Efeknya Bisa Fatal, Ini Dampak Jika PHBS Tidak Diterapkan dalam Keluarga Sejak Dini

By Shannon Leonette, Kamis, 26 Oktober 2023 | 13:30 WIB
Sebagai orangtua, Moms dan Dads wajib tahu beberapa dampak berikut ini jika PHBS tidak diterapkan dalam keluarga sejak dini. Pastikan Moms dan Dads tidak melewatkan penjelasan satu ini. (Nakita.id)

Nakita.id - Setiap 16 Oktober diperingati sebagai Hari Pangan Sedunia.

Tema Hari Pangan Sedunia tahun 2023 adalah 'Air Adalah Kehidupan, Air Adalah Makanan, Jangan Tinggalkan Siapa Pun'.

Melalui momentum Hari Pangan Sedunia ini, masyarakat seluruh dunia diharapkan dapat menjaga ketersediaan air bersih untuk mendukung keberlangsungan kehidupan.

Selain menjaga air bersih, sebagai orangtua, Moms dan Dads juga perlu menanamkan bagaimana pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam keluarga.

Hal ini sangat penting untuk mendukung kesehatan keluarga secara keseluruhan.

Dampak Jika PHBS Tidak Diterapkan dalam Keluarga

Lalu, adakah dampak yang dapat ditimbulkan apabila PHBS tidak diterapkan dalam keluarga sejak dini?

Menurut Dr. Ade Iva Murty, M.Si, ada beberapa dampak yang dapat ditimbulkan.

Berikut pemaparan lebih lengkapnya yang perlu Moms dan Dads ketahui.

1. Tumbuh Perasaan Tidak Peduli pada Kesehatan

Dampak yang pertama adalah, akan menghasilkan individu-individu yang tidak peduli pada kesehatan dirinya sendiri.

"Orang kalau tidak peduli terhadap kesehatan dirinya itu juga tidak akan peduli pada kesehatan di lingkungannya," sebut Dr. Ade melalui wawancara telepon dengan Nakita, Rabu (25/10/2023).

"Kenapa? Karena, ketika dia tidak peduli pada kesehatan dirinya, maka dia kemudian akan memengaruhi sekelilingnya untuk hidup dengan gaya hidup yang tidak sehat," terang Dr. Ade.

Baca Juga: 3 Upaya Penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat yang Bisa Ditanam di Keluarga

Dr. Ade yang juga adalah Ketua Program Studi Psikologi sekaligus Dekan Fakultas Seni dan Ilmu Pengetahuan di Sampoerna University ini menekankan kembali, seseorang bisa menularkan gaya hidup yang tidak sehat kepada orang-orang di sekitarnya.

Termasuk kepada anak yang justru sangat rentan tertular penyakit, sehingga tumbuh kembangnya dapat terhambat.

2. Tidak Siap Hadapi Perubahan Lingkungan

Dr. Ade melanjutkan, dampak lainnya apabila keluarga tidak menerapkan PHBS sejak dini adalah tidak siap menghadapi terjadinya perubahan lingkungan.

Terutama, pada anak yang nantinya akan beranjak dewasa.

Dr. Ade Iva Murty, M.Si selaku Ketua Program Studi Psikologi juga Dekan Fakultas Seni dan Ilmu Pengetahuan di Sampoerna University.

"Dia (anak) tidak akan siap untuk menghadapi perubahan lingkungan yang sangat cepat dan berlangsung saat ini," terang Dr. Ade.

"Saat ini, kita hidup di masa dimana selain polusi dan sampah, kita juga menghadapi perubahan sangat cepat dari banyaknya penyakit-penyakit yang dulu kita tidak paham, seperti Covid-19.

Kemudian, penyakit-penyakit ini semakin berkembang dan penularannya sangat cepat," lanjutnya menjelaskan.

Oleh karena itulah, tambahnya, apabila anak tidak dididik akan gaya hidup sehat sedari kecil, maka anak tidak akan siap menghadapi perubahan lingkungan di masa yang akan datang.

Terlebih, anak tidak akan kuat menghadapi serta melawan penyakit-penyakit baru yang muncul dalam masyarakat.

"Hidup sehat itu dimulai dengan menjaga kesehatan diri, kesehatan lingkungan terkecil.

Baca Juga: Peringati Hari Cuci Tangan Sedunia, Kampanye 'Indonesia Bergerak Lawan Kuman' Bangun Sarana Sanitasi di 150 Titik di 3 Provinsi Indonesia

Kemudian, peduli pada lingkungan yang lebih besar cakupannya," sebut Dr. Ade.

Itu tadi beberapa dampak yang bisa ditimbulkan apabila Moms dan Dads tidak menerapkan PHBS dalam keluarga sejak dini.

Orangtua Kunci Kesuksesan Penerapan PHBS di Keluarga Berhasil

Dr. Ade sekali lagi menekankan, peran orangtua dalam mendidik anak sangatlah penting.

"Pendidikan untuk anak itu tidak cukup akademis atau agama saja.

Tetapi juga, mencakup bagaimana menerapkan healthy lifestyle," tegasnya.

Bahkan, lanjutnya, pola hidup bersih dan sehat ini sudah menjadi keharusan pada masa kini.

"Karena, healthy lifestyle, PHBS, atau apapun itu dimulai dari pembentuk sebenarnya yang adalah orangtua.

Dan, bukan begitu saja terbentuknya. Tapi dimulai dari pembentukan sikap-sikap yang dilandasi oleh pemikiran yang jelas," jelas Dr. Ade.

Pemikiran yang dimaksud disini adalah pemahaman tentang kesehatan itu seperti apa, kemudian cara menjaga kesehatan itu sendiri.

"Itu sangat penting. Landasannya ya seperti itu," tekannya.

Dr. Ade bahkan menyampaikan, salah satu fungsi keluarga yang penting adalah bertugas untuk mensosialisasikan, menanamkan, atau menginternalisasi nilai-nilai baik kepada generasi baru.

Baca Juga: Selama Pandemi, Tanamkan Perilaku Bersih dan Sehat pada Anak

"Misalnya nilai kejujuran. Itu dimulai di keluarga.

Jadi, bagaimana caranya keluarga bisa memulai sebuah kehidupan yang dilandasi oleh sikap-sikap jujur dan berintegritas. Itu semua mulainya di keluarga," ujar Dr. Ade.

Sama halnya dengan penerapan PHBS dalam keluarga sejak dini.

Sebagai orangtua, Moms dan Dads bisa coba menanamkan nilai-nilai terkait gaya hidup yang sehat juga bagaimana cara menjaga kesehatan.

Apalagi, jika Moms dan Dads ingin anak pintar secara akademis atau taat beragama.

"Sebenarnya, itu semua harus dibarengi juga dengan gaya hidup sehat.

Apalagi, kita sekarang hidup di sebuah periode dimana gangguan kesehatan muncul dari lingkungan," kata Dr. Ade menjelaskan.

Diantaranya seperti polusi udara, polusi air, sampah, pengelolaan sampah yang kurang tepat, banyaknya polutan, dan sebagainya.

Maka dari itulah, peran Moms dan Dads sebagai orangtua disini sangatlah penting terhadap kesehatan keluarga di masa yang akan datang.

Yuk, segera terapkan dalam keluarga sedini mungkin, ya!

Semoga artikel diatas bermanfaat.

Baca Juga: Jangan Keliru, Ternyata Kebiasaan Sehat Ini Ada Dampak Buruknya!