Bukan Cuma Kekerasan Fisik, Ini Jenis KDRT yang Harus Moms Tahu

By Diah Puspita Ningrum, Minggu, 25 Agustus 2024 | 09:00 WIB
Jenis KDRT yang harus Moms tahu (Pixabay)

Nakita.id - Tahukah Moms kalau selain kekerasan fisik, ada beberapa jenis KDRT atau kekerasan dalam rumah tangga.

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) seringkali diasosiasikan dengan kekerasan fisik.

Namun, kekerasan dalam rumah tangga tidak hanya terbatas pada tindakan fisik. Ada berbagai jenis kekerasan yang juga termasuk dalam kategori KDRT dan sama merusaknya bagi korban.

Memahami berbagai jenis KDRT sangat penting agar Moms dapat mengenali tanda-tanda awal dan mengambil langkah yang tepat untuk melindungi diri sendiri dan keluarga.

Jenis KDRT atau Kekerasan Dalam Rumah Tangga

1. Kekerasan Psikologis atau Emosional

Kekerasan psikologis atau emosional adalah bentuk KDRT yang sering kali tidak terlihat secara kasat mata tetapi dapat memberikan dampak yang sangat merusak pada korban.

Kekerasan jenis ini melibatkan tindakan-tindakan yang bertujuan untuk merendahkan, mengintimidasi, atau mengendalikan pasangan melalui manipulasi emosional.

Contohnya termasuk penghinaan, ancaman, mempermalukan di depan orang lain, serta mengisolasi korban dari keluarga dan teman-teman.

Efek dari kekerasan emosional bisa sangat mendalam, menyebabkan korban merasa rendah diri, cemas, depresi, dan kehilangan rasa percaya diri.

Karena tidak ada tanda-tanda fisik yang jelas, kekerasan emosional sering kali diabaikan atau dianggap tidak serius. Padahal, dampaknya bisa sama menghancurkannya dengan kekerasan fisik.

2. Kekerasan Seksual

Kekerasan seksual dalam konteks KDRT adalah tindakan pemaksaan hubungan seksual atau perilaku seksual yang dilakukan tanpa persetujuan dari pasangan.

Kekerasan seksual bisa berupa pemaksaan hubungan intim, pelecehan seksual, atau memaksa pasangan melakukan aktivitas seksual yang tidak diinginkan.

Baca Juga: Didukung Se-Indonesia, Cut Intan Nabila Berniat Pisah dari Sang Suami dan Tak Bakal Cabut Laporan KDRT

Seringkali, korban merasa terjebak karena pelaku adalah pasangan mereka sendiri, sehingga merasa malu atau takut untuk melaporkan tindakan ini.

Kekerasan seksual tidak hanya merusak secara fisik tetapi juga emosional, meninggalkan trauma yang dalam dan berkepanjangan.

3. Kekerasan Finansial

Kekerasan finansial adalah bentuk KDRT yang kurang dikenal tetapi sangat umum terjadi. Kekerasan ini melibatkan kontrol penuh atas keuangan rumah tangga oleh salah satu pasangan, yang digunakan sebagai alat untuk mengendalikan atau menekan pasangan lainnya.

Bentuk-bentuk kekerasan finansial termasuk membatasi akses korban ke uang, tidak memberikan informasi tentang keuangan keluarga, mengambil alih pendapatan korban, atau memaksa korban untuk menandatangani dokumen keuangan tanpa persetujuan yang jelas.

Kekerasan finansial dapat membuat korban merasa terjebak dalam hubungan yang tidak sehat karena ketergantungan ekonomi pada pelaku.

Ini juga dapat membatasi kemampuan korban untuk mencari bantuan atau keluar dari hubungan yang berbahaya.

4. Kekerasan Verbal

Kekerasan verbal adalah bentuk lain dari KDRT yang sering kali diabaikan. Kekerasan ini melibatkan penggunaan kata-kata atau bahasa untuk menghina, merendahkan, atau menyakiti pasangan.

Ini bisa berupa komentar yang merendahkan, makian, atau kritik yang berlebihan yang ditujukan untuk merusak harga diri dan martabat korban.

Kekerasan verbal bisa sangat merusak karena dapat mempengaruhi kesehatan mental korban dalam jangka panjang.

Korban sering kali mengalami rasa takut, malu, dan ketidakberdayaan, yang dapat berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari dan hubungan mereka dengan orang lain.

5. Kekerasan Sosial

Kekerasan sosial adalah bentuk KDRT yang melibatkan kontrol atau pembatasan terhadap kehidupan sosial korban.

Baca Juga: Alami KDRT oleh Suami, Cut Intan Nabila Bersaksi Dapat Perlakuan Baik Mertua

Pelaku mungkin melarang korban untuk bertemu dengan teman-teman, menghadiri acara keluarga, atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial lainnya.

Tujuannya adalah untuk mengisolasi korban dan membuat mereka lebih tergantung pada pelaku.

Kekerasan sosial dapat membuat korban merasa terasing dan kesepian, serta mengurangi dukungan sosial yang mereka butuhkan untuk melarikan diri dari situasi yang berbahaya.

Isolasi ini sering digunakan oleh pelaku untuk memperkuat kontrol mereka atas korban.

6. Kekerasan Teknologi

Dengan kemajuan teknologi, kekerasan teknologi telah menjadi bentuk KDRT yang semakin umum.

Ini melibatkan penggunaan teknologi seperti ponsel, media sosial, atau email untuk mengawasi, mengontrol, atau mengancam pasangan.

Contohnya termasuk mengirim pesan teks yang mengintimidasi, memonitor komunikasi pasangan, atau menyebarkan informasi pribadi tanpa izin.

Kekerasan teknologi bisa sangat merusak karena pelaku dapat mengendalikan korban secara jarak jauh dan tanpa disadari oleh orang lain.

Selain itu, teknologi juga memungkinkan pelaku untuk terus mengganggu dan mengintimidasi korban bahkan setelah hubungan berakhir.

Kekerasan dalam rumah tangga adalah masalah serius yang tidak hanya melibatkan kekerasan fisik.

Berbagai bentuk KDRT, seperti kekerasan psikologis, seksual, finansial, verbal, sosial, dan teknologi, semuanya dapat merusak kesejahteraan fisik dan mental korban. Moms harus waspada dan peka terhadap tanda-tanda berbagai jenis kekerasan ini.

Baca Juga: Cut Intan Nabila 5 Tahun Alami KDRT Suami, Apa Dampaknya Bagi Psikologis?

Jika Moms atau orang terdekat mengalami KDRT dalam bentuk apa pun, penting untuk mencari bantuan segera. Jangan ragu untuk berbicara dengan keluarga, teman, atau profesional yang dapat memberikan dukungan dan perlindungan.

Mengambil langkah awal dapat menyelamatkan kehidupan dan kesehatan mental kalian serta anak-anak.

Sebagian artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan