Pengaruh Weight Faltering dan Stunting pada Tumbuh Kembang Anak Serta Perbedaannya

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Jumat, 12 Juli 2024 | 14:30 WIB
Perbedaan faltering dan stunting (Nakita.id/Nita)

Nakita.id - Kesehatan dan pertumbuhan anak adalah dua aspek penting yang harus dipantau secara terus-menerus oleh orang tua dan pengasuh.

Dalam konteks ini, istilah "faltering" dan "stunting" sering muncul dalam pembicaraan mengenai masalah pertumbuhan anak.

Kedua kondisi ini berhubungan dengan gangguan pertumbuhan, tetapi memiliki perbedaan mendasar baik dari segi definisi, penyebab, maupun dampaknya pada anak, mengutip dari berbagai sumber.

Definisi

Faltering: Pertumbuhan yang melambat atau menurun dari jalur pertumbuhan yang normal.

Ini sering dikenal sebagai "growth faltering" dan mengacu pada penurunan kecepatan pertumbuhan anak dari jalur pertumbuhan yang diharapkan berdasarkan kurva pertumbuhan standar.

Stunting: Kondisi di mana tinggi badan seorang anak lebih pendek dari standar yang sesuai untuk usianya.

Ini disebabkan oleh malnutrisi kronis dan masalah kesehatan lainnya yang terjadi dalam jangka panjang, terutama selama periode penting pertumbuhan yaitu 1000 hari pertama kehidupan (dari kehamilan hingga usia dua tahun).

Penyebab

1. Faltering:

- Malnutrisi Akut: Kekurangan gizi jangka pendek yang bisa disebabkan oleh penyakit atau kurangnya asupan makanan dalam waktu tertentu.

- Penyakit Akut atau Kronis: Penyakit yang mempengaruhi kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi, seperti infeksi atau gangguan pencernaan.

- Masalah Pencernaan: Kondisi yang mengganggu penyerapan nutrisi, seperti intoleransi makanan atau gangguan pencernaan lainnya.

- Stres Psikososial: Lingkungan yang penuh tekanan atau tidak stabil dapat mempengaruhi nafsu makan dan pertumbuhan anak.

Baca Juga: Stunting Bisa Terjadi Jika Jarak Kehamilan Berdekatan, Ini Faktanya

2. Stunting:

- Malnutrisi Kronis: Kekurangan gizi yang berlangsung lama, biasanya mulai dari kehamilan dan berlanjut hingga tahun-tahun awal kehidupan anak.

- Infeksi Berulang: Penyakit infeksi seperti diare dan infeksi saluran pernapasan yang sering terjadi dapat mengganggu penyerapan nutrisi.

- Sanitasi yang Buruk: Lingkungan yang tidak bersih meningkatkan risiko infeksi dan penyakit yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak.

- Kurangnya Asupan ASI: Tidak mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan dapat menyebabkan kekurangan nutrisi penting.

Dampak

1. Faltering:

- Pertumbuhan Fisik Terhambat: Anak-anak yang mengalami faltering mungkin mengalami penurunan berat badan atau tidak tumbuh sesuai dengan kurva pertumbuhan yang diharapkan.

- Keterlambatan Perkembangan: Dapat mempengaruhi perkembangan motorik, kognitif, dan sosial anak.

- Masalah Kesehatan: Berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan lain akibat kekurangan nutrisi sementara.

2. Stunting:

- Pertumbuhan Fisik Terhambat: Anak-anak yang mengalami stunting akan lebih pendek dibandingkan teman-teman sebayanya dan mungkin tidak mencapai potensi tinggi badan maksimal.

- Perkembangan Kognitif dan Motorik Terhambat: Stunting dapat mempengaruhi kemampuan belajar, perhatian, dan kinerja sekolah anak.

- Masalah Kesehatan Jangka Panjang: Meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas di masa dewasa.

- Produktivitas Rendah: Anak yang stunting cenderung memiliki produktivitas yang lebih rendah di masa dewasa, mempengaruhi kesejahteraan ekonomi mereka.

Baca Juga: Tanda-tanda Gangguan Fungsi Psikomotorik pada Anak Stunting, Apa Saja?

Penanganan

1. Faltering:

- Intervensi Nutrisi: Memberikan asupan makanan yang cukup dan seimbang untuk memenuhi kebutuhan gizi anak.

- Perawatan Medis: Mengatasi penyakit atau kondisi yang mendasari yang menyebabkan penurunan pertumbuhan.

- Pendampingan Psikososial: Memberikan lingkungan yang mendukung dan stabil untuk mengurangi stres yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak.

2. Stunting:

- Intervensi Gizi Berkelanjutan: Memastikan asupan gizi yang cukup dan berkualitas dari masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun.

- Perbaikan Sanitasi dan Akses Air Bersih: Mengurangi risiko infeksi dan penyakit yang dapat menghambat pertumbuhan.

- Edukasi Orang Tua: Memberikan pengetahuan tentang pentingnya gizi dan perawatan kesehatan anak sejak dini.

- Program Kesehatan Komunitas: Melibatkan program-program kesehatan yang berfokus pada peningkatan gizi dan pencegahan penyakit di tingkat komunitas.

Kesimpulan

Meskipun faltering dan stunting sama-sama berhubungan dengan masalah pertumbuhan anak, mereka memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal definisi, penyebab, dan dampaknya.

Penanganan kedua kondisi ini memerlukan pendekatan yang berbeda tetapi sama-sama penting untuk memastikan anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Dengan intervensi yang tepat, masalah pertumbuhan ini dapat diatasi dan anak-anak dapat mencapai potensi penuh mereka.

Baca Juga: Bisakah Anak Stunting Memiliki Tubuh yang Tinggi? Ini Kemungkinannya