Fakta Begadang Bikin Diabetes, Ganggu Gula Darah hingga Alami Obesitas

By Aullia Rachma Puteri, Senin, 16 September 2024 | 12:00 WIB
Begadang Bikin Diabetes (Freepik)

Nakita.id - Begadang, atau kebiasaan terjaga hingga larut malam atau bahkan sepanjang malam, adalah fenomena yang sering dianggap sebagai hal sepele, terutama di era modern yang penuh tuntutan pekerjaan, hiburan, atau gaya hidup sosial yang tinggi.

Namun, ada konsekuensi serius dari kebiasaan ini yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah risiko meningkatnya kemungkinan terkena diabetes tipe 2.

Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur, terutama yang disebabkan oleh begadang, memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan metabolik, termasuk gangguan regulasi gula darah dan insulin.

Kondisi ini, jika dibiarkan terus-menerus, dapat menyebabkan perkembangan diabetes tipe 2.

Artikel ini akan menjelaskan bagaimana begadang dapat menyebabkan diabetes, apa saja mekanisme yang terlibat, serta tips untuk mencegah kebiasaan buruk ini agar kesehatan tetap terjaga.

Begadang sering kali menyebabkan kurangnya waktu tidur yang cukup dan berkualitas.

Studi menunjukkan bahwa individu yang tidur kurang dari 6-7 jam per malam memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan metabolisme, termasuk resistensi insulin, yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2.

Dalam tubuh, insulin adalah hormon yang berfungsi untuk mengatur kadar gula darah.

Ketika seseorang kurang tidur, sensitivitas tubuh terhadap insulin menurun, yang berarti tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efisien untuk menurunkan kadar gula darah.

Akibatnya, kadar gula darah bisa tetap tinggi, yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan resistensi insulin dan akhirnya berkembang menjadi diabetes tipe 2.

Sebuah penelitian yang dilakukan di University of Chicago menemukan bahwa orang yang tidur kurang dari 5 jam per malam selama beberapa hari berturut-turut mengalami penurunan drastis dalam kemampuan tubuh mereka untuk memproses gula darah, serupa dengan orang yang berada dalam fase awal diabetes.

Baca Juga: Bolehkah Ibu Hamil Sering Begadang? Kenali Dampak-dampak Negatifnya

Begadang Bikin Diabetes?

Ketika seseorang begadang, tubuh mereka tidak mendapatkan kesempatan untuk memulihkan diri secara optimal.

Kurang tidur tidak hanya menyebabkan kelelahan, tetapi juga mengganggu hormon yang mengatur rasa lapar seperti leptin dan ghrelin.

Leptin adalah hormon yang memberi sinyal kepada otak bahwa tubuh sudah cukup makan, sementara ghrelin memberi sinyal bahwa tubuh lapar.

Kurang tidur meningkatkan kadar ghrelin (rasa lapar) dan menurunkan leptin (rasa kenyang), yang menyebabkan peningkatan nafsu makan, terutama terhadap makanan tinggi gula dan karbohidrat.

Kombinasi dari pola makan yang tidak sehat ini, ditambah dengan resistensi insulin yang dipicu oleh kurang tidur, sangat meningkatkan risiko terkena diabetes.

Lebih lanjut, begadang dapat meningkatkan stres.

Ketika seseorang kurang tidur, tubuhnya melepaskan hormon kortisol yang lebih tinggi, yang dikenal sebagai hormon stres.

Kortisol juga berperan dalam meningkatkan kadar gula darah, karena tubuh dalam keadaan stres sering kali mempersiapkan diri untuk 'berjuang atau lari', dan membutuhkan energi cepat dalam bentuk glukosa.

Kondisi ini semakin memperparah ketidakseimbangan gula darah dan dapat meningkatkan risiko diabetes.

Ritme sirkadian adalah jam biologis tubuh yang mengatur siklus tidur-bangun, serta berbagai fungsi penting lainnya, termasuk metabolisme gula dan produksi insulin.

Begadang secara signifikan mengganggu ritme sirkadian ini, yang menyebabkan ketidakseimbangan dalam tubuh.

Baca Juga: Cara Mengatur Pola Tidur Bayi Baru Lahir Agar Tidak Begadang, Ini Tipsnya

Ketika seseorang sering begadang atau tidur tidak teratur, tubuhnya tidak dapat mengatur produksi insulin dengan baik, yang mengakibatkan gangguan dalam mengontrol kadar gula darah.

Dalam kondisi normal, insulin bekerja lebih efisien di malam hari, dan tubuh kita juga lebih sedikit membutuhkan energi dalam bentuk glukosa.

Namun, ketika seseorang terjaga hingga larut malam dan mungkin bahkan makan pada jam-jam yang tidak biasa, tubuh mereka harus bekerja ekstra keras untuk mengatur gula darah, yang berpotensi mengarah pada kondisi metabolisme yang buruk.

Kebiasaan begadang juga erat kaitannya dengan obesitas, yang merupakan salah satu faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2.

Seperti yang sudah disebutkan, begadang dapat mempengaruhi hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang, sehingga seseorang cenderung makan lebih banyak, terutama makanan yang tinggi kalori.

Selain itu, kurang tidur membuat seseorang merasa lebih lelah pada siang hari, yang menyebabkan penurunan aktivitas fisik.

Akibatnya, kalori yang dikonsumsi tidak terbakar, melainkan disimpan sebagai lemak.

Obesitas, terutama lemak di area perut, dapat mengurangi sensitivitas insulin, sehingga meningkatkan risiko diabetes tipe 2 secara signifikan.

Kualitas tidur sama pentingnya dengan kuantitas tidur.

Meskipun seseorang tidur selama 7-8 jam, jika tidurnya tidak nyenyak atau terganggu, hal ini tetap dapat memengaruhi kesehatan metabolik mereka.

Tidur yang terganggu, misalnya sering terbangun di malam hari atau tidur dengan lingkungan yang berisik, dapat mengganggu fase tidur dalam (deep sleep), yang merupakan fase penting untuk pemulihan fisik dan mental.

Baca Juga: Bahaya Begadang Bagi Remaja, Bisa Bedampak pada Kesehatan Fisik hingga Mental

Pada fase tidur dalam ini, tubuh memperbaiki jaringan, membangun otot, serta mengatur berbagai fungsi metabolisme, termasuk produksi insulin dan pengelolaan gula darah.

Jika fase ini terganggu, maka tubuh tidak mendapatkan kesempatan untuk memulihkan diri, yang menyebabkan gangguan dalam regulasi gula darah dan dapat memicu resistensi insulin.

Tips Mencegah Begadang dan Menjaga Kesehatan Gula Darah

Jika Anda ingin menjaga kesehatan gula darah dan mencegah risiko diabetes akibat begadang, berikut beberapa langkah yang dapat diambil:

- Tetapkan jadwal tidur yang teratur: Cobalah tidur dan bangun pada jam yang sama setiap hari, bahkan di akhir pekan. Ini membantu tubuh mempertahankan ritme sirkadian yang sehat.

- Ciptakan lingkungan tidur yang nyaman: Pastikan kamar Anda gelap, tenang, dan suhu ruangan nyaman. Kurangi gangguan seperti cahaya dari gadget atau suara bising.

- Hindari makanan berat sebelum tidur: Makan malam sebaiknya dilakukan minimal 2-3 jam sebelum tidur untuk memberi waktu tubuh mencerna makanan dengan baik.

- Kurangi kafein dan nikotin: Kedua zat ini adalah stimulan yang bisa mengganggu kualitas tidur Anda, jadi sebaiknya hindari mengonsumsinya di sore atau malam hari.

- Batasi penggunaan gadget sebelum tidur: Cahaya biru dari layar ponsel, tablet, atau komputer dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang membantu tidur. Sebaiknya matikan gadget satu jam sebelum tidur.

- Rutin berolahraga: Aktivitas fisik teratur dapat membantu meningkatkan kualitas tidur, namun hindari berolahraga terlalu dekat dengan waktu tidur, karena bisa membuat tubuh lebih terjaga.

- Kelola stres: Teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga dapat membantu menurunkan kadar kortisol dan membuat Anda lebih mudah tidur.

Begadang bukan hanya menyebabkan kelelahan dan konsentrasi yang menurun, tetapi juga dapat mempengaruhi kesehatan jangka panjang, terutama terkait dengan diabetes tipe 2.

Baca Juga: Tips Bangun Pagi Walau Begadang Semalam, Ini Strategi yang Efektif

Kurang tidur atau kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan resistensi insulin, mengganggu regulasi gula darah, dan meningkatkan risiko obesitas, yang semuanya merupakan faktor utama dalam perkembangan diabetes.

Dengan menjaga pola tidur yang baik, Anda tidak hanya menjaga energi dan produktivitas, tetapi juga kesehatan metabolik secara keseluruhan.

Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.

Baca Juga: Bolehkah Ibu Hamil Begadang Saat Tahun Baru? Ini Penjelasannya