10 Tradisi Menyambut Ramadan di Indonesia, Salah Satunya Pawai Obor

By Aullia Rachma Puteri, Selasa, 21 Maret 2023 | 09:00 WIB
Tradisi menyambut Ramadan di Indonesia (Freepik)

Nakita.id - Masih banyak yang belum tahu, ini tradisi menyambut Ramadan yang ada di Indonesia.

Salah satunya ada di kota Moms?

Tradisi Menyambut Ramadan di Indonesia

1. Munggahan

Tradisi munggahan biasanya dilakukan oleh keluarga dari tanah Sunda, tradisi menyambut bulan Ramadan ini selalu dilakukan setiap tahunnya.

Masyarakat Sunda di Jawa Barat memanfaatkan momen seminggu atau dua minggu sebelum bulan puasa untuk berkumpul bersama orang-orang terkasih.

Bukan hanya bersama keluarga munggahan ini juga bisa dilakukan dengan teman-teman dan rekan kerja.

Di dalam munggahan biasanya ada satu momen untuk saling meminta maaf untuk mempersiapkan diri menuju bulan puasa yang suci.

2. Padusan

Salah satu cara yang dipercaya untuk bisa menyucikan diri adalah dengan cara mandi atau berendam di laut atau sumber-sumber air yang dianggap kramat.

Masyarakat Boyolali juga masih mempercayai tradisi seperti ini.

Setiap menjelang bulan Ramadan masyarakat Boyolali akan beramai-ramai mendatangi air terjun atau sumber air lainnya yang dianggap kramat.

Mereka akan beramai-ramai mandi dan berendam di sumber air ini karena kepercayaan mereka air bisa menyucikan diri sebelum masuk ke bulan puasa.

3. Jalur Pacu

Berbeda dengan tradisi di daerah lain Riau menyambut Ramadan dengan tradisi yang mirip dengan pesta rakyat.

Baca Juga: Tradisi Ziarah Kubur Jelang Ramadan, Para Peziarah Padati TPU Karet Bivak Hingga Penjual Bunga Makam Raup Keberkahan

Menjelang bulan puasa masyarakat Riau akan bersiap-siap untuk menggelar acara Jalur Pacu.

Tradisi ini disambut dengan suka cita karena masyarakat akan beramai-ramai memenuhi sungai untuk melihat perlombaan dayung yang disebut dengan Jalur Pacu.

Perlombaan ini akan diakhiri dengan tardisi Balimau Kasai yang punya arti bersuci menjelang matahari terbenam sampai malam.

4. Dugderan

Tradisi Dugderan masyarakat Semarang ini sudah dilakukan sejak tahun 1881 yang sampai sekarang masih dilakukan.

Bedanya Dugderan zaman sekarang sudah menjadi pesta rakyat yang rangkaian acaranya ada tari-tarian, karnaval, dan tabuh bedug.

Di setiap Dugderan pasti Warak Ngendong yang jadi simbol acara ini diarak dan ikut dalam karnaval.

Biasanya karnaval akan dimulai dari Balai Kota dan berakhir di Masjid Kauman.

5. Meugang

Masyarakat Aceh juga mempunya tradisi yang sama uniknya untuk menyambut bulan Ramadan.

Tradisi memasak daging dan menikmatinya bersama orang terkasih dan yatim piatu di Aceh ini bernama Meugang.

Acara Meugang ini hampir mirip dengan Idul Adha dimana masyrakat beramai-ramai menyembelih kurban berupa kambing atau sapi.

Meugang sampai sekarang masih terpelihara baik, biasanya di desa-desa sudah sibuk menyiapkan Meugang sehari sebelum memasuki bulan Ramadan.

Baca Juga: Unik & Tak Biasa, Begini Tradisi Ramadan di Berbagai Negara

Sedangkan di kota Meugang dilaksanakan selama dua hari.

Tradisi Meugang ini menjadi sebuah keharusan karena masyarakat Aceh percaya kebaikan dan keberkahan yang terjadi 11 bulan lalu wajib disyukuri dengan cara Meugang.

6. Dandangan

Walaupun masih di tanah Jawa tradisi menjelang bulan puasa di tiap daerah pasti berbeda-beda.

Di Kudus, Jawa Tengah tradisi Dandangan selalu mengisi acara menjelang bulan puasa.

Tradisi Dandangan ini sudah ada sejak 400an tahun lalu yang dimulai dari zaman Sunan Kudus.

Acara pesta rakyat ini selalu dihadiri oleh masyarakat Kudus dan sekitarnya. Dandangan ini digelar dengan pasar malam yang menjual berbagai kebutuhan rumah tangga.

7. Nyadran

Ziarah ke kuburan leluhur menjadi sebuah kegiatan wajib yang dilakukan oleh masyarakat Jawa. Begitu juga ziarah kubur jelang bulan puasa yang disebut dengan Nyadran.

Tradisi Nyadran ini biasanya dilakuakan oleh masyarakat Jawa Tengah.

Nyadran adalah tradisi pembersihan makam yang umumnya dilakukan di pedesaan.

Selain membersihkan makan leluhur dan tabur bunga masyarakat Jawa Tengah juga melakukan selamatan atau kenduri di makam leluhur.

8. Megengan

Surabaya juga punya tradisi unik yang wajib dilakukan setiap menjelang bulan puasa.

Baca Juga: Rangkaian Upacara Hari Raya Galungan dan Kuningan, Salah Satunya Ada Tradisi Tolak Bala

Tradisi Megengan ini masih dilakukan sampai sekarang. Megengan adalah kegiatan memakan kue apem sebagai bentuk menyucikan diri.

Apem ini mirip dengan pelafalan kata ‘afwan’ dari Arab yang mempunyai arti maaf.

Selain memakan kue apem warga juga melakukan tahlilan untuk mendoakan mendiang saudara yang terlebih dahulu pergi.

9. Perlon Unggahan

Seperti kebanyakan muslim di Indonesia tradisi ziarah kubur pasti mewarnai perayaan jelang bulan suci Ramadan.

Pelon Unggahan atau ziarah kubur yang dilakukan di Desa Pekuncen, Banyumas yang ada di Jawa Tengah ini dilakukan seminggu sebelum memasuki bulan Ramadan.

Bedanya dengan ziarah umum pada umumnya adalah Pelon Unggahan diawali dengan ziarah kubur ke makam Bonokeling.

Orang yang berziarah ke makam Bonokeling diharuskan melepas alas kaki sambil menjinjing nasi ambeng makanan khas Banyumas.

Setelah melakukan ziarah warga Banyumas akan melakukan acara makan bersama-sama untuk menjaga tali silaturahmi.

10. Pawai Obor

Tradisi pawai obor merupakan tradisi atau budaya yang dipercaya dan dijalankan masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Kalimantan Barat dalam merayakan datangnya bulan suci Ramadan.

Namun selain Kalimantan Barat, pawai obor juga dilaksanakan di Sunda, tepatnya Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Pawai obor keliling kampung sendiri merupakan sebuah tradisi dilakukan masyarakat desa Tenajar Kidul kecamatan Kertasemaya, yang sudah dilakukan secara turun temurun dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadan.

Baca Juga: Apa Itu Tedak Siten? Acara yang Diadakan Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar Saat Usia Ameena Hanna Nur Atta 7 Bulan Kental dengan Adat Jawa