Apakah Kelainan Mata Minus Bisa Melahirkan Secara Normal? Ini Penjelasannya

By Syifa Amalia, Sabtu, 8 April 2023 | 19:30 WIB
Berikut penjelasan tentang ibu hamil dengan kondisi mata minus dapat melahirkan secara normal. (Freepik)

Nakita.id – Menjelang waktu melahirkan, Moms akan dihadapkan oleh beberapa metode persalinan.

Bagi Moms yang memiliki kehamilan sehat dan tidak berisiko, sangat disarankan untuk melahirkan secara normal.

Namun bagi ibu hamil dengan kondisi tertentu perlu mendiskusikan dengan dokter mengenai cara persalinan yang aman,

Kondisi yang sering menjadi perhatian adalah ibu hamil yang memiliki mata minus.

Moms mungkin sudah pernah mendengar bahwa ibu hamil dengan kondisi mata seperti ini sebaiknya tidak melahirkan secara normal.

Namun benarkah demikian ya? Cari tahu selengkapnya di sini, Moms.

Apakah Kelainan Mata Minus Bisa Melahirkan Secara Normal?

Dikatakannya, ibu hamil yang memiliki mata minus sebaiknya tidak melahirkan secara normal karena takut menyebabkan kebutaan.

Pendapat tersebut muncul setelah beberapa penelitian mengaitkan risiko kebutaan dengan persalinan normal.

Mengejan membutuhkan banyak energi dan dapat menyebabkan ketegangan yang parah.

Hal ini diyakini dapat meningkatkan tekanan pada otot perut, dada, dan mata.

Tekanan besar ini dikhawatirkan memicu lepasnya retina mata.

Baca Juga: Cara Mengatasi Perubahan Fisik dan Mood Ibu Setelah Melahirkan

Namun anggapan bahwa ibu hamil dengan mata minus tidak mungkin melahirkan secara normal tidak pernah terbukti secara medis.

Belum ada bukti ilmiah yang cukup untuk membuktikan bahwa tekanan kuat yang terjadi saat mengejan dapat merusak retina mata.

Sebuah publikasi jurnal penelitian Graefe’s Archive for Clinical and Experimental Ophthalmology tidak menemukan adanya masalah pada retina mata yang muncul saat ibu hamil dengan mata minus melahirkan secara normal.

Penelitian ini dilakukan dengan mengamati 10 wanita yang mengalami penurunan gangguan penglihatan tertentu hingga yang memang memiliki riwayat ablasi retina.

Ablasi retina adalah kondisi terlepasnya retina dari jaringan pendukung di sekitarnya di belakang bola mata.

Kondisi dapat menyebabkan penglihatan kabur tiba-tiba bahkan mungkin kebutaan mendadak.

Ginekolog dan dokter mata setuju, didukung oleh bukti ilmiah, bahwa miopia tidak menimbulkan risiko nyata ablasi retina saat melahirkan.

Bahwa pasien dapat mengejan tanpa mengganggu kesehatan mata mereka dan tidak perlu menunjukkan operasi caesar.

Pernyataan salah lainnya adalah bahwa proses kehamilan menyebabkan resep mata meningkat.

Faktanya, miopia tidak berkembang dengan kehamilan. Tetapi seiring bertambahnya usia, tetap stagnan setelah usia 25 atau 27 tahun.

Memang benar bahwa mungkin ada miopia sementara selama kehamilan dan minggu-minggu pertama setelah melahirkan karena kesulitan akomodasi.

Baca Juga: Kebiasaan Ibu Hamil yang Perlu Dihindari Agar Proses Lahiran Lancar

Dan memfokuskan penglihatan, seringkali karena kelelahan itu sendiri, tetapi kemudian penglihatan kembali.

Ibu hamil dengan mata minus tetap bisa melahirkan secara normal, asalkan diperiksakan dulu kondisi retinanya.

Jika kondisi retina tidak lemah, maka boleh melahirkan secara normal.

Namun, jika kondisi retina sudah lemah meski minusnya masih rendah, solusi terbaik yang disarankan dokter adalah dengan melakukan operasi caesar untuk memastikan kesehatan.

Caesar adalah operasi yang dilakukan untuk mengeluarkan bayi melalui sayatan pada dinding perut bagian depan dan rahim.

Risiko hidup dan kesehatan wanita yang menjalani operasi caesar 12 kali lebih tinggi dibandingkan melahirkan secara alami.

Oleh karena itu operasi ini dipilih hanya jika diindikasikan secara ketat.

Seorang caesar adalah pilihan dalam kasus ketika kelahiran alami tidak memungkinkan atau berbahaya bagi ibu dan bayinya.

Sayangnya alasan yang agak sering untuk operasi ini adalah kasus distrofi retina.

Risiko ablasi retina pada wanita yang mengalami miopia dan kelainan fundus mata sangat meningkat selama persalinan alami karena fluktuasi tekanan darah yang tinggi.

Oleh karena itu, bicarakan lebih lanjut dengan dokter kandungan mengenai hal ini.

Baca Juga: Penyebab dan Risiko Melahirkan Secara Prematur, Moms Harus Tahu!