Jangan Jadi Korban, Ini Modus Penipuan WhatsApp yang Perlu Diwaspadai

By Diah Puspita Ningrum, Senin, 2 September 2024 | 13:00 WIB
Modus penipuan WhatsApp (Freepik)

Nakita.id - Mengetahui modus penipuan WhatsApp menjadi hal penting agar kalian tidak menjadi salah satu korbannya.

WhatsApp telah menjadi salah satu aplikasi perpesanan paling populer di dunia, dengan miliaran pengguna yang mengandalkannya untuk berkomunikasi setiap hari.

Sayangnya, popularitas WhatsApp juga menarik perhatian para penipu yang mencoba memanfaatkan platform ini untuk menipu pengguna yang tidak curiga.

Modus penipuan WhatsApp semakin beragam dan canggih, sehingga penting bagi setiap pengguna untuk mengetahui cara kerja dan bagaimana menghindari jebakan yang mungkin merugikan.

Jenis-Jenis Modus Penipuan WhatsApp

Berikut ini beberapa modus penipuan yang sering terjadi di WhatsApp:

1. Penipuan Berbasis Kode Verifikasi

Salah satu modus yang paling umum adalah penipuan berbasis kode verifikasi. Penipu akan berpura-pura menjadi kontak yang Moms kenal dan mengirim pesan yang meminta kode verifikasi enam digit yang dikirimkan oleh WhatsApp.

Mereka mungkin mengatakan bahwa mereka secara tidak sengaja mengirimkan kode tersebut ke nomor dan memintanya kembali.

Cara kerja: Penipu sebenarnya mencoba untuk mengakses akun WhatsApp dengan nomor telepon.

Jika Moms memberikan kode verifikasi tersebut, mereka akan bisa masuk ke akun kalian, mengambil alihnya, dan bahkan mungkin menggunakan akun tersebut untuk menipu kontak.

Cara menghindari: Jangan pernah membagikan kode verifikasi WhatsApp dengan siapa pun, bahkan jika mereka mengaku sebagai teman atau anggota keluarga. Kode verifikasi bersifat pribadi dan hanya untuk kalian.

2. Phishing Melalui Link Palsu

Penipuan phishing di WhatsApp melibatkan pesan yang mengandung tautan palsu.

Baca Juga: Cara Menghindari Penipuan Lewat WA, Jangan Klik Link Mencurigakan

Pesan ini mungkin menawarkan hadiah, diskon besar, atau bahkan ancaman palsu yang mendesak untuk mengklik tautan tersebut.

Cara kerja: Ketika mengklik tautan tersebut, Moms mungkin diarahkan ke situs web palsu yang meminta memasukkan informasi pribadi seperti kata sandi, nomor kartu kredit, atau data sensitif lainnya. Informasi ini kemudian digunakan oleh penipu untuk mencuri identitas atau dana.

Cara menghindari: Jangan pernah mengklik tautan yang tidak kalian kenali atau yang berasal dari kontak yang tidak terpercaya.

Selalu periksa URL dengan seksama dan pastikan situs web yang kalian kunjungi adalah yang sah.

3. Penipuan Hadiah Palsu

Modus lain yang sering digunakan adalah penipuan hadiah palsu. Moms mungkin menerima pesan yang mengklaim bahwa kalian telah memenangkan hadiah besar, seperti smartphone, uang tunai, atau liburan gratis.

Untuk mengklaim hadiah, Moms diminta membayar biaya administrasi atau memberikan informasi pribadi.

Cara kerja: Penipu menggunakan tawaran hadiah palsu untuk memancing agar memberikan uang atau informasi pribadi.

Setelah Moms membayar atau memberikan informasi, hadiah tersebut tidak pernah datang, dan penipu menghilang dengan uang atau data.

Cara menghindari: Waspadai tawaran yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.

Jangan pernah membayar biaya untuk hadiah yang tidak kalian ikuti, dan hindari memberikan informasi pribadi kepada pihak yang tidak jelas.

4. Penipuan Donasi Palsu

Dalam situasi bencana atau krisis, banyak orang ingin membantu dengan menyumbangkan uang.

Baca Juga: Ramai Status WA Diduga Ibunda Rafael Struick Usai Sang Putra Cetak Gol di Laga Indonesia vs Korea Selatan

Penipu memanfaatkan situasi ini dengan mengirimkan pesan yang meminta donasi untuk korban bencana atau penyebab sosial tertentu, lengkap dengan detail rekening bank.

Cara kerja: Penipu berpura-pura menjadi organisasi amal dan mengarahkan Moms untuk menyumbang ke rekening mereka.

Uang yang donasikan tidak pernah mencapai mereka yang membutuhkan, tetapi masuk ke kantong penipu.

Cara menghindari: Sebelum menyumbang, selalu verifikasi keaslian organisasi yang meminta donasi. Gunakan situs resmi atau platform yang terpercaya untuk menyumbang.

5. Penipuan Layanan Pelanggan Palsu

Penipuan layanan pelanggan palsu adalah modus di mana penipu berpura-pura menjadi perwakilan dari bank, perusahaan telekomunikasi, atau layanan lain yang kalian gunakan.

Mereka akan menghubungi Moms melalui WhatsApp dan meminta untuk memberikan informasi pribadi atau detail akun untuk “memperbarui” atau “memperbaiki” masalah.

Cara kerja: Penipu ini mencoba mendapatkan informasi sensitif seperti nomor kartu kredit, PIN, atau kata sandi. Informasi ini kemudian digunakan untuk mencuri uang atau melakukan penipuan lainnya.

Cara menghindari: Perusahaan resmi tidak akan pernah meminta informasi pribadi atau detail akun melalui WhatsApp.

Jika Moms menerima pesan seperti ini, segera hubungi perusahaan tersebut melalui jalur resmi untuk memverifikasi.

Penipuan di WhatsApp menjadi semakin canggih dan sulit dikenali. Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu berhati-hati dan waspada ketika menggunakan aplikasi ini.

Dengan memahami modus penipuan yang umum terjadi dan menerapkan langkah-langkah pencegahan, Moms dapat melindungi diri dari menjadi korban penipuan.

Baca Juga: WhatsApp Aktif Tapi Tidak Bisa Dihubungi? Bisa Jadi Ini Penyebabnya

Jangan ragu untuk membagikan informasi ini kepada keluarga dan teman-teman agar mereka juga terhindar dari bahaya penipuan di WhatsApp.