10 Hal yang Terjadi Jika Terlalu Sering Berhubungan Intim, Pasutri Wajib Tahu!

By Diah Puspita Ningrum, Sabtu, 31 Agustus 2024 | 20:00 WIB
Dampak terlalu sering berhubungan intim (Pixabay / chermitove)

Nakita.id - Terlalu sering berhubungan intim akan membawa perubahan pada tubuh dan kondisi emosional, ini penjelasannya untuk Moms dan Dads.

Berhubungan intim adalah bagian alami dan penting dari kehidupan manusia, yang tidak hanya membantu mempererat hubungan emosional dengan pasangan tetapi juga memiliki berbagai manfaat kesehatan.

Namun, seperti halnya banyak hal dalam hidup, berhubungan intim secara berlebihan juga dapat memiliki konsekuensi.

Meskipun setiap pasangan memiliki frekuensi yang berbeda dalam berhubungan intim, terlalu sering melakukannya bisa menimbulkan beberapa efek pada kesehatan fisik dan emosional.

Melansir dari berbagai sumber, berikut ini adalah 10 hal yang dapat terjadi jika Moms terlalu sering berhubungan intim.

Dampak Terlalu Sering Berhubungan Intim

1. Kelelahan Fisik

Berhubungan intim memerlukan energi fisik yang cukup besar, terutama jika dilakukan dalam frekuensi tinggi.

Jika dilakukan terlalu sering tanpa waktu istirahat yang cukup, tubuh bisa mengalami kelelahan fisik.

Kelelahan ini bisa memengaruhi kemampuan Moms untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan optimal.

Pada tahap yang lebih ekstrem, hal ini dapat menyebabkan kelelahan kronis yang memerlukan waktu pemulihan lebih lama.

2. Iritasi dan Luka pada Area Genital

Gesekan yang terjadi selama hubungan intim, terutama jika dilakukan terlalu sering, dapat menyebabkan iritasi pada kulit di sekitar area genital.

Pada wanita, gesekan berulang dapat menyebabkan luka atau iritasi pada vulva dan vagina, sementara pada pria, hal ini dapat menyebabkan iritasi pada kulit penis. Jika iritasi ini tidak ditangani, bisa berkembang menjadi infeksi yang lebih serius.

Baca Juga: Manfaat Bawang Putih sebagai Obat Kuat yang Ampuh Meningkatkan Stamina di Ranjang

3. Risiko Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Terlalu sering berhubungan intim juga dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih (ISK), terutama pada wanita.

Hal ini terjadi karena bakteri dari luar bisa masuk ke dalam saluran kemih melalui uretra saat berhubungan intim.

ISK dapat menyebabkan gejala seperti nyeri saat buang air kecil, dorongan untuk buang air kecil terus-menerus, dan bahkan demam.

4. Penurunan Kekebalan Tubuh

Berhubungan intim secara rutin sebenarnya dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Namun, jika dilakukan terlalu sering tanpa diimbangi dengan istirahat yang cukup, tubuh bisa kelelahan, dan sistem kekebalan tubuh pun menurun.

Ini bisa membuat Moms lebih rentan terhadap penyakit seperti flu, pilek, atau infeksi lainnya.

5. Nyeri Otot dan Sendi

Setelah berhubungan intim, terutama jika dilakukan dengan intensitas tinggi dan sering, otot dan sendi bisa terasa nyeri.

Ini karena otot-otot digunakan secara intensif selama aktivitas fisik tersebut.

Jika otot dan sendi tidak mendapatkan waktu pemulihan yang cukup, nyeri ini bisa berlanjut dan bahkan menyebabkan cedera ringan.

6. Dehidrasi

Berhubungan intim, terutama dalam durasi yang lama atau dengan frekuensi yang sangat tinggi, dapat menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan melalui keringat.

Jika tidak diimbangi dengan minum air yang cukup, hal ini bisa menyebabkan dehidrasi.

Baca Juga: Manfaat Susu Beruang untuk Berhubungan Intim, Mitos atau Fakta?

Dehidrasi dapat menyebabkan gejala seperti sakit kepala, pusing, kelelahan, dan mulut kering.

7. Penurunan Libido

Ironisnya, terlalu sering berhubungan intim bisa menyebabkan penurunan libido atau hasrat seksual.

Ketika tubuh dan pikiran lelah akibat aktivitas seksual yang berlebihan, keinginan untuk berhubungan intim bisa menurun.

Ini bisa menciptakan siklus di mana satu atau kedua pasangan merasa terbebani dengan harapan untuk terus melakukan hubungan intim, yang pada akhirnya bisa mengganggu keharmonisan hubungan.

8. Keseimbangan Hormon Terganggu

Berhubungan intim memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh, seperti hormon endorfin, dopamin, dan oksitosin yang dilepaskan selama dan setelah berhubungan intim.

Meskipun hormon-hormon ini biasanya memiliki efek positif, seperti meningkatkan suasana hati dan mempererat ikatan emosional, terlalu sering berhubungan intim bisa mengganggu keseimbangan hormon dan menyebabkan perubahan suasana hati yang tidak menentu atau bahkan kelelahan mental.

9. Mengabaikan Kesehatan Lainnya

Ketika pasangan terlalu fokus pada hubungan intim dan melakukannya secara berlebihan, hal ini bisa menyebabkan pengabaian terhadap aspek kesehatan lainnya.

Misalnya, jika waktu yang dihabiskan untuk berhubungan intim mengurangi waktu untuk tidur, olahraga, atau aktivitas lain yang juga penting untuk kesehatan, hal ini bisa berdampak negatif pada kesejahteraan secara keseluruhan.

Kesehatan adalah keseimbangan antara berbagai faktor, dan berhubungan intim hanyalah salah satunya.

10. Ketergantungan Emosional atau Psikologis

Terlalu sering berhubungan intim juga bisa menyebabkan ketergantungan emosional atau psikologis pada aktivitas tersebut.

Beberapa individu mungkin mulai melihat hubungan intim sebagai satu-satunya cara untuk mengatasi stres, kecemasan, atau masalah emosional lainnya.

Baca Juga: Minum Kopi Sebelum Melakukan Hubungan Intim, Ini Manfaat Bagi Kesehatan

Ketergantungan ini bisa menjadi tidak sehat, terutama jika mengganggu keseimbangan kehidupan sehari-hari atau mengganggu aspek lain dari hubungan, seperti komunikasi atau keintiman emosional.

Berhubungan intim adalah bagian penting dari kehidupan manusia, dan melakukannya dengan frekuensi yang tepat dapat memberikan banyak manfaat, baik secara fisik maupun emosional.

Namun, seperti halnya semua hal, berhubungan intim yang terlalu sering bisa membawa dampak negatif.

Mulai dari kelelahan fisik, iritasi, peningkatan risiko infeksi, hingga masalah psikologis, semua ini dapat terjadi jika aktivitas tersebut dilakukan tanpa memperhatikan batasan tubuh dan keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari.

Kunci dari hubungan intim yang sehat adalah mendengarkan tubuh Moms dan pasangan, serta menjaga komunikasi yang terbuka tentang kebutuhan dan batasan masing-masing.

Jika Moms atau pasangan merasa kelelahan atau mengalami salah satu dari gejala yang disebutkan di atas, mungkin saatnya untuk menyesuaikan frekuensi hubungan intim Moms agar tetap sehat dan bahagia.

Selain itu, selalu penting untuk mengimbangi aktivitas seksual dengan pola hidup sehat lainnya, seperti istirahat yang cukup, olahraga, dan menjaga kesehatan mental, untuk memastikan kesejahteraan secara keseluruhan.

Baca Juga: Hubungan Intim Bagi Ibu Hamil Muda, Aman atau Berisiko?