Jangan Hanya Dibebakan ke Ibu, Kemenkes Ingatkan Peran Ayah Juga Sama Pentingnya untuk Mencegah Stunting saat Hamil

By Shannon Leonette, Senin, 27 Mei 2024 | 11:00 WIB
Sebagai seorang ayah, peran Dads sangatlah penting untuk mencegah stunting saat masa kehamilan. Berikut peran-peran yang bisa dilakukan. (Freepik)

Nakita.id - 1000 hari pertama kehidupan merupakan periode emas dalam mengoptimalkan pertumbuhan guna mencegah stunting.

Stunting merupakan kondisi dimana anak memiliki tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan anak-anak seusianya.

Kondisi stunting dapat dideteksi dengan mengukur tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO.

Selain ditandai dengan tinggi badan yang kurang, kondisi ini juga dapat berdampak pada perkembangannya yang buruk.

Ini dapat mengganggu kemampuan belajarnya, bahkan sering terserang infeksi dan penyakit tidak menular.

Untuk itulah, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menekankan pentingnya melakukan pencegahan stunting sejak kehamilan.

Selama hamil, Kemenkes menyarankan agar ibu yang sedang mengandung selalu mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, ditambah dengan suplementasi.

Kebutuhan ini akan selalu meningkat selama masa kehamilan untuk mendukung pertumbuhan janin.

Akan tetapi, upaya ini tentu tidak akan berhasil jika dilakukan sendiri.

Perlu dukungan dari orang-orang terdekat, termasuk ayah, untuk mencegah stunting sejak hamil.

Lantas, apa saja peran yang dapat ayah lakukan?

Baca Juga: Keluarga Sehat Anak Berprestasi, Ini 10 Kesalahan Saat MPASI yang Bisa Sebabkan Si Kecil Stunting

Peran Ayah untuk Mencegah Stunting saat Hamil

1. Menerapkan Model Nutrisi 5J

Dalam pemenuhan nutrisi ibu hamil, ayah dapat menerapkan model nutrisi 5J seperti dikutip dari laman Direkorat Jenderal Pelayanan Kesehatan - Kemenkes.

Diantaranya meliputi: JUMLAH kalori; JADWAL makan; JENIS makanan; JALUR pemberian nutrisi; dan PENJAGAAN terhadap pelaksanaan.

a. JUMLAH kalori untuk ibu hamil minimal 35 kkal/kg/hari.

b. JADWAL makan yang tepat untuk ibu hamil adalah tiga kali makan besar dan tiga kali makan kecil.

c. JENIS makanan yang dibutuhkan ibu hamil meliputi makronutrien (terutama protein yang kaya asam lemak dan asam amino esensial) dan mikronutrien sesuai masa trimesternya.

d. Terdapat dua JALUR pemberian nutrisi, yang berfungsi untuk pemeliharaan dan koreksi/terapi.

e. Dibutuhkan upaya PENJAGAAN yang disesuaikan dengan rekomendasi nutrisi kehamilan dari dokter kandungan atau dokter gizi.

2. Libatkan dalam Program Antenatal Care (ANC)

Selain memperhatikan nutrisi ibu hamil, ayah juga berperan penting dalam melibatkannya dalam program antenatal care.

Di Indonesia, program ANC sudah ada dari pemeriksaan bidan, dokter, dokter gigi, pemeriksaan laboratorium, hingga konsultasi gizi.

Pelaksanaan ANC terpadu ini dapat menilai status gizi pasien dan langsung diintervensi oleh petugas kesehatan yang berkompeten.

Juga, dapat menilai risiko infeksi yang mungkin dialami oleh ibu hamil dengan beberapa pemeriksaan laboratorium.

Baca Juga: Upaya Kemenkes Cegah Stunting, Salah Satunya Ganti Biskuit dengan Makanan Lokal

Menilai kadar hemoglobin saat ANC terpadu juga penting dilaksanakan untuk menilai status anemia ibu hamil tersebut.

3. Perkaya dengan Edukasi

Edukasi terkait pencegahan stunting sejak awal masa kehamilan juga sangat penting.

Karena, cara ini dinilai dapat mengurangi angka stunting di Indonesia.

Sebagai informasi, pemahaman ibu selama masa kehamilan tentang nutrisi yang baik dikonsumsi ternyata masih rendah.

Apalagi, tak banyak juga ibu hamil yang melakukan pola hidup bersih dan sehat, serta melakukan sanitasi yang baik guna mengurangi paparan terhadap mikroorganisme penyebab infeksi.

Infeksi pada ibu hamil ini berisiko menyebabkan adanya persalinan prematur, yang pada akhirnya juga dapat meningkatkan risiko stunting.

Untuk itu, sangat diperlukan bagi para ayah untuk memperkaya diri dengan edukasi terkait pencegahan stunting.

Jangan hanya menekankan edukasi pada ibu hamil saja, ya.

Selain itu, ingatkan terus ibu hamil agar terus menerapkan gaya hidup yang sehat.

Semoga penjelasan di atas membantu!

Baca Juga: Prevalensi Stunting Diharapkan Turun hingga 14%, Kemenkes Gencarkan Pentingnya Pemeriksaan Pra Nikah