Ciri Ibu yang Melahirkan Anak Stunting, Ini Gejala yang Perlu Diketahui dan Diwaspadai

By Aullia Rachma Puteri, Jumat, 29 September 2023 | 11:23 WIB
Ciri ibu yang melahirkan anak stunting (Pexels / Amina Filkins)

Nakita.id - Berikut penjelasan mengenai ciri ibu yang melahirkan anak stunting.

Stunting adalah masalah kesehatan masyarakat yang serius di banyak negara, termasuk Indonesia.

Stunting terjadi ketika pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak terhambat sebagai akibat dari gizi yang kurang dalam jangka panjang, terutama pada masa kehamilan dan dua tahun pertama kehidupan.

Salah satu faktor yang berperan dalam stunting adalah status gizi ibu saat hamil dan cara ia merawat anaknya setelah lahir.

Berikut adalah beberapa ciri-ciri ibu yang mungkin berkontribusi pada anak mengalami stunting.

Ciri Ibu yang Melahirkan Anak Stunting

1. Kurangnya Pengetahuan Gizi

Salah satu ciri utama ibu yang berisiko melahirkan anak stunting adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi yang baik selama kehamilan dan selama masa pertumbuhan anak.

Ibu yang tidak tahu cara memilih makanan yang sehat dan memadai untuk diri mereka sendiri dan bayi mereka berisiko tinggi menghadapi masalah gizi.

2. Gaya Hidup dan Pola Makan yang Buruk

Ibu yang memiliki gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, mengonsumsi alkohol, atau mengonsumsi makanan tidak seimbang dengan nutrisi penting selama kehamilan, dapat berkontribusi pada stunting.

Kebiasaan makan yang buruk atau kurangnya akses terhadap makanan bergizi dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan.

3. Kurangnya Akses Terhadap Perawatan Kesehatan

Ibu yang tidak mendapatkan perawatan prenatal yang memadai selama kehamilan memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah gizi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak mereka.

Kunjungan ke dokter atau bidan selama kehamilan penting untuk memantau perkembangan janin dan mendapatkan nasihat tentang pola makan yang sehat.

Baca Juga: Berat Badan yang Jadi Gejala Stunting, Inilah Penyebab dan Gejalanya

4. Infeksi Saat Hamil

Infeksi seperti infeksi virus selama kehamilan dapat menyebabkan masalah pada perkembangan janin dan berpotensi menyebabkan stunting.

Ibu yang tinggal di daerah dengan tingkat penyakit menular yang tinggi atau yang tidak mendapatkan perawatan medis untuk infeksi selama kehamilan berisiko mengalami masalah ini.

5. Anemia

Anemia atau kekurangan zat besi dapat menyebabkan berkurangnya pasokan oksigen ke janin dalam kandungan, yang dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.

Ibu yang menderita anemia selama kehamilan dapat berisiko melahirkan anak stunting.

6. Kurangnya Dukungan Sosial

Ibu yang tidak mendapatkan dukungan sosial selama kehamilan dan masa nifas mungkin lebih sulit untuk menjaga pola makan yang sehat dan perawatan yang memadai untuk anak mereka.

Dukungan keluarga dan komunitas sangat penting dalam menjaga kesehatan ibu dan anak.

7. Faktor Sosioekonomi

Faktor ekonomi juga dapat memengaruhi kesehatan ibu dan anak.

Ibu yang hidup dalam kemiskinan atau ketidakstabilan ekonomi mungkin memiliki akses terbatas terhadap makanan bergizi dan perawatan medis.

Faktor ini dapat meningkatkan risiko anak mengalami stunting.

8. Pendekatan Terhadap Pemberian ASI

Cara ibu memberikan ASI juga dapat memengaruhi pertumbuhan anak.

ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan anak disarankan untuk pertumbuhan yang optimal.

Baca Juga: Daftar Makanan untuk Anak Stunting yang Harus Moms Siapkan di Rumah

Ibu yang memberikan ASI secara eksklusif dan melanjutkan memberikan ASI bersama makanan padat yang seimbang dapat membantu mencegah stunting.

9. Pendidikan dan Pengetahuan Ibu

Ibu yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah cenderung kurang memiliki pengetahuan tentang pentingnya gizi dan perawatan yang tepat selama kehamilan dan masa pertumbuhan anak.

Pendidikan yang rendah dapat memengaruhi kemampuan ibu untuk mengatasi masalah stunting.

10. Praktik Perawatan Anak

Cara ibu merawat anak setelah lahir juga penting.

Ibu yang tidak memberikan perhatian yang cukup terhadap makanan, kesehatan, dan pertumbuhan anak dapat meningkatkan risiko stunting.

Untuk mencegah stunting, sangat penting bagi ibu untuk memiliki pengetahuan tentang gizi yang baik, mendapatkan perawatan prenatal yang memadai, mempraktikkan gaya hidup sehat selama kehamilan, dan memberikan perawatan yang baik kepada anak setelah lahir.

Pemerintah dan lembaga kesehatan juga memiliki peran penting dalam memberikan akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas dan pendidikan gizi kepada ibu dan keluarga.

Dalam upaya mengatasi masalah stunting, perlu ada kerjasama antara pemerintah, keluarga, dan komunitas untuk memastikan bahwa setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang secara sehat.

Pendidikan dan perubahan perilaku adalah kunci dalam mengatasi stunting, dan ibu memiliki peran yang sangat penting dalam menjalankan peran tersebut.

Baca Juga: Contoh Menu PMT Stunting untuk Dukung Tumbuh Kembang Anak Optimal, Penuh dengan Nutrisi