3 Upaya Penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat yang Bisa Ditanam di Keluarga

By Shannon Leonette, Selasa, 24 Oktober 2023 | 17:00 WIB
Peringati Hari Pangan Sedunia, ini penerapan pola hidup bersih dan sehat yang bisa ditanamkan di keluarga sejak dini (Nakita.id)

Nakita.id - Setiap tanggal 16 Oktober diperingati sebagai Hari Pangan Sedunia.

Tema Hari Pangan Sedunia 2023 adalah ‘Air Adalah Kehidupan, Air Adalah Makanan, Jangan Tinggalkan Siapa Pun’.

Melalui momentum Hari Pangan Sedunia 2023 ini, kita diharapkan dapat menjaga ketersediaan air bersih untuk mendukung keberlangsungan kehidupan.

Termasuk, menjaga air bersih untuk mengolah makanan yang akan kita konsumsi.

Selain menjaga air bersih, Moms dan Dads sekeluarga juga diharapkan dapat menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) sedari dini.

Penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang Tepat

Lalu, seperti apakah penerapan PHBS yang tepat di keluarga?

Berikut penjelasan lengkap dari Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS selaku Guru Besar Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) juga Ketua Umum PERGIZI Pangan Indonesia.

Yuk, disimak!

1. Rutin Mencuci Tangan

Prof. Hardin dengan tegas menyampaikan, salah satu upaya penerapan PHBS yang wajib dilakukan adalah mencuci tangan.

“Cuci tangan juga tergantung air kan. Enggak mungkin dong orang cuci tangan tanpa air,” ujar Prof. Hardin saat ditanyai eksklusif oleh Nakita, Kamis (19/10/2023).

“Meskipun pakai tisu basah, bukan tisu kering, pasti di tisu tersebut ada air dan alkohol di dalamnya,” lanjutnya.

Baca Juga: Peringati Hari Cuci Tangan Sedunia, Kampanye 'Indonesia Bergerak Lawan Kuman' Bangun Sarana Sanitasi di 150 Titik di 3 Provinsi Indonesia

2. Mengelola Sampah di Lingkungan Sekitar

Upaya penerapan PHBS berikutnya adalah, mengelola sampah dengan baik agar di lingkungan sekitar tidak bertumpuk banyak sampah.

Mulai dari memastikan jenis sampah seperti apa yang dibuang, hingga saluran pembuangan sampah yang harus dipastikan tetap tertutup.

Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS selaku Guru Besar Ilmu Gizi IPB dan Ketua Umum PERGIZI Pangan Indonesia.

“Biasanya, masyarakat sudah berkolaborasi ya setiap hari. (Sampah) ditaruh di mananya, terus kapan setiap minggunya untuk dikoleksi,” terang Prof. Hardin yang adalah Guru Besar Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB).

“Di daerah perkotaan umumnya ada konsensus ya, sampah dibawa oleh truk ke mana.

Kalau di daerah pedesaan, (sampah) bisa juga dijadikan pupuk kompos untuk berbagai tanaman,” ungkapnya.

Berdasarkan pemaparan Prof. Hardin, sampah yang dikumpulkan dan dijadikan pupuk kompos ini awalnya dipisah terlebih dahulu antara yang organik serta tidak organik.

Kemudian, sampah tersebut dilakukan pengomposan dan dibuat jadi pupuk kompos.

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, pupuk kompos ini bisa digunakan untuk berbagai tanaman.

3. Menghemat Air Bersih

Hal terpenting dalam penerapan PHBS dalam keluarga adalah, cara menggunakan air bersih secara bijak untuk kehidupan sehari-hari.

"Untuk mandi, mencuci, pergi ke toilet. Ada juga yang untuk diminum, mengolah makanan, bahkan untuk menjaga kebersihan, dan sebagainya," sebut Prof. Hardin.

Baca Juga: Selama Pandemi, Tanamkan Perilaku Bersih dan Sehat pada Anak

Ketua Umum PERGIZI Pangan Indonesia ini mengatakan, apabila keluarga ingin berhemat air, hal pertama yang bisa dilakukan adalah mengatur sumber air yang masuk ke rumah.

"Jangan sampai alirannya bocor. Entah itu pipanya, entah itu salurannya, entah itu kerannya," tegasnya.

"Jadi secara umum, bagaimana menghemat air yang masuk ke rumah? Tentunya penggunaannya perlu dihemat," lanjutnya menegaskan.

Misalnya, ketika sedang mandi, cukup mandi dengan dua ember atau cukup 10 menit saja.

Begitu pun menggunakan air bersih sebagai minuman.

“Kalau kita enggak minum lagi dari gelas ya jangan sampai kita sisakan kemudian nanti terbuang,” kata Prof. Hardin dengan tegas.

Pasalnya, lanjut Prof. Hardin, jika air minuman dalam gelas terpaksa harus dibuang akibat sudah lama ditinggali, cukup siramkan ke taman atau pekarangan rumah yang ditumbuhi tanaman ataupun pohon.

Kemudian, ketika sedang mengambilkan minuman untuk anak, dirinya juga tegas menyampaikan untuk mengambil air sesuai kebutuhan anak tersebut.

"Kalau minumnya setengah gelas, ambil setengah gelas dari tempatnya. Jangan ambil penuh langsung kemudian dibiarkan begitu saja," lanjutnya.

Menurut Prof. Hardin, banyak orang menganggap minuman yang dibiarkan dalam waktu lama bisa saja sudah terkena hinggapan lalat atau terpapar kotoran dan debu, sehingga tidak dapat diminum dan harus dibuang sembarangan.

Itu tadi tiga upaya penerapan PHBS dalam keluarga yang bisa Moms dan Dads lakukan sejak dini. Selamat mencoba!

Baca Juga: Berperan Penting dalam Kehidupan, Ahli Bagikan Tips Memanfaatkan Air di Rumah Secara Bijak