Nakita.id - Penerbit Gramedia Pustaka Utama bersama dengan Creative Power Management, perusahaan kreatif besutan Jeremy Thomas, mengumumkan dimulainya kerja sama proses adaptasi tiga novel ke format sinema lewat bincang sore “From Book to Screen” pada Rabu, 29 Maret 2023 pukul 16.00 WIB di Gramedia Palmerah Barat.
Ketiga novel terbitan Gramedia Pustaka Utama yang akan diadaptasi adalah Asmaraloka yang ditulis oleh Arata Kim, A Sky Full of Stars yang ditulis oleh Nara Lahmusi, dan Kembali Bebas yang ditulis oleh Sasa Ahadiah.
Terjalinnya kerja sama antara Gramedia Pustaka Utama, yang merupakan bagian dari jaringan media terbesar di Indonesia Kompas Gramedia, dan Creative Power Management menjadi wadah baru yang memperluas kesempatan bagi insan kreatif untuk bisa masuk ke sektor nyata sebuah industri, dalam hal ini industrii hiburan.
“Saya tertarik untuk mendukung teman-teman penulis yang telah memberikan cerita terbaik di novel mereka dengan memfasilitasi karyanya agar bisa masuk ke dunia hiburan dan memperluas audiens,” ungkap Jeremy Thomas selaku pendiri Creative Power Management.
Ketiga penulis novel yang terpilih untuk diadaptasi ini merupakan lulusan dari Gramedia Writing Project.
Novel Asmaraloka merupakan pemenang dari Gramedia Writing Project The Writer’s Show 2020, novel Kembali Bebas masuk sebagai finalis dari Gramedia Writing Project The Writer’s Show 2020, dan Nara Lahmusi adalah salah seorang dari 75 finalis Gramedia Writing Project batch 3 pada tahun 2017. Arata Kim mengaku kaget sewaktu mendengar pengumuman tersebut, sebab Asmaraloka merupakan karya pertamanya bersama Gramedia Pustaka Utama.
“Saya tidak menyangka bakal hoki sampai segini. Tapi, ikut senang karena dari tim Gramedia Writing Project, Rekata Studio, dan Gramedia Pustaka Utama banyak sekali membantu selama prosesnya untuk bisa sampai di tahap ini,” terangnya.
Sementara, bagi Nara Lahmusi, mengetahui tokoh-tokoh dalam novelnya akan hidup, bisa dilihat, disentuh, dan diajak foto bareng memberikan rasa kebahagiaan tingkat tinggi.
“Semoga proses tumbuh kembang mereka menjadi sosok yang utuh dilancarkan,” harapnya.
Asmaraloka bercerita tentang sepasang laki-laki dan perempuan yang pernah menjalani cinta monyet saat usia sekolah dan bertemu kembali delapan tahun kemudian sebagai atasan dan bawahan di perusahaan konsultan IT dengan problematika baru yang kompleks.
Sementara, A Sky Full of Stars mengisahkan tiga remaja yang saling membantu mewujudkan mimpi masing-masing terlepas dari segala keterbatasan yang dimiliki.
Baca Juga: Lab NFT Bentara Dorong Seniman Indonesia Mendunia
Kembali Bebas, yang baru terbit Januari 2023 ini, mengangkat isu jati diri yang dialami oleh sepasang suami istri berusia 50-an, ketika salah satu dari mereka meminta untuk berpisah karena selama ini merasa terpenjara.
Bukan tanpa alasan ketiga novel ini dipilih oleh Creative Power Management untuk diadaptasi ke dalam bentuk audio visual.
“Ketiga cerita dari buku ini sudah sangat luar biasa baiknya. Namun, saya, bersama dengan tim di balik layar yang reputasinya sangat baik, bisa melihat potensi ketiga novel ini untuk dieskalasi ke dalam bentuk sinema. Saat ini kita dapat melihat ada banyak pasangan paruh baya dalam posisi pernikahan yang mengalami dilema seperti tokoh-tokoh dalam Kembali Bebas. Kemudian kisah keluarga dengan anak-anak muda yang mempunyai masalah internal tapi menaruh harapan besar akan masa depan seperti yang tergambarkan dalam A Sky Full of Stars dan kisah-kasih percintaan muda-mudi dalam Asmaraloka sedikit banyak mewakili keresahan yang sedang dihadapi oleh manusia-manusia yang hidup di zaman ini,” terang Jeremy Thomas.
Berbeda dengan Asmaraloka dan A Sky Full of Stars yang sudah terbit dalam bentuk novel dan telah dinikmati oleh pembaca sejak beberapa tahun sebelum, Kembali Bebas masih dalam proses revisi saat terpilih untuk diadaptasi ke format sinema.
“Awalnya saya kaget dan bingung. Jadi sampai sekarang masih berusaha mengendalikan ekspektasi karena rasanya surreal sekali. Tapi, saya sangat enggak sabar untuk melihat realisasinya ke dalam film. Semoga prosesnya berjalan lancar dan dapat dinikmati masyarakat luas,” papar Sasa Ahadiah.
Creative Power Management merupakan perusahaan berbasis kreatif dan digital yang didirikan oleh Jeremy Thomas bersama dengan kedua anaknya, Valerie Thomas dan Axel Matthew Thomas.
Perusahaan ini didirikan untuk memperkuat sumber daya kreatif yang selama ini belum atau kurang mendapat kesempatan untuk bisa masuk ke sektor nyata industrinya agar bisa lebih melebarkan sayapnya lagi.
“Mudah-mudahan kemitraan Gramedia Pustaka Utama dengan Creative Power Management ini dapat menjadi awal yang baik untuk membuka pintu ke teman-teman penulis lain tanpa harus menunggu karyanya menjadi bestseller terlebih dahulu,” tambah Jeremy Thomas.
Yang orang-orang di kantor tahu, Isabella belum pernah punya pacar. Padahal usianya sudah seperempat abad. Mereka menganggapnya gadis lugu dalam urusan asmara.
Yang mereka tidak tahu, sebetulnya Isa pernah punya pacar saat baru masuk SMA. Setelah tiga tahun backstreet, hubungan itu berakhir tiba-tiba. Sang pacar pergi hanya dengan mengatakan sudah tidak bisa bersama lagi.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR