskan hasrat pelaku. 

Baca Juga: Diduga Lecehkan 17 Anak, Akun IG dan Tiktok Dikomentari Nakal Beberapa Warganet

 

Kasus ini muncul justru karena pelaku melaporkan bahwa dirinya menjadi korban perkosaan anak-anak.

Sayang, laporan ini dinilai janggal dan justru menyeret pelaku menjadi tersangka pelecehan anak-anak.

Motif Pelaku Melakukan Pelecehan kepada Anak

Nah, sebenarnya ada beberapa alasan mengapa pelaku melakukan pelecehan. 

Dalam pandangan seksolog Zoya Amirin, kasus yang dialami Yunita ini termasuk langka, tidak hanya di tanah air tapi juga dunia.

Dikutip dari kanal youtube TvOne,  Zoya mengatakan sebagian besar pedofilia adalah laki-laki.

"Di dunia ini sangat jarang perempuan, kemudian yang sangat langka lagi usianya masih 25 tahun," ujar psikolog lulusan Universitas Indonesia ini. 

Adapun kenapa Yunita sampai melecehkan anak-anak, Zoya mengungkap boleh jadi karena pengalaman masa lalu.

"Bisa jadi dulu dia pernah dilecehkan, sebab 30 persen orang yang pernah mengalami pelecehan atau perkosaan pada masa kanak-kanak, bisa melakukan balas dendam."

Artinya, korban dapat melakukan pelecehan pada anak-anak lain. 

"Dengan catatan, kasus pelecehan itu tidak ditangani dengan baik atau tidak ada pendampingan orangtua," tuturnya.

"Kadang penanganannya (dari ahli) tidak maksimal, tapi pendampingan orangtua luar biasa, anak juga bisa survive kok," sambungnya.  

Baca Juga: Selain Penyanyi Organ Tunggal dan Pemandu Lagu, Mama Muda Pelaku Pelecehan Anak di Jambi Sempat Jalani Profesi Mulia ini?

"Kalau pendampingan ahli pada anak bagus, tapi pendampingan orangtua buruk, anak ini juga belum tentu bisa survive, jadi dua faktor ini mempengaruhi."

Selain itu, korban pelecehan yang tak tertangani tidak selalu dilampiaskan dengan balas dendam, ada sebagian lagi yang justru menarik diri dan takut bergaul. 

Nah, pemicu lainnya kenapa seorang bisa menjadi pelaku pelecehan adalah kemungkinan ia menjadi secondary victim, bukan korban tapi kerap melihat kejadian kekerasan. 

"Ia terlalu sering melihat kejahatan-kejahatan seksual di sekelilingnya, hingga mengalami secondary trauma pada masa kanak-kanak."

Ini sebabnya, meski bukan menjadi korban tapi saat kanak-kanak sering menyaksikan kekerasan, ke depannya bukan tidak mungkin ia bisa menjadi pelaku pelecehan. 

Saat ditanya, apakah profesi Yunita yang sempat menjadi pendamping lagu karaoke di klub malam bisa berpengaruh pada penyimpangan ini, Zoya mengatakan bisa ya tapi bisa juga tidak. 

"Belum tentu bisa mempengaruhi perilakunya saat ini, seandainya ia bekerja di dunia malam, apakah hasrat seksualnya tersalurkan? Kan enggak," ujarnya.  

Baca Juga: Bukan Hanya Pelecehan Seksual, Berikut Bentuk-Bentuk Kekarasan yang Rentan Terjadi di Tempat Kerja dan Patut Diwaspadi