Amankah Pengidap Kanker Menyusui Bayinya? Ini Panduan Tepatnya

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Jumat, 13 September 2024 | 15:30 WIB
Menyusui bagi pengidap kanker (Freepik)

Nakita.id - Menyusui adalah proses alami yang memberikan banyak manfaat baik bagi ibu maupun bayi.

Namun, bagi ibu yang didiagnosis menderita kanker, terutama kanker payudara, menyusui dapat menjadi pertanyaan yang kompleks.

Salah satu kekhawatiran utama adalah apakah menyusui aman dan bagaimana pengaruh kanker serta pengobatannya terhadap kualitas ASI dan kesehatan ibu maupun bayi.

Berikut adalah beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan terkait menyusui bagi penderita kanker, mengutip dari Healthline.

Pengidap Kanker Menyusui

1. Jenis Kanker dan Lokasi

Jenis dan lokasi kanker sangat memengaruhi keputusan mengenai keamanan menyusui.

Kanker payudara, misalnya, yang secara langsung memengaruhi jaringan payudara, mungkin mempersulit produksi dan pemberian ASI.

Namun, kanker di lokasi lain, seperti kanker kulit atau kanker darah (leukemia), tidak selalu berdampak langsung pada kemampuan ibu untuk menyusui.

Pada kanker payudara, terutama jika perawatan seperti operasi atau radiasi dilakukan pada satu payudara, ibu mungkin tetap bisa menyusui dengan payudara yang sehat.

Namun, ini perlu dikonsultasikan dengan dokter untuk memastikan keamanan dan kenyamanan.

2. Pengaruh Pengobatan Kanker terhadap ASI

Pengobatan kanker meliputi terapi yang kuat, seperti kemoterapi, radiasi, dan obat-obatan kanker lainnya, yang dapat berdampak pada kualitas ASI.

Banyak obat-obatan yang digunakan dalam pengobatan kanker dapat terserap ke dalam ASI dan membahayakan bayi yang menyusu.

Baca Juga: Sussanne Khan Tuntut Tunjangan Cerai Rp840 M Tapi Masih Kompak Hibur Sahabat Pengidap Kanker Bareng Hrithik Roshan, Peluang Rujuk Besar?

Berikut adalah beberapa jenis pengobatan yang umumnya dipertimbangkan:

Kemoterapi: Zat kimia dalam kemoterapi dapat masuk ke dalam ASI dan berpotensi membahayakan bayi. Oleh karena itu, ibu yang menjalani kemoterapi biasanya disarankan untuk tidak menyusui selama pengobatan berlangsung dan beberapa waktu setelah pengobatan selesai.

Terapi Radiasi: Radiasi yang dilakukan pada area payudara dapat memengaruhi jaringan payudara dan produksi ASI. Namun, jika radiasi dilakukan pada area lain di tubuh, mungkin saja menyusui masih bisa dilakukan dengan aman, tergantung pada rekomendasi dari dokter.

Terapi Hormonal: Beberapa terapi hormonal, seperti tamoxifen, juga tidak aman selama menyusui karena dapat masuk ke dalam ASI dan memengaruhi bayi.

3. Kemampuan Produksi ASI

Selain pengaruh pengobatan, kanker, terutama kanker payudara, dapat memengaruhi kemampuan tubuh ibu untuk memproduksi ASI.

Jika operasi dilakukan pada payudara, termasuk pengangkatan sebagian atau seluruh jaringan payudara, hal ini dapat mengurangi kapasitas produksi ASI.

Jaringan yang tersisa mungkin masih mampu menghasilkan ASI, namun biasanya jumlahnya tidak sebanyak sebelumnya.

Selain itu, pengobatan seperti radiasi dapat merusak saluran susu di payudara, yang juga memengaruhi produksi ASI.

Dalam beberapa kasus, payudara yang tidak terkena kanker mungkin masih bisa menghasilkan ASI yang cukup.

4. Pertimbangan Kesehatan Ibu

Menyusui adalah kegiatan yang membutuhkan energi dan kekuatan fisik.

Bagi ibu yang sedang menjalani pengobatan kanker, mungkin ada rasa lelah, mual, atau efek samping lainnya dari perawatan yang membuat menyusui menjadi tantangan.

Baca Juga: Jarak Menyusui Setelah Minum Obat: Panduan Aman untuk Ibu Menyusui

Dalam kondisi ini, kesehatan dan kesejahteraan ibu perlu menjadi prioritas utama.

Jika menyusui secara langsung tidak memungkinkan, beberapa ibu memilih untuk memompa ASI sebelum menjalani pengobatan, namun ini harus dikonsultasikan dengan dokter untuk memastikan bahwa ASI aman bagi bayi.

5. Alternatif Pemberian ASI

Jika menyusui tidak mungkin dilakukan karena pengobatan kanker atau alasan kesehatan lainnya, ada beberapa alternatif yang bisa dipertimbangkan untuk memastikan bayi tetap mendapatkan nutrisi yang optimal.

Salah satunya adalah memberikan ASI perah yang dipompa sebelum pengobatan dimulai, atau menggunakan susu formula yang aman dan direkomendasikan oleh dokter.

Banyak ibu yang mengalami kanker memilih untuk memprioritaskan kesehatan mereka agar dapat terus berada di samping bayi mereka dalam jangka panjang, meskipun itu berarti mereka harus beralih ke alternatif selain ASI.

6. Konsultasi dengan Dokter dan Konselor Laktasi

Keputusan tentang menyusui bagi ibu yang menderita kanker harus dibuat dengan bimbingan tim medis, termasuk dokter onkologi dan konselor laktasi.

Mereka akan membantu ibu untuk memahami risiko dan manfaat menyusui dalam konteks kondisi kesehatan yang dialami, serta memberi saran mengenai pengelolaan menyusui yang aman.

Konselor laktasi dapat memberikan informasi tentang cara-cara memompa ASI sebelum pengobatan dimulai atau bagaimana menavigasi tantangan menyusui dengan satu payudara.

Kesimpulan

Menyusui bagi ibu yang menderita kanker adalah topik yang memerlukan perhatian khusus dan penilaian medis yang mendalam.

Jenis kanker, lokasi kanker, serta jenis pengobatan yang dijalani sangat memengaruhi keputusan mengenai keamanan menyusui.

Pada banyak kasus, pengobatan kanker, seperti kemoterapi dan terapi radiasi, dapat memengaruhi kualitas ASI dan menimbulkan risiko bagi bayi.

Oleh karena itu, penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk melanjutkan atau menghentikan menyusui selama pengobatan kanker.

Baca Juga: Mitos atau Fakta: Benarkah Menyusui Menurunkan Risiko Diabetes?