Apakah Stunting Dapat Berpengaruh pada Kondisi Reproduksi Anak Kelak?

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Jumat, 26 Juli 2024 | 13:30 WIB
Pengaruh stunting pada reproduksi anak kelak (Freepik)

Nakita.id - Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis dalam periode seribu hari pertama kehidupan, yaitu dari masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun.

Stunting tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik yang terhambat, tetapi juga bisa mempengaruhi perkembangan otak dan organ lainnya, termasuk kesehatan reproduksi di masa depan.

Artikel ini akan membahas bagaimana stunting dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi anak ketika mereka dewasa, melansir dari WebMD.

Apa Itu Stunting?

Stunting ditandai dengan tinggi badan anak yang lebih pendek dari standar usianya.

Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kekurangan gizi dalam jangka waktu lama, infeksi yang berulang, serta pola asuh yang kurang baik.

Stunting bisa terjadi pada anak-anak di berbagai negara, tetapi lebih sering ditemukan di negara-negara berkembang dengan akses terbatas pada makanan bergizi dan layanan kesehatan.

Pengaruh Stunting pada Kesehatan Reproduksi

1. Perkembangan Hormonal

Anak yang mengalami stunting sering kali mengalami keterlambatan pubertas dan perkembangan hormonal yang tidak optimal.

Hormon-hormon reproduksi, seperti estrogen dan testosteron, diproduksi dalam jumlah yang tidak mencukupi, yang dapat mengganggu proses pematangan organ reproduksi.

2. Pertumbuhan Organ Reproduksi

Stunting dapat mempengaruhi perkembangan organ reproduksi, seperti ovarium dan testis, sehingga ukuran dan fungsi organ-organ ini tidak berkembang dengan baik.

Pada perempuan, stunting dapat menyebabkan masalah dengan siklus menstruasi dan kesuburan, sementara pada laki-laki bisa mempengaruhi produksi sperma.

3. Risiko Penyakit Reproduksi

Anak yang stunting memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan reproduksi di kemudian hari, seperti infeksi saluran reproduksi, gangguan menstruasi, dan masalah kesuburan.

Baca Juga: Bisakah Stunting Diobati dan Apa Pengaruhnya untuk Tumbuh Kembang Anak?

Kurangnya asupan gizi yang memadai dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh yang lemah, sehingga lebih rentan terhadap infeksi.

4. Kehamilan dan Persalinan yang Berisiko

Perempuan yang mengalami stunting memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi selama kehamilan dan persalinan.

Mereka mungkin memiliki panggul yang lebih sempit, yang dapat menyebabkan kesulitan dalam persalinan normal dan meningkatkan risiko kelahiran prematur atau kelahiran dengan operasi caesar.

5. Kualitas Sperma

Pada laki-laki, stunting dapat mempengaruhi kualitas sperma.

Kurangnya nutrisi selama masa pertumbuhan dapat menyebabkan produksi sperma yang lebih sedikit dan kualitas yang buruk, yang dapat berdampak pada kesuburan dan kemampuan untuk memiliki keturunan.

Pencegahan Stunting dan Dampaknya

Pencegahan stunting harus dimulai sejak dini, bahkan sejak masa kehamilan.

Beberapa langkah yang bisa diambil meliputi:

1. Pemberian Nutrisi yang Cukup

Ibu hamil harus mendapatkan asupan gizi yang cukup dan seimbang untuk mendukung pertumbuhan janin yang sehat.

Setelah lahir, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama dan makanan pendamping ASI yang bergizi sangat penting untuk mencegah stunting.

2. Perawatan Kesehatan yang Optimal

Akses terhadap layanan kesehatan yang baik, termasuk imunisasi dan pemeriksaan kesehatan rutin, dapat mencegah infeksi yang berulang dan kondisi kesehatan lainnya yang dapat menyebabkan stunting.

3. Edukasi Keluarga

Edukasi tentang pentingnya gizi dan pola asuh yang baik harus diberikan kepada orang tua dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan praktik pencegahan stunting.

Baca Juga: Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi Remaja Mulai Sejak Dini, Catat!

Kesimpulan

Stunting memiliki dampak yang luas dan jangka panjang, termasuk pada kesehatan reproduksi anak di masa depan. Kondisi ini dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan hormonal, pertumbuhan organ reproduksi yang tidak optimal, dan risiko penyakit reproduksi yang lebih tinggi.

Pencegahan stunting melalui pemberian nutrisi yang cukup, perawatan kesehatan yang optimal, dan edukasi keluarga sangat penting untuk memastikan anak-anak tumbuh sehat dan memiliki kesehatan reproduksi yang baik di masa depan.