Risiko Stunting pada Ibu Hamil: Penyebab dan Pencegahannya

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Sabtu, 12 Oktober 2024 | 09:30 WIB
Risiko stunting pada ibu hamil yang berpengaruh ke janin (Freepik)

Nakita.id - Stunting adalah kondisi pertumbuhan anak yang terganggu akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka panjang, terutama selama periode 1.000 hari pertama kehidupan, yang mencakup masa kehamilan hingga usia dua tahun.

Kondisi ini bisa menyebabkan anak tumbuh dengan tinggi badan yang lebih pendek dari rata-rata untuk usianya, serta berdampak pada perkembangan kognitif dan kesehatan secara keseluruhan.

Salah satu penyebab utama stunting berakar pada kondisi ibu hamil.

Berikut adalah pembahasan tentang risiko stunting pada ibu hamil, faktor penyebab, dan bagaimana pencegahannya, melansir dari berbagai sumber.

Risiko Stunting pada Ibu Hamil

1. Pengaruh Gizi Ibu Hamil terhadap Risiko Stunting

Asupan gizi yang buruk pada ibu hamil merupakan salah satu faktor utama yang berkontribusi pada stunting.

Jika Moms tidak mendapatkan nutrisi yang cukup selama kehamilan, janin yang dikandungnya juga berisiko mengalami gangguan pertumbuhan.

Beberapa masalah yang terkait dengan kekurangan gizi selama kehamilan adalah:

Kurangnya asupan protein, vitamin, dan mineral seperti zat besi, kalsium, asam folat, dan zinc.

Malnutrisi kronis yang menyebabkan berat badan lahir rendah dan gangguan pertumbuhan janin.

Kekurangan energi kronis pada ibu hamil yang mengakibatkan janin tidak mendapatkan suplai energi yang cukup untuk tumbuh secara optimal.

2. Kesehatan Ibu Hamil yang Berperan dalam Stunting

Selain asupan gizi, kondisi kesehatan Moms selama hamil juga sangat berperan dalam menentukan risiko stunting pada anak.

Baca Juga: Apakah Anak Stunting Bisa Tumbuh dengan Cerdas? Ini Faktanya

Beberapa kondisi kesehatan Moms yang bisa meningkatkan risiko stunting meliputi:

Anemia: Moms yang mengalami anemia selama kehamilan cenderung melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, yang merupakan faktor risiko utama stunting.

Infeksi kronis: Infeksi yang tidak diobati seperti infeksi saluran kemih atau tuberkulosis bisa mengganggu kesehatan ibu dan janin, mempengaruhi penyerapan nutrisi, dan meningkatkan risiko stunting.

Gangguan kehamilan: Kondisi seperti preeklamsia atau hipertensi selama kehamilan bisa mempengaruhi aliran darah ke janin, sehingga menghambat pertumbuhan.

3. Dampak Stunting pada Kesehatan Anak

Stunting memiliki dampak jangka panjang yang serius pada anak. Beberapa di antaranya adalah:

Pertumbuhan fisik terhambat: Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan anak-anak seusianya.

Gangguan perkembangan otak: Asupan gizi yang kurang saat dalam kandungan bisa mengganggu perkembangan otak janin, yang berisiko menyebabkan keterlambatan perkembangan kognitif, kesulitan belajar, serta menurunkan produktivitas di masa dewasa.

Risiko penyakit kronis: Anak yang mengalami stunting lebih rentan terhadap berbagai penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan obesitas di masa dewasa.

4. Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi Stunting

Kondisi ekonomi keluarga, akses terhadap layanan kesehatan, serta tingkat pendidikan Moms juga sangat berpengaruh terhadap risiko stunting pada anak.

Ibu hamil yang berasal dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi mungkin mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan gizi yang memadai, serta tidak memiliki akses yang cukup terhadap perawatan prenatal yang berkualitas.

5. Pencegahan Stunting pada Ibu Hamil

Mencegah stunting harus dimulai sejak masa kehamilan.

Baca Juga: Apakah Stunting pada Anak Terjadi karena Genetik? Ini Penjelasannya

Beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil untuk mengurangi risiko stunting meliputi:

a. Peningkatan Asupan Gizi

Ibu hamil perlu memastikan asupan gizi yang cukup dengan mengonsumsi makanan kaya akan protein, vitamin, dan mineral seperti sayuran hijau, buah-buahan, ikan, telur, serta kacang-kacangan.

Konsumsi suplemen kehamilan seperti asam folat, zat besi, dan kalsium sesuai anjuran dokter dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi yang meningkat selama kehamilan.

b. Pemeriksaan Kehamilan Rutin

Pemeriksaan kehamilan secara rutin penting untuk memantau perkembangan janin dan mendeteksi adanya masalah kesehatan yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin.

Penanganan segera terhadap kondisi seperti anemia, infeksi, atau preeklamsia sangat penting untuk mencegah gangguan pertumbuhan janin yang bisa berujung pada stunting.

c. Menjaga Kebersihan dan Kesehatan

Infeksi selama kehamilan dapat mempengaruhi penyerapan nutrisi oleh tubuh Moms, sehingga menjaga kebersihan diri dan lingkungan sangat penting untuk mengurangi risiko infeksi.

Ibu hamil harus menjaga pola hidup sehat, menghindari paparan rokok, alkohol, dan polusi yang dapat membahayakan janin.

d. Pendidikan dan Konseling Gizi

Memberikan edukasi kepada ibu hamil mengenai pentingnya gizi dan perawatan kesehatan selama kehamilan dapat membantu mengurangi risiko stunting.

Konseling gizi dari petugas kesehatan juga sangat membantu Moms untuk mengetahui cara memilih makanan yang sehat dan bernutrisi untuk mendukung perkembangan janin.

Penutup

Stunting bukan hanya masalah gizi anak, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh kondisi gizi dan kesehatan Moms selama kehamilan.

Ibu hamil yang memperhatikan asupan gizi, menjaga kesehatan, serta melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dapat mengurangi risiko stunting pada anaknya.

Pencegahan stunting harus dimulai sejak awal kehamilan hingga pasca kelahiran, untuk memastikan tumbuh kembang anak berjalan optimal dan terbebas dari masalah pertumbuhan yang dapat berdampak jangka panjang.

Baca Juga: Mengapa Stunting Menyebabkan Pertumbuhan Anak Melambat? Ini Faktanya