Alasan Anak Tidak Dianjurkan Minum Teh, Ternyata Ini Dampak untuk Tumbuh Kembangnya

By Diah Puspita Ningrum, Minggu, 13 Oktober 2024 | 10:00 WIB
Alasan anak tidak dianjurkan minum teh (Freepik)

Nakita.id - Kenapa anak tidak dianjurkan minum teh? Pertanyaan tersebut mungkin pernah terlintas di benak Moms.

Teh adalah minuman yang sangat populer di berbagai kalangan, termasuk di Indonesia.

Baik teh hijau, teh hitam, maupun teh herbal sering kali menjadi pilihan favorit untuk menemani berbagai aktivitas sehari-hari.

Namun, meskipun teh memiliki banyak manfaat bagi orang dewasa, minuman ini tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh anak-anak.

Alasannya berkaitan dengan dampaknya terhadap kesehatan dan tumbuh kembang anak.

Mengapa teh tidak baik untuk anak? Mari kita telaah lebih lanjut.

Alasan Kenapa Anak Tidak Dianjurkan Minum Teh

1. Kandungan Kafein dalam Teh

Salah satu alasan utama mengapa teh tidak dianjurkan untuk anak-anak adalah karena kandungan kafeinnya.

Meskipun kandungan kafein dalam teh tidak setinggi kopi, tetap saja teh mengandung cukup kafein yang bisa berdampak negatif pada anak-anak.

Kafein adalah stimulan yang dapat mempengaruhi sistem saraf pusat dan bisa membuat anak menjadi hiperaktif, gelisah, atau bahkan kesulitan tidur.

Anak-anak memiliki toleransi yang lebih rendah terhadap kafein dibandingkan dengan orang dewasa.

Konsumsi kafein yang berlebihan pada anak-anak dapat menyebabkan gejala seperti kecemasan, gangguan tidur, peningkatan detak jantung, dan kesulitan berkonsentrasi.

Baca Juga: Sudah Tahu Belum? Minum Teh Hijau Sebelum Tidur Bisa Bikin Tubuh Jadi Seperti Ini

Selain itu, efek jangka panjang dari konsumsi kafein yang berlebihan pada anak-anak bisa mempengaruhi perkembangan otak yang masih dalam proses pertumbuhan.

2. Penghambatan Penyerapan Zat Besi

Teh, terutama teh hitam, mengandung senyawa yang dikenal sebagai tanin. Tanin memiliki sifat penghambat penyerapan zat besi dalam tubuh.

Zat besi adalah nutrisi penting yang dibutuhkan anak-anak untuk pertumbuhan dan perkembangan, terutama dalam pembentukan sel darah merah.

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, yang gejalanya meliputi kelelahan, kulit pucat, dan kemampuan belajar yang menurun.

Bagi anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, kebutuhan zat besi sangatlah penting.

Jika mereka sering mengonsumsi teh, penyerapan zat besi dari makanan lain yang mereka konsumsi dapat terganggu, sehingga meningkatkan risiko defisiensi zat besi.

Oleh karena itu, penting untuk menjaga agar anak tidak terlalu sering minum teh, terutama bersamaan dengan makanan yang kaya akan zat besi.

3. Mengganggu Pola Tidur Anak

Kafein yang terdapat dalam teh dapat memengaruhi pola tidur anak-anak.

Anak-anak membutuhkan waktu tidur yang cukup untuk mendukung proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta otaknya.

Gangguan tidur pada anak-anak, seperti sulit tidur atau terbangun di tengah malam, dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental mereka.

Kurang tidur pada anak-anak sering dikaitkan dengan berbagai masalah, seperti sulit berkonsentrasi di sekolah, peningkatan risiko obesitas, dan masalah perilaku.

Baca Juga: Kebiasaan Minum Teh pada Ibu Menyusui Bermanfaat Jika Dilakukan dengan Tips Ini

Karena kafein dalam teh bisa bertahan di dalam tubuh selama beberapa jam, minum teh di sore atau malam hari dapat mengganggu siklus tidur alami anak.

4. Mengurangi Nafsu Makan

Teh juga memiliki sifat menekan nafsu makan, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.

Bagi anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan, nutrisi yang cukup sangatlah penting.

Jika anak sering minum teh, mereka mungkin merasa kenyang dan tidak ingin makan makanan bergizi yang diperlukan tubuh mereka untuk berkembang.

Nafsu makan yang berkurang bisa menyebabkan anak kekurangan asupan kalori, protein, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan optimal.

Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa minuman yang diberikan kepada anak-anak tidak mengganggu pola makan mereka yang sehat.

5. Pengaruh pada Kesehatan Tulang

Anak-anak memerlukan kalsium yang cukup untuk mendukung pertumbuhan tulang dan gigi yang kuat.

Beberapa jenis teh, terutama teh hitam, dapat mengandung oksalat, senyawa yang bisa mengikat kalsium dan menghambat penyerapannya dalam tubuh.

Kalsium sangat penting untuk pembentukan tulang, dan kekurangan kalsium pada anak-anak dapat menyebabkan masalah kesehatan tulang di masa mendatang, seperti osteopenia atau osteoporosis.

Anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan memerlukan asupan kalsium yang cukup dari makanan dan minuman seperti susu, keju, dan sayuran hijau.

Mengganti minuman bergizi seperti susu dengan teh dapat mengurangi asupan kalsium harian yang sangat dibutuhkan oleh anak.

Baca Juga: Bolehkah Minum Teh Hijau saat Sahur? Simak Faktanya di Sini!

6. Meningkatkan Risiko Kerusakan Gigi

Teh manis yang sering diberikan kepada anak-anak juga bisa meningkatkan risiko kerusakan gigi.

Kandungan gula yang tinggi dalam teh manis dapat menyebabkan gigi berlubang, terutama jika anak sering meminumnya di luar waktu makan.

Bakteri di mulut akan memfermentasi gula menjadi asam yang merusak email gigi.

Selain itu, teh juga memiliki sifat asam, meskipun tidak setinggi minuman bersoda, yang bisa merusak lapisan luar gigi secara perlahan jika dikonsumsi dalam jumlah besar.

Oleh karena itu, sebaiknya orang tua menghindari memberikan teh manis kepada anak secara berlebihan dan memastikan anak tetap menjaga kebersihan gigi dengan baik.

Meskipun teh adalah minuman yang memiliki banyak manfaat bagi orang dewasa, sebaiknya anak-anak tidak mengonsumsinya secara berlebihan.

Kandungan kafein, tanin, dan sifat penekan nafsu makan dalam teh bisa berdampak negatif pada tumbuh kembang anak.

Orang tua perlu lebih berhati-hati dalam memilih minuman yang diberikan kepada anak-anak, memastikan bahwa minuman tersebut mendukung kebutuhan nutrisi dan kesehatan mereka.

Pilihan yang lebih sehat seperti air putih, susu, dan jus buah alami adalah alternatif yang lebih baik untuk mendukung pertumbuhan optimal anak.

Sebagian artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan