2. Stunting:
- Malnutrisi Kronis: Kekurangan gizi yang berlangsung lama, biasanya mulai dari kehamilan dan berlanjut hingga tahun-tahun awal kehidupan anak.
- Infeksi Berulang: Penyakit infeksi seperti diare dan infeksi saluran pernapasan yang sering terjadi dapat mengganggu penyerapan nutrisi.
- Sanitasi yang Buruk: Lingkungan yang tidak bersih meningkatkan risiko infeksi dan penyakit yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak.
- Kurangnya Asupan ASI: Tidak mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan dapat menyebabkan kekurangan nutrisi penting.
Dampak
1. Faltering:
- Pertumbuhan Fisik Terhambat: Anak-anak yang mengalami faltering mungkin mengalami penurunan berat badan atau tidak tumbuh sesuai dengan kurva pertumbuhan yang diharapkan.
- Keterlambatan Perkembangan: Dapat mempengaruhi perkembangan motorik, kognitif, dan sosial anak.
- Masalah Kesehatan: Berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan lain akibat kekurangan nutrisi sementara.
2. Stunting:
- Pertumbuhan Fisik Terhambat: Anak-anak yang mengalami stunting akan lebih pendek dibandingkan teman-teman sebayanya dan mungkin tidak mencapai potensi tinggi badan maksimal.
- Perkembangan Kognitif dan Motorik Terhambat: Stunting dapat mempengaruhi kemampuan belajar, perhatian, dan kinerja sekolah anak.
- Masalah Kesehatan Jangka Panjang: Meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas di masa dewasa.
- Produktivitas Rendah: Anak yang stunting cenderung memiliki produktivitas yang lebih rendah di masa dewasa, mempengaruhi kesejahteraan ekonomi mereka.
Baca Juga: Tanda-tanda Gangguan Fungsi Psikomotorik pada Anak Stunting, Apa Saja?