Ketidakseimbangan neurotransmiter tertentu bisa menyebabkan aktivitas listrik yang tidak normal di otak, yang memicu kejang.
3. Infeksi dan Demam Tinggi
Infeksi otak atau demam tinggi pada bayi bisa memicu kejang, termasuk kejang absans.
Meningitis dan ensefalitis adalah contoh infeksi serius yang dapat menyebabkan kejang.
4. Gangguan Metabolik
Kelainan metabolik seperti hipoglikemia (kadar gula darah rendah) atau hipokalsemia (kadar kalsium darah rendah) dapat memicu kejang pada bayi.
5. Kerusakan atau Cedera Otak
Cedera otak akibat trauma, stroke, atau kurangnya oksigen saat lahir (asfiksia perinatal) bisa meningkatkan risiko kejang absans.
Gejala Kejang Absans pada Bayi
Gejala kejang absans bisa sangat halus dan sulit dikenali, terutama pada bayi. Beberapa tanda yang bisa diamati meliputi:
- Kehilangan Kesadaran Sesaat
Bayi tampak "kosong" atau tidak merespons selama beberapa detik.
- Mata Terbelalak atau Berkedip
Mata bayi mungkin terlihat menatap ke satu arah atau berkedip cepat.
- Gerakan Tubuh Kecil
Bisa ada gerakan tangan, bibir bergetar, atau gerakan mengunyah yang tidak biasa.
- Tidak Menanggapi Stimulus
Bayi mungkin tidak merespons suara atau sentuhan selama kejang.
- Kembali Normal dengan Cepat
Setelah kejang selesai, bayi biasanya kembali beraktivitas seperti biasa tanpa ingatan tentang kejadian tersebut.