In The Middle of Everything Karya Lala Bohang, Merayakan Dualisme Ganjil Kehidupan

By Nita Febriani, Senin, 15 Mei 2023 | 14:51 WIB
Peluncuran dan Pameran In The Middle of Everything Karya Lala Bohang (dok. Gramedia Pustaka Utama)

Nakita.id - Perupa dan penulis Lala Bohang baru saja meluncurkan buku dan membuka pameran berjudul 'In The Middle of Everything' pada hari Jumat (13/05).

Dalam acara ini, pengunjung dapat menyaksikan bincang buku In the Middle of Everything bersama Lala Bohang yang dipandu oleh Asmara Wreksono.

Dalam pameran ini juga menampilkan reading performance oleh teman-teman penulis Ray Shabir, Helena Natasha, dan Angelina Lenny, serta rangkaian alunan musik dari musisi elektronik Logic Lost.

Pameran yang digelar Penerbit Gramedia Pustaka Utama bersama dengan penulis ini dilaksanakan pukul 16.00-18.00 WIB di Dia.Lo.Gue Artspace, Kemang, Jakarta Selatan. 

Sejak buku pertamanya, The Book of Forbidden Feelings, yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama di 2016, karya-karya Lala, baik dalam bentuk ilustrasi maupun tulisan, selalu mendorong banyak pemikiran tanpa mencoba memberikan arahan.

Imaji karakter perempuan yang terluntang-lantung di tengah kanvas, dikelilingi oleh benang kusut yang berpendar, dan ruang-ruang kosong yang menyediakan awan pikiran untuk menuangkan segala kegelisahan menjadi ciri khas karya Lala.

Dalam In the Middle of Everything, Lala melakukan perenungan atas ruang-ruang tengah yang dimiliki oleh manusia saat beranjak dari satu tempat menuju ke tempat tujuan lainnya.

Sebab, hidup penuh dengan momen-momen antara yang durasinya tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dipastikan kapan akan berakhir.

Sebagai milenial yang melewati fase pendewasaan diri dengan mengalami banyak perpindahan tubuh dari satu kota ke kota yang lain, Lala banyak merasakan berada di tengah situasi yang tidak menentu.

Ia paham seperti apa rasanya meramu sebuah mimpi untuk kemudian dihancurkan dan dihadirkan kembali dalam rupa yang berbeda.

Momen-momen inilah yang membuat Lala belajar untuk bercakap-cakap dan menjadi akrab dengan diri sendiri yang sering kali merasa tidak pada tempatnya.

Baca Juga: Creative Power Management, Perusahaan Kreatif Milik Jeremy Thomas Akan Adaptasi Tiga Novel Terbitan Gramedia Pustaka Utama ke Dalam Film