Bisa Berisiko Buruk Jika Tidak Dipantau, Berapa Tekanan Darah Normal pada Ibu Hamil?

By Diah Puspita Ningrum, Minggu, 15 Oktober 2023 | 08:00 WIB
Tekanan darah ibu hamil (Freepik)

Nakita.idTekanan darah adalah parameter penting dalam pemantauan kesehatan seseorang, terutama selama masa kehamilan.

Pada wanita hamil, perubahan hormonal dan fisik dapat memengaruhi tekanan darah, yang dapat berdampak pada kesehatan ibu dan janin.

Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk memahami apa yang dianggap tekanan darah normal selama kehamilan, mengapa pemantauan tekanan darah penting, dan tindakan yang dapat diambil jika terjadi perubahan tekanan darah yang signifikan.

Tekanan Darah Normal pada Ibu Hamil

Tekanan darah normal selama kehamilan dapat bervariasi dari satu wanita ke wanita lainnya.

Idealnya, tekanan darah ibu hamil harus dalam rentang yang disarankan oleh tenaga medis untuk menjaga kesehatan ibu dan perkembangan janin dengan baik.

Namun, ini bukanlah angka yang statis, karena tekanan darah normal selama kehamilan cenderung berubah seiring berjalannya trimester.

Berikut adalah panduan umum mengenai tekanan darah normal selama kehamilan berdasarkan trimester:

1. Trimester Pertama

Pada trimester pertama kehamilan, tekanan darah biasanya tidak mengalami perubahan signifikan.

Tekanan darah sistolik (tekanan darah saat jantung berkontraksi) umumnya tetap dalam rentang 90-140 mmHg, sedangkan tekanan darah diastolik (tekanan darah saat jantung beristirahat) tetap dalam rentang 50-80 mmHg.

2. Trimester Kedua

Baca Juga: Jangan Disepelekan! Ini Masalah Kehamilan Jelang Persalinan yang Harus Diketahui

Pada trimester kedua, tekanan darah biasanya tetap relatif stabil atau mungkin sedikit meningkat.

Rentang normal untuk tekanan darah sistolik adalah 100-140 mmHg, sementara untuk tekanan darah diastolik adalah 60-90 mmHg.

3. Trimester Ketiga

Trimester ketiga seringkali merupakan saat di mana tekanan darah dapat meningkat secara alami.

Rentang normal untuk tekanan darah sistolik adalah 100-160 mmHg, sementara untuk tekanan darah diastolik adalah 60-100 mmHg.

Harap diingat bahwa setiap wanita hamil adalah individu yang unik, dan tekanan darah dapat bervariasi.

Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu hamil untuk terus memantau tekanan darah mereka dan berbicara dengan tenaga medis mereka tentang rentang tekanan darah yang dianjurkan untuk situasi khusus mereka.

Mengapa Memantau Tekanan Darah Selama Kehamilan Penting?

Pemantauan tekanan darah selama kehamilan adalah penting karena perubahan tekanan darah dapat menjadi tanda-tanda komplikasi yang memerlukan perhatian medis segera.

Beberapa alasan mengapa pemantauan tekanan darah penting selama kehamilan termasuk:

1. Pre-eklampsia

Pre-eklampsia adalah kondisi serius yang dapat memengaruhi ibu hamil dan janin.

Baca Juga: Vitamin yang Sebaiknya Dikonsumsi Pengidap Hipertensi, Bisa Membantu Mengurangi Tekanan Darah Tinggi

Salah satu tanda pre-eklampsia adalah peningkatan tekanan darah yang signifikan, yang dapat disertai dengan gejala lain seperti pembengkakan, sakit kepala parah, dan perubahan visi.

Pre-eklampsia dapat mengancam nyawa ibu hamil dan memerlukan perawatan medis segera.

2. Hipertensi Gestasional

Hipertensi gestasional adalah kondisi di mana tekanan darah meningkat selama kehamilan, tetapi kembali normal setelah persalinan.

Meskipun tekanan darah dapat kembali normal setelah persalinan, hipertensi gestasional masih dapat berisiko bagi ibu dan janin selama kehamilan.

3. Pertumbuhan Janin yang Tertunda

Perubahan tekanan darah yang signifikan selama kehamilan dapat memengaruhi aliran darah ke janin, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin.

Memantau tekanan darah adalah cara untuk memastikan bahwa janin menerima nutrisi dan oksigen yang cukup.

4. Komplikasi Lainnya

Perubahan tekanan darah selama kehamilan juga dapat menjadi tanda komplikasi lain seperti masalah plasenta, diabetes gestasional, atau masalah ginjal. Memantau tekanan darah dapat membantu mendeteksi komplikasi ini lebih awal.

Sebagian artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan

Baca Juga: Inilah Perbedaan antara Hipertensi dan Hipotensi yang Harus Diketahui, Jangan Salah Sangka Lagi