Fokus Kesehatan di Hari Keluarga Nasional, Mencegah Obesitas Tak Harus Berhenti Total Konsumsi Gula

By Ratnaningtyas Winahyu, Selasa, 25 Juni 2024 | 10:29 WIB
Memerhatikan takaran gula dalam makanan penting untuk mencegah obesitas (Freepik.com)

Nakita.id – Gula telah menjadi bagian tak terpisahkan dari banyak hidangan, baik dalam makanan maupun minuman sehari-hari.

Tak heran bila banyak orang menyukainya, terutama anak-anak. Namun dalam memperingati Hari Keluarga Nasional, ada beberapa poin penting mengenai gula khususnya dalam pengaruhnya pada obesitas anak.

Meskipun rasanya yang manis memang sangat nikmat, perlu diingat bahwa konsumsi gula yang berlebihan memiliki dampak buruk yang signifikan terhadap kesehatan.

Salah satu penyakit yang sering muncul akibat konsumsi gula adalah obesitas.

Untuk mencegahnya, Moms dan keluarga sebenarnya tidak harus berhenti total mengonsumsi gula, melainkan mencari alternatif pengganti gula yang aman untuk kesehatan.

Lantas, apa saja makanan atau minuman yang dapat menggantikan gula?

Untuk membahas lebih lanjut mengenai hal tersebut, Nakita telah mewawancarai secara eksklusif dr. Cut Nurul Hafifah, Sp. A, Subsp. N. P. M., Dokter Spesialis Anak Subspesialis Kesehatan Anak Nutrisi dan Penyakit Metabolik RS Pondok Indah – Pondok Indah.

Bagaimana gula dapat memengaruhi berat badan dan menyebabkan obesitas?

Kepada Nakita, dr. Cut Nurul Hafifah, Sp. A, Subsp. N. P. M. menjelaskan bahwa gula merupakan sumber kalori.

Jika dikonsumsi terlalu banyak, gula tidak hanya memberi kalori, melainkan berubah menjadi lemak dan mengakibatkan obesitas.

“Obesitas primer, yaitu obesitas akibat pola hidup bukan penyakit atau kelainan genetik, disebabkan oleh asupan kalori berlebih atau kurangnya aktivitas fisik.

Gula merupakan salah satu sumber kalori, yang jika dikonsumsi berlebihan maka jumlahnya dapat melebihi kebutuhan tubuh dan disimpan sebagai lemak sehingga akhirnya menyebabkan obesitas.” ujar dr. Cut Nurul Hafifah, Jumat (14/6/2024).

Baca Juga: Ancaman Bahaya Gula Pada Bayi dan Anak, Waspada Diabetes Tipe 1, Diabetes Tipe 2, dan Diabetes Gestasional

Untuk mengetahui apakah seseorang kelebihan asupan gula, berat badan tidak dapat menjadi satu-satunya patokan.

Beberapa pemeriksaan perlu dilakukan agar bisa menilai kadar gula dalam tubuh.

Namun, dr. Cut Nurul mengatakan ada satu ciri yang perlu diwaspadai menjadi tanda kelebihan gula.

“Salah satu tanda yang dapat menunjukkan adanya kelebihan gula sehingga tubuh mulai jenuh (resistensi insulin) adalah munculnya "daki" di leher dan lipat ketiak atau lipat tubuh lainnya. Dalam medis, kondisi ini disebut sebagai acanthosis nigricans.” jelas dr. Cut Nurul.

Apa dampak jangka pendek dan jangka panjang dari konsumsi gula yang berlebihan?

Obesitas rupanya bukan menjadi satu-satunya dampak buruk yang terjadi akibat konsumsi gula berlebih.

“Dampak jangka pendek dari asupan gula yang berlebih dalam tubuh adalah kegemukan yang berlanjut menjadi diabetes melitus (kencing manis).

Kondisi ini dapat pula menjadi penyakit sindrom metabolik yang ditandai dengan hipertrigliseridemia, hipertensi, serta lingkar perut di atas normal,” kata dr. Cut Nurul.

Alternatif gula dalam hidangan

Untuk mencegah obesitas terjadi, salah satu cara yang paling sederhana adalah memerhatikan kadar gula dalam makanan yang kita konsumsi setiap harinya.

Agar tidak berlebihan, Moms perlu melihat kandungan setiap makanan dan minuman, terutama makanan dan minuman dalam kemasan yang memiliki label fakta nutrisi (nutrition facts label).

“Jika mengandung sukrosa atau high fructose corn syrup, maka makanan atau minuman tersebut termasuk jenis yang mengandung gula tambahan dan tidak disarankan untuk dikonsumsi Si Kecil.” ujar dr. Cut Nurul.  

Selain itu, Moms juga bisa mencari alternatif pengganti gula.

Baca Juga: Raih Peringkat Ke-6 Terbesar di Dunia, Ahli Gizi Tekankan Risiko Penyakit Akibat Mengonsumsi Gula Berlebih

Ya, sebenarnya ada banyak sumber gula alami yang aman untuk kesehatan.

“Gula alami terkandung dalam karbohidrat kompleks seperti nasi, kentang, ubi, dan lain-lain.” kata dr. Cut Nurul.

Namun, perlu diingat bahwa jenis makanan yang mengandung gula alami tersebut harus dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan masing-masing usia.

Selain nasi, kentang dan ubi, buah (mengandung fruktosa) dan susu (full cream tanpa gula sukrosa, mengandung laktosa) juga mengandung gula alami.

Cara mengurangi konsumsi gula dan mencegah risiko obesitas

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi konsumsi gula dan mencegah obesitas antara lain:

- Membatasi konsumsi camilan yang hanya mengandung gula sederhana seperti permen atau cokelat

- Menghindari konsumsi minuman dengan kandungan gula tinggi seperti teh manis, kopi dalam kemasan, serta jus buah dalam kemasan

- Mengutamakan karbohidrat kompleks seperti nasi, kentang ubi, singkong, dan jagung untuk kombinasi makanan dengan protein dan lemak baik

Namun, bagaimana jika sudah terlanjur obesitas? Apa yang perlu dilakukan?

dr. Cut Nurul mengatakan seseorang yang mengalami obesitas sebaiknya segera mendapatkan penanganan dari dokter, alih-alih mengatasinya sendiri.

“Jika telah dikategorikan kelompok obesitas, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter, untuk mendapatkan rancangan pola makan sesuai dengan kebutuhan kalori.” tutupnya. (*)

Baca Juga: Gula Tambahan dalam Susu dan Makanan Bayi, Dampaknya Tak Main-main untuk Anak