Kabar Kemendikbud Hapuskan Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA, Apa Alasannya?

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Jumat, 19 Juli 2024 | 19:30 WIB
Kurikulum Merdeka hapuskan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa (https://smapgri2kotabekasi.sch.id/)

Nakita.id - Belum lama ini, beredar kabar bahwa Kemendikbud menghapuskan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa.

Hal itu sesuai kebijakan dari Kurikulum Merdeka yang kini mulai diterapkan di sekolah seluruh Indonesia.

Lantas, apa pengganti jurusan IPA, IPS dan Bahasa setelah dihapus?

Pengganti Jurusan IPA, IPS dan Bahasa Setelah Dihapus

Kepala Badan Standar Nasional Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Anindito Aditomo mengatakan siswa SMA kelas X masih akan mempelajari semua mata pelajaran.

Kemudian, siswa di kelas XI dan XII SMA baru dapat memilih pelajaran sesuai minat dan bakat.

”Pada kelas XI dan XII SMA, murid yang sekolahnya menggunakan Kurikulum Merdeka dapat memilih mata pelajaran secara lebih leluasa sesuai minat, bakat, kemampuan, dan aspirasi studi lanjut atau kariernya,” kata Anindito, Jakarta, Kamis (18/7/2024), dikutip dari Kompas.i.d

Dia mencontohkan, seorang murid yang ingin berkuliah di program studi teknik bisa menggunakan jam pelajaran pilihan untuk mata pelajaran Matematika tingkat lanjut dan Fisika, tanpa harus mengambil mata pelajaran biologi. 

Sebaliknya, seorang murid yang ingin berkuliah di kedokteran bisa menggunakan jam pelajaran pilihan untuk mata pelajaran Biologi dan Kimia, tanpa harus mengambil mata pelajaran matematika tingkat lanjut.

Dengan begitu, murid bisa lebih fokus untuk membangun basis pengetahuan yang relevan untuk minat dan rencana studi lanjutnya. 

Persiapan yang lebih terfokus dan mendalam ini dinilai Kemendikbudristek akan sulit dilakukan jika murid masih dikelompokkan ke dalam jurusan IPA, IPS, dan Bahasa.

Alasan Jurusan IPA, IPS dan Bahasa Dihapus

Menurut Anindito, penghapusan jurusan di SMA diyakini akan menghapus diskriminasi terhadap murid jurusan non-IPA dalam seleksi nasional mahasiswa baru.

Baca Juga: Biaya Kuliah Kedokteran UI Berdasarkan Golongan UKT, Cek di Sini!

Dengan Kurikulum Merdeka, semua murid lulusan SMA dan SMK dapat melamar ke semua prodi melalui jalur tes, tanpa dibatasi oleh jurusannya ketika SMA/SMK.

Anindito menambahkan, selama ini banyak orang tua yang mengarahkan anaknya untuk memilih penjurusan IPA karena dianggap mudah mendaftar kuliah atau kerja.

Padahal, ini belum tentu dilakukan berdasarkan refleksi tentang bakat, minat, dan rencana karier sang anak.

”Dengan menghapus penjurusan di SMA, Kurikulum Merdeka mendorong murid untuk melakukan eksplorasi dan refleksi minat, bakat, dan aspirasi karier, serta kemudian memberi kesempatan untuk mengambil mata pelajaran pilihan secara lebih fleksibel sesuai rencana tersebut,” ucapnya.

Kebijakan Penghapusan Jurusan di Kurikulum Merdeka

Kebijakan ini merupakan bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka, yang bertujuan memberikan fleksibilitas dan otonomi bagi sekolah dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi siswa.

Kebijakan penghapusan penjurusan didasari beberapa alasan mendasar.

Pertama, penjurusan dianggap membatasi potensi siswa dalam mengeksplorasi minat dan bakat mereka.

Siswa seringkali dipaksa memilih jurusan tertentu sejak dini, tanpa memiliki pemahaman cukup tentang bidang ilmu yang mereka minati.

Hal ini dapat menghambat perkembangan potensi mereka di bidang lain.

Kedua, penjurusan dapat menciptakan kesenjangan antara siswa dari jurusan berbeda.

Siswa IPA sering dianggap lebih unggul dalam bidang sains dan matematika, sedangkan siswa IPS sering dianggap lebih unggul dalam bidang sosial dan humaniora.

Baca Juga: Kunci Jawaban PKN SMA Kelas 11 Halaman 178 Kurmer Terlengkap!

Stereotip ini dapat memengaruhi kepercayaan diri dan motivasi siswa, serta membatasi kesempatan untuk berkembang di bidang yang tidak sesuai dengan jurusan mereka.

Ketiga, penjurusan tidak selalu relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan industri yang semakin kompleks dan dinamis.

Di era digital dan globalisasi, keterampilan lintas disiplin menjadi sangat penting.

Siswa perlu memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif, yang tidak selalu dapat dikembangkan melalui pembelajaran yang terfokus pada satu jurusan saja.

Kebijakan penghapusan penjurusan sejalan dengan beberapa teori dan konsep pendidikan.

Salah satunya adalah teori multiple intelligences yang dikemukakan oleh Howard Gardner.

Teori ini menyatakan bahwa kecerdasan manusia tidak tunggal, melainkan terdiri dari berbagai jenis kecerdasan, seperti kecerdasan linguistik, logika-matematika, spasial, kinestetik, musikal, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis.

Setiap siswa memiliki kombinasi kecerdasan unik, dan pendekatan pembelajaran yang efektif harus mengakomodasi keragaman ini.

Konsep lain yang relevan adalah personalized learning, yang menekankan pentingnya pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, minat, dan gaya belajar masing-masing peserta didik.

Dalam konteks penghapusan penjurusan, personalized learning dapat diwujudkan melalui pemilihan mata pelajaran yang fleksibel, penggunaan teknologi dalam pembelajaran, pendidikan yang adaptif, dan pendekatan pembalajaran yang berpusat pada siswa.

Implementasi kebijakan penghapusan penjurusan tentu tidak lepas dari tantangan.

Baca Juga: Kunci Jawaban Ayo Cek Pemahaman Halaman 269 Soal 2 Nomor 3 dan 4, IPA Kelas X SMA Kurikulum Merdeka Edisi Revisi

Salah satu tantangan utama adalah perubahan paradigma dan budaya kurikulum yang harus dilakukan oleh guru, siswa, orangtua, dan seluruh pemangku kepentingan.

Guru harus mampu merancang pembelajaran yang lebih fleksibel dan berpusat pada siswa.

Siswa harus lebih aktif dalam memilih mata pelajaran dan bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri.

Orangtua harus mendukung pilihan siswa dan tidak memaksakan kehendak mereka.

Pemangku kepentingan mendukung ekosistem pembelajaran yang merdeka dan inklusif bagi semua pihak.

Tantangan lain adalah ketersediaan sumber daya yang belum cukup memadai.

Sekolah harus memiliki kurikulum yang komprehensif dan beragam, fasilitas yang mendukung pembelajaran aktif, serta guru kompeten dalam kemampuan pedagogi.

Selain itu, sekolah juga perlu menjalin kerja sama dengan pihak eksternal, seperti industri, perguruan tinggi, komunitas-komunitas untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih kaya dan relevan bagi para siswa.

Beberapa studi telah menunjukan dampak positif dari pembelajaran lintas disiplin.

Misalnya, studi yang dilakukan oleh National Academy of Sciences (NAS) menemukan bahwa siswa yang mengikuti program STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) terintegrasi memiliki prestasi akademik yang lebih tinggi, minat lebih besar terhadap sains, dan keterampilan berpikir kritis yang lebih baik dibandingkan siswa yang cenderung belajar secara linier tradisional.

Studi lain yang dilakukan oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) menemukan bahwa siswa yang memiliki kesempatan untuk memilih mata pelajaran yang sesuai dengan minat mereka memiliki motivasi belajar yang lebih tinggi, kinerja akademik lebih baik, dan tingkat putus sekolah lebih rendah.

Baca Juga: Biaya Sekolah Semesta Semarang dari Jenjang SD hingga SMA, Fantastis!

Kebijakan penghapusan penjurusan merupakan langkah progresif dalam mewujudkan pendidikan yang lebih relevan, berkualitas, dan berkeadilan.

Dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali potensi mereka tanpa sekat dan jurusan, diharapkan dapat melahirkan generasi muda yang lebih kreatif, inovatif, dan adaptif terhadap perubahan zaman.

Artikel ini pernah tayang di Kompas TV dengan judul Kemendikbud Hapus Jurusan IPA, IPS dan Bahasa di Kurikulum Merdeka, Ini Alasan dan Penggantinya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penghapusan Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa: Menggali Potensi Peserta Didik"