Tingkatkan Skrining dan Diagnosis Gangguan Tiroid, Merck Umumkan Kolaborasi dengan IDI dan InaTA

By Shannon Leonette, Jumat, 26 Mei 2023 | 16:45 WIB
Bertepatan Hari Tiroid Sedunia 2023 pada Rabu kemarin (25/5/2023), PT Merck Tbk (Merck) bersama dengan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dan Pengurus Pusat Indonesian Thyroid Association (PP InaTA) menandatangani Nota Kesepahaman sehubungan dengan program RAISE Tiroid. (Dok. Press Release)

Juga, skrining hipotiroid kongenital (SHK) pada bayi baru lahir, serta pengobatan hipertiroid dan hipotiroid di Indonesia.

Nota Kesepahaman ini ditandatangani oleh dr. Ulul Albab, Sp.OG (Sekretaris Jenderal PB IDI) dan Dr. dr. Tjokorda Gde Dalem Pemayun, Sp.PD, KEMD, FINASIM (Ketua PP InaTA).

Bersamaan dengan Evie Yulin (Presiden Direktur PT Merck Tbk) dan disaksikan oleh Rajiv Rana, MD (Head of Medical Affairs Asia Pacific Merck Group).

Nota Kesepahaman program RAISE Tiroid ditandatangani oleh dr. Ulul Albab, Sp.OG (Sekretaris Jenderal PB IDI) dan Dr. dr. Tjokorda Gde Dalem Pemayun, Sp.PD, KEMD, FINASIM (Ketua PP InaTA). Bersamaan dengan Evie Yulin (Presiden Direktur PT Merck Tbk) dan disaksikan oleh Rajiv Rana, MD (Head of Medical Affairs Asia Pacific Merck Group).

"Merck sebagai mitra bagi tenaga kesehatan, melihat adanya kebutuhan edukasi dan peningkatan kapabilitas dokter untuk dapat meningkatkan skrining dan diagnosis gangguan tiroid pada populasi dewasa berisiko tinggi dan bayi baru lahir di Indonesia," kata Evie Yulin.

"Hal ini sangat penting karena peran mereka sebagai lini terdepan yang memberikan layanan kesehatan langsung kepada masyarakat," lanjutnya mengatakan.

Evie mewakili Merck juga sangat mengapresiasi PB IDI dan PP InaTA yang telah menyambut baik upaya kerja sama dalam program RAISE Tiroid.

Program RAISE Tiroid ini merupakan bagian dari komitmen Merck Global, yang akan menjangkau sekitar 52.000 tenaga kesehatan serta menyelenggarakan skrining pada 3 juta populasi dewasa berisiko tinggi di 7.000 fasilitas kesehatan.

"Dengan demikian diharapkan pada tahun 2030 terapi penanganan hipotiroid dapat meningkat menjadi 5,5 kali lipat atau sebanyak 11% dari sebelumnya 1,9% pada 2022 dan hipertiroid menjadi 2,5 kali lipat sebanyak 15% dari sebelumnya 6,2% pada tahun 2022," harap Evie Yulin.

"Kami percaya dengan akses terhadap informasi yang tepat, para dokter dapat mengedukasi masyarakat dengan lebih baik," lanjutnya menjelaskan.

Berdasarkan pemaparan Evie Yulin, penandatangan nota kesepahaman program RAISE Tiroid ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang Merck untuk mendukung dan berperan aktif dalam pembangunan kesehatan, khususnya pada upaya penanganan penyakit gangguan tiroid di Indonesia.

Baca Juga: Jadi Korban Penipuan Rp10 M, Penyakit Tiroid Jessica Iskandar Kambuh Sampai Tak Bisa Hadiri Persidangan